"Sal..."
"huwkk huwkk mash mualh bangeth" Salma bangkit dari kasur, lalu berjalan ke arah kamar mandi.
"huwkk hahh huwkk"
"kamu ini kenapa?" tanya Rony sembari memijat tengkuk leher Salma.
Salma hanya menggeleng, dan terus memuntahkan isi perutnya. kali ini mual nya sangat parah, membuat air mata nya ikut keluar.
"sudah?" tanya Rony saat Salma membasuh mulut nya.
"iyah" jawab Salma dengan lemas.
"ayo ke keluar" Rony menuntun Salma, dia memegang erat tangan dan bahu Salma.
"apa yang kamu rasakan? awal gejala nya gimana?"
"nggak tau mas, pagi tadi, pas aku bangun perut aku udah nggak enak banget, perih, kram, nggak taulah begah gitu" jelas Salma pada suami nya.
"tiduran" perintah Rony saat mereka sudah sampai pada ranjang.
"ada lagi yang kamu keluhkan?" Rony kembali bertanya, dengan posisi dia mengambil stetoskop di tas kerja nya.
"apa? aku cuma pusing. tapi mual nya itu dateng enggak dateng enggak gitu" Salma menggoyangkan kepalanya, mencari kenyamanan diatas bantal.
"kapan terakhir makan?" Rony kini sudah duduk di sisi ranjang. dan menghadap pada Salma.
"aku sarapan kok mas tadi pagi, kemarin kemarin juga makan nya teratur" Rony pun mengangguk lalu mengusap perut Salma sejenak.
"tarik nafas dulu, maaf yaa aku tekan perut nya" Salma hanya mengangguk pasrah.
Tangan kekar sebelah kanan milik Rony berada di bagian atas perut Salma. tepat di bagian bawah dada.
"kalau di tekan gini sakit?"
Salma menggeleng "enggak mas"
"sini? sakit nggak?" Rony menurunkan posisi tangan nya. menjadi agak lebih ke bawah di bagian perut sebelah kanan.
"enggak" kemudian berpindah lagi menjadi ke sebelah kiri bagian atas.
"maaf sayang, aku teken agak kenceng ya" sebelum menekan, Rony mengusap nya lebih dulu "sakit nggak?"
"enggak mas, nggak kerasa apa apa"
"muntah nya ada rasa asem nya?"
"iya, warna nya kuning, kamu kan tadi juga liat" setelah mendengarkan penjelasan Salma. Rony pun memasang stetoskop di telinganya.
dia menyingkap baju Salma sedikit ke atas, lalu menempelkan benda bulat kecil itu pada kulit perut milik Salma.
Rony hanya diam, sampai empat kali dia memindahkan stetoskop nya.
"mas, dia bisikin apa sih di telinga kamu?" pertanyaan Salma membuat Rony tertawa.
"dia bilang, aku belum di kasih makan nih sama Salma" jawab Rony dengan suara bak anak kecil.
"iih apaansih, baru aja juga makan malam sama kamu" omel Salma.
"kepala nya pusing banget? ada kaya goyang nggak sekeliling nya?" Salma pun megangguk.
"aku tensