"kamu hati hati ya mas" ucap Salma pada suami nya. dia mengantarkan Rony kedepan, dan mengait lengan nya mesra.
"iya Sal, kamu sama Nabila hati hati ya di rumah. jangan bukain pintu buat siapapun. karena mama juga nggak bakalan ke sini" ucap Rony.
"iya mas"
"aku berangkat ya. aku bakalan perjuangin keutuhan rumah tangga kita, tolong percaya sama aku Sal, apapun itu"
"aku akan selalu percaya mas" Senyum Salma diakhir kalimat.
Rony pun mengangguk dan segera pergi dari halam rumah nya setelah berpamitan dengan Salma.
"kamu pasti berhasil mas"
"iya sayang" Rony pun mencium kening Salma.
perjalanan yang memakan waktu hampir dua jam, telah dia tempuh dengan selamat sampai ke tujuan. saat ini, Rony tengah berdiri di depan pintu rumah Bunga yang ada di bandung.
"hei sayang. kok ke sini nggak bilang bilang sih?" Bunga yang baru saja membuka pintu rumah pun terkejut mendapati keberadaan Rony.
"kenapa? kamu nggak seneng aku ke sini?" Rony pun kini mengubah nada bicara nya sangat lembut. dia datang mendekat pada Bunga, lalu mengurai rambut nya.
"gimana kabar kamu? dan calon anak kita?" pertanyaan Rony membuat Bunga membeku. dia tidak menyangka jika Rony akan mempertanyakan hal ini.
"ahh aku seneng banget sayang kamu ke sini, a-aku dan anak kita baik baik saja" jawab Bunga sedikit gugup.
"aku boleh masuk nggak?" tanya Rony dengan menunjuk rumah nya.
"i-iya ayo m-masuk" Bunga pun mengikuti langkah Rony di belakang nya. lalu mereka duduk di ruang tamu.
"mm Salma?"
"dia yang suruh aku dateng kesini, aku mau belajar adil, kamu juga istri aku kan?. yang sudah seharusnya juga menerima nafkah lahir dan batin" ucap Rony.
~nafkah lahir batin?~
"hmh iya" semnyum Bunga terlihat sumbang.
"oh iya, aku juga bakalan ada di sini sama kamu, seminggu kedepan. gimana kuliah kamu? ada perlu biaya? atau perlu bantuan yang lain nya?"
Bunga menggeleng cepat "e-nggak ada, aku udah bayar kok"
"oh iya? kamu dapet uang dari mana? kamu kan udah jarang ke rumah sakit"
"aku ada tabungan Ron" jawab Bunga dengan cepat, untuk mengalihkan pertanyaan Rony.
Rony mengambil tangan Bunga, dia genggam dan dia usap dengan pelan "kamu itu udah bersuami, jangan gunakan uang tabungan kamu buat keperluan kamu. kamu bisa minta ke aku, aku pasti bakal usahain itu, walau sebanyak apapun. kamu juga jangan cape cape, aku nggak mau anak kita kenapa napa, ya"
"iya sayang, aku bakalan jaga anak kita baik baik ko"
Rony pun mengangguk, mata nya mengedar menatap seluruh isi ruangan.
"kenapa?"
"enggak" Rony menggeleng "oh ya, aku mau istirahat sebentar boleh? kamar kita yang mana?"
Bunga pun beridiri, dia mempersilahkan Rony untuk masuk ke dalam kamar nya.
"aku tadi mau ke kampus sebentar, kamu nggak apa apa aku tinggal?" Rony pun mengangguk.
"yaudah, aku berangkat ya"
"hati hati" Rony mengusap kepala Bunga pelan. dan Bunga hanya tersenyum sebagai jawaban.
~gawat ini kalau mas Zulfikar tau gimana?~ batin Bunga dalam hatinya.