18.

3K 247 23
                                    

~hallo dek, kata nya lo ada di jawa tengah ya?~ tanya Rana pada Rony dalam sambungan telfon nya.

"iya kak, kenapa? kok lo tau?"

~semalem gua di telfon sama mama, dia udah cerita semuanya tentang lo, yang kata nya ngga pamit dulu pas pergi~

"dan lo percaya?"

~dek, gua udah khatam gimana mama. ngga mungkin lah gua telan mentah mentah gitu aja, makanya gua telfon Nabila, dan dia bilang lo ada di wonosobo. gua udah denger semua nya dari Nabila, lo...stress banget pasti ya?~

pertanyaan Rana membuat Rony diam ~lo yang sabar ya~

"mama nyuruh gua tes ulang kak, gua nggak tau sama sekali sama jalan pikiran mama" Rony mulai menceritakan apa yang membuat hati nya masih sakit.

~lo mau?~

"enggak"

~lo tolak dengan tegas, pasti mama terpengaruh sama omongan orang itu. dari dulu ngga pernah berubah. selalu aja semaunya sendiri~

"gua mau ngikutin jejak lo rasa nya kak"

~lo mau pergi dari rumah?~

"iya"

~kalau keputusan lo udah mantep, ya lo lakuin aja. sesekali mama itu harus tau, kalau dia tidak bis mengendalikan anak anak nya semau nya lagi. mama harus sadar, kalau anak anak nya itu udah berkeluarga, udah pada dewasa, ngga bisa di tuntut ini dan itu~

"tapi Salma ngga mau"

~kenapa?~

"karena mama cuma punya gua, dan lo udah jauh" jawab Rony.

~yaeleh dek, kan yang penting kita kirimin uang tiap bulan nya~

"serba salah jadi anak, kita ngga bisa menelantarkan mama begitu aja kak. kita bisa saja mengirim mama banyak uang, tapi yang nama nya ibu juga memiliki rasa rindu. kak, sekesal apapun gua sama mama, masih ada sedikit dalam hati ngga mau ninggalin mama" jujur Rony pada kaka nya.

~kalau lo beneran lelah?~

"gua bakalan pergi, dan paksa Salma"

~hmhh, yaudah deh. lo baik baik ya sama istri lo. jangan terlalu di pikirin, di bawa santai aja. hidup ngga melulu soalan anak, tapi di sini gua selalu doain lo biar cepet dapetin mainan lucu yang bisa minta uang jajan hahah"

Rony tersenyum mendengar ucapan kakak nya "makasih ya, lo juga baik baik di surabaya. udah, gua mau siap siap pergi ke bandara"

~lo ngga mau ke surabaya dulu sekalian?~

"ngga bisalah, gua juga masih ada tanggung jawab kali do rumah sakit"

~iya deh iyaa pak dokter, lo jangan sedih sedih terus ya, gua sayang sama lo~

"gua juga sayang lo, assalamualaikum"

setelah ponsel nya mati, Rony memasukkan nya ke dalam saku celana nya. lalu menghampiri Salma yang berada di dalam kamar.

"sudah sayang?" tanya Salma.

"sudah, kamu dapet salam dari kak Rana"

"waalaikumsalam, yaudah, ayo mas kita keluar" Salma mengambil tas nya, lalu menggandeng tangan Rony yang tidak menggeret koper.

dalam perjalanan mereka terus saling menggenggam satu sama lain. saling menyadar, dan saling menguatkan.

*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*

Salma dan Rony yang baru saja tiba di rumah nya sudah di sambut oleh Santi dan juga Bunga. mereka menunggu sembari duduk di kursi yang ada di teras rumah Rony dan Salma.

"mama" lirih Rony, kemudian dia menggandeng tangan Salma dan menuntunnya menuju ke arah mama nya.

Santi berdiri, dan di ikuti oleh Bunga. Rony mengait tangan mama nya, lalu mencium nya "assalamualaikum ma" ucap Rony.

