56.

2.7K 270 16
                                    

dua kaki yang saling bergesekan, karena salah satu nya sedang mencari kenyamanan. sedang yang satunnya sangat ogah ogahan dan ingin sekali bangkit dari ranjang.

"mas kamu bilang tadi 5 menit lagi loh. tapi ini udah hampir dua puluh menit" decak Salma dengan berusaha menyingkirkan kaki suami nya di atas kaki nya.

"bentar lagi" balas Rony dengan suara seraknya.

"bentar lagi mulu, ayo bangun mas, gini nih kalau setelah subuh tidur" omel Salma.

"kan ngantuk Saaal"

"salah siapa nonton bola sampe pagi? udah ah ayo bangun" lagi lagi Salma berusaha mendorong tubuh suami nya.

"maaaaasss engepp"

Rony menjauhkan kepalanya dari kepala Salma, tangan nya juga lepas dari melingkari dada istrinya. mata nya terbuka sedikit, sangat sipit di sertau dengan wajah bengong nya.

hanya lima dekit, kemudian Rony merubah posisi nya menjadi memunggungi Salma dan memeluk guling nya.

"huh, dasar bayi tua" setelah mengucapkan ini pun Salma bangkit dan keluar dari kamar.

"mama ngapain?" tanya Salma saat mendapati Santi sedang berada di dapur.

"eh Sal, ini mama lagi bikinin kamu susu" ucap Santi dengan wajah sumringah nya.

Salma terdiam sepersekian detik, kemudian mencoba berbicara dengan nada sangat pelan pada ibu mertua nya "mah"

"iya?" Santi menoleh pada Salma.

"mm maaf ma, Salma nggak boleh minum susu itu sama mas Rony" Salma menundukkan kepalanya, dia takut menyakiti hati ibu mertua nya.

"loh kenapa? kan susu hamil itu bagus buat pertumbuhan janin kamu"

"iya ma, tapi susu hamil itu kandungan gula nya sangat tinggi. kata mas Rony, kalau emang mau ambil kalsium dari susu nya bisa di ganti dengan freshmilk aja. tau nggak yang paling penting itu vitamin nya mah"  Santi hanya diam menatap Salma.

"m-mah, sini, Salma mau kok minum susu nya" Salma sangat tak enak hati. jadi dia memutuskan untuk meminum susu nya.

"jangan nak" cegah Santi dengan lembut di sertai dengan senyuman "mama nggak mau kenapa napa sama kamu. nurut aja ya apa kata Rony, dia jauh lebih tau dari pada kita"

"iya ma" Salma mengangguk, dia tidak menyangka jika respon ibu mertua nya di luar dugaan nya "juga Salma kan belum ke dokter kandungan sama sekali. jadi, biar sementara ini mas Rony yang jadi dokter Salma dan calon anak kita" ucapan Salma di sertai elusan di perut nya.

"iya Sal, apapun itu poko nya kamu harus baik baik ajaa, jangan memikirkan apa apa ya. jangan lupa juga vitamin penambah darah nya"

"iya ma, tapi Salma masih belum butuh itu, karena setiap hari mas Rony selalu mantau tekanan darah aku. dan kata nya, seperti itu"

"hengss" Santi mengusap lembut wajah Salma "enaknya ya, yang punya suami dokter. apa apa di pantau, nggak bisa nih keluar dari line"

"hahaha mama bisa aja"

"yaudah, mama mau nata ini semua di meja makan" tunjuk Santi pada menu sarapan pagi yang masih ada di dapur.

"ma, Salma beneran minta maaf ya" ucap Salma dengan mengait tangan Santi.

"iya nak, mama ngerti kok. mama juga nggak akan ngebahayain kalian. mama kan juga ikut nunggu" Salma hanya tersenyum membalas nya.

"bentar ya" Santi mengambil dua piring, lalu berjalan ke meja makan.

"kak Rana mana ma?" tanya Salma di belakang nya, perempuan itu turut serta membantu Santi untuk menata hasil masakan mertua juga iparnya.

"kakak mu lagi nyiram taneman di depan. loh Sal, kamu kok ikut bawa bawa ini sih" Santi merebut piring itu dan meletakkan nya di atas meja.

Muhasabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang