Rony masih saja terus menangisi diri nya, memeluk lutut dan bersandar pada ranjang. ingin sekali dia marah pada takdir, ingin sekali dia menyumpahi masalah hidup. tapi Rony kembali lagi pada hati nya yang lembut, yang mempercayai keindahan pelangi setelah turun nya badai hujan. Allah adalah sebaik sebaik nya penolong hamba Nya.
"aku nggak tau Sal, aku nggak tau harus gimana hiks hiks" terus saja dia meracau seorang diri.
"aku nggak sadar waktu itu Sal, aku mau bilang kalau aku nggak melakukan itu, tapi aku lebih takut kalau kenyataan nya memang aku melakukan itu Sal henghhs seehkk aaaghhhhhhh aku bingung yaAllah" tubuh nya semakin bergetar akibat isakan tangis nya.
Rony mendongakkan kepalanya, mata nya terpejam isakan masih sangat jelas terdengar.
sudah berkali kali Rony kekuar dari kamar, hanya untuk melihat Salma di dalam kamar nya. namun perempuan itu juga masih setia dengan segala kesedihannya.
berkali kali Rony ketuk pintu nya, berkali kali juga tidak ada jawaban dari Salma.
meski hari sudah sangat larut malam, kedua pasangan itu sama sekali tidak merasa lapar. mereka benar benar hanyut dalam rasa sedih nya. benar benar kalut dalam emosi yang membara dalam dada nya.
andai saja, andai saja waktu itu Rony berani menolak, dan tidak terlalu memikirkan ucapan Zulfikar yang menyindir nya swbagai orang yang tidak tau diri. mungkin dia dan Salma nya masih bahagia dan baik baik saja saat ini. namun nyatanya kini, dia hanya bisa berandai andai dalam pikiran dan hati nya.
Rony bangkit dari lantai. tubuh lunglai nya yang melemas itu berjalan ke arah nakas, melihat jam terlebih dahulu di layar ponsel nya.
~udah jam 2 malam~ batin Rony.
kemeja yang di kenakan Rony tadi pagi masih melekat sempurna di badan nya. rambut yang acak acakan serta mata yang sudah bengkak menutup. sedari tadi dia hanya mengambil wudhu, lalu kembali meratapi nasib nya yang mengenaskan.
dia berjalan dengan gontai, dan berusaha kembali mengetuk pintu kamar Salma.
~toktoktok~
"sayang, keluar yuk. kita makan dulu" ucap Rony dengan suara sangat lemas dan hampir tidak terdengar.
"Salma, aku takut kamu sakit sayang"
"sayang, aku sayang banget sama kamu Sal, aku cinta kamu karena Allah"
"maafin aku sayang"
lagi lagi Rony hanya dapat kembali masuk ke dalam kamar nya dengan tangan kosong. dia tidak berhasil membujuk Salma untuk keluar kamar dan makan.
sebelum kembali ke kamar, dia menyempatkan diri untuk pergi ke ruang laundry, di sana dia mengambil sepasang baju dan sarung suci untuk dia gunakan tahajjud.
Rony mendudukkan dirinya diatas ranjang sejenak, lalu mulai melepaskan kancing baju nya. dia akan membersihkan diri, dan melakukan sholat malam.
lima belas menit kemudian, Rony keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar dan suci. dia gelar sajadah, merapikan kopyah dan mulai melakukan sholat nya dengan tuma'ninah, insyaAllah.
sebelum salam di sujud terakhir, Rony melamakan waktu sujud nya hanya untuk memmohon ampun pada Allah dengan sebanyak banyak nya. menumpahkan segala keluh dan kesah, memohon pertolongan serta jalan untuk keluar dari semua kekacauan yang ada.
"Allahuakbar" takhiyat akhir di bacanya dengan begitu fasih. mulut nya bergetar, air mata nya juga tak mau berhenti keluar.
"assalamualaikum warahmatullah" 2x