"waalaikumsalam, gimana kabar kamu?"

"kita berdua baik baik saja ma" jawab Rony dengan menatap Salma.

"mmh ma" Salma mencium tangan Santi seperti apa yang di lakukan Rony.

"mama apa gimana kabar nya?" Salma balik bertanya pada ibu mertuanya.

"baik, tapi akan jadi lebih baik kalau Rony tes sperma nya lagi di rumah sakit lain" jawab Santi dengan nada ketus.

"ma, ini lagi ini lagi. bisa ngga sih, kalau ngga bahas ini? Rony itu capek loh habis kerja. baru aja pulang" marah Rony.

"kamu ngga kerja, kamu itu cuti kan? kamu udah berani bohongin mama Rony? kamu semenjak menikah sama dia kenapa jadi anak yang sangat membangkang seperti ini"

"ma"

"mama tau dari Bunga, kalau kamu nggak ada kerjaan di sana. dan kamu.." Santi menunjuk Salma "kamu pastikan yang ngehasut anak saya supaya dia pergi liburan tanpa ngajak mama nya? iya kan?. sebenci itukah kamu sama saya??"

"ma, ini bukan salah Salma. dan kamu Bunga, kenapa kamu selalu saja ikut campur urusan keluarga saya? kamu selalu mencuci pikiran mama saya"

"maaf dokter, tapi saya menjawab dengan jujur apa yang di pertanyakan oleh tante Santi, kalau dokter sebenarnya nggak kerja" jelas Bunga tanpa wajah tanpa dosa.

Salma menatap Bunga, rasanya ingin sekali dia menjadi wanita yang kasar. tapi dia masih menahan nya demi menjaga nama baik nya di depan ibu mertua nya. meskipun, nama nya sama sekali tidak pernah di pandang baik.

"hmmh, sudahlah. nggak perlu kita teruskan ini. kamu mau kan? tes kesuburan kamu lagi?"

"enggak" tolak Rony tegas dan kasar.

"dokter, bisa saja kan hasil yang dari rumah sakit cita raya itu sal-"

"LO DIAM" bentakan Rony membuat Bunga memejamkan mata nya "lo ngga perlu merendahkan diri lo di depan gua. mau lo bugil sekalipun, gua nggak tertarik. denger? GUA NGGAK TERTARIK"

"sayang" Salam mencoba menenangkan suaminya.

"mending sekarang lo pulang, dna berhenti mencuci otak mama gua" Rony menunjuk pintu pagar rumah nya "pintu nya ada di sana"

"Rony, kamu ngga boleh dong usir dia. dia kan datang nya sama mama" Santi mencoba membela Bunga.

"KELUAR" Rony membentak Bunga sekali lagi. dengan kesal Bunga pun pergi meninggalkan rumah Rony.

"kalau mama masih mau di sini terserah, kalau pulang silahkan pulang. Rony sama Salma mau istirahat ma" tangan kanan Rony memegang koper, kemudian tangan sebelah kiri menggenggam Salma.

"ayo Sal" suara Rony bergetar.

Saat Rony menarik nya melangkah, Salma melepaskan cekalan suaminya. Rony sudah tidak perduli lagi, dia masuk ke dalam dan meninggalkan mama dan istri nya.

"ma"

"puas kamu? anak yang saya besarkan berani membentak dan mengusir mama nya? hah?"

"maaf ma" Salma hanya bisa meminta maaf dan terus menunduk.

"ini semua gara gara kamu" Santi mendorong tubuh Salma, hingga Salma jatuh dan terbentur meja yang ada di teras.

~brugh~

"MAMA" teriak Rony dari dalam rumah. sejak tadi Rony masih menunggu Salma, dia tidak langsung masuk ke dalam kamar.

mendengar teriakan Rony, Santi pun berlalu begitu saja dari sana, tanpa memperdulikan Salma yang sesang kesakitan dan memegang pinggang nya.

Muhasabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang