setelah selesai dengan urusan di rumah sakit, Rony pun kembali pulang ke rumah mama nya. dia melihat Salma sedang membantu Santi ke kamar mandi. dia menghampiri Salma, untuk membantu nya.
"sini sama aku aja mama" ucap Rony.
Salma menoleh, kemudian tersenyum "ngga usah, mas Rony pasti capek kan? biar sama aku aja ya, kamu tungguiin di kamar" tak mau mendebat akhirnya Rony pun beranjak ke kamar nya sendiri.
setelah selesai membantu Santi, Salma pun segera menghampiri Rony dan masuk ke dalam kamar Rony yang ada di rumah Santi. disana, dia sudah mendapati Rony yang merebahkan diri nya di atas kasur sembari bermain ponsel.
"mas" sapa Salma pada suami nya.
"sini Sal" Salma pun menghampiri suami nya "aku mau ngomong sesuatu"
"ada apa sayang? hm?" tanya Salma dengan nada sangat lembut.
"kamu beneran mau nginep di sini? nggak pulang aka kita?" tanya Rony lebih dulu sebelum lanjut ke pembahasan. dan Salma pun mengangguk yakin "sebenernya, aku ada tugas ke bandung, ini sangat mendadak dan berangkat nanti malam sayang, aku ngga bisa nolak ini karena tiket nya sudah di siap kan sama dokter Zulfikar" ujar Rony dengans sedih.
"terus kenapa raut wajah suami ku ini sedih?" Salma mengusap wajah itu pelan.
"aku ngga bisa dong ninggalin kamu sendirian di rumah mama, aku khawatir Sal"
"mas" Salma mengusap tangan Rony "apa yang kamu khawatirkan?, kamu kan baru aja baikan sama mama, ini juga bisa menjadi kesempatan buat aku untuk merebut hati mama. kamu nggak usah khawatir ya, kamu selesaikan semua tugas kamu mas, aku doakan dari sini"
ngomong ngomong soal ke bandung, kenapa Rony bilang tiket sudah di siapkan? "eh tapi kok ke bandung? tiket?" Salma pun bingung.
"naik kereta Sal, dokter Zulfikar udah urus semua nya, termasuk tempat tinggal aku selama dua minggu kedepan. awalnya aku tolak, aku mau ini di handel sama dokter Diman yang baru memulai karir nya di cita raya. tapi dokter Zulfikar menolak dan bilang aku ini ngga tau terimakasih"
Salma menyadari kesedihan suaminya, semua yang sudah Rony dapatkan saat ini, dianggap hutang budi oleh rumah sakit. namun dia tidak ingin memperkeruh suasana hati suami nya, akhirnya Salma pun tertawa mencoba menghiburnya.
"mmbbh hahahahahahah. yaampun bandung situ aja pake naik kereta kamu gas ngueeeeengg juga sampe, los pokok e mas Ronyyyy"
Rony sedikit tersenyum melihat Salma, lalu menaarik istri nya agar berbaring di sebelah nya "aku masih takut kamu di apa apain sama mama Sal. pikiran aku udah kalut dan buruk sekali" Rony mencium pelipis Salma.
"kamu tenang aja mas, aku di sini bakalan baik baik aja. aku bakal temenin mama kamu, dan merawat m beliau sampai sembuh" Salma mendongak menatap suaminya "selama dua minggu kamu jauh dari aku, izinkan aku berbakti sama kamu lewat mama mu ya mas"
"Sal, hati kamu luas banget sih sayang. beruntuuung banget aku punya kamu" ucap Rony dengan mata yang sudah berkaca kaca.
"kita sama sama beruntung mas" pungkas Salma lalu mencium rahang Rony.
"kamu ikut ajalah ayo"
"emang boleh?" Rony menggeleng atas pertanyaan Salma.
"yaudah ngga usah, aku di sini aja ya, jagain mama, jangan di pikir berlebihan mas, biar nggak berat di beban"
"jujur Sal, ngga tau kenapa perasaan aku nggak enak banget sayang buat ninggalin kamu, ini bukan tentang mama. tapi ada sesuatu yang ngebuat aku jadi berat. tapi entah itu apa, rasanya....mengganjal di dada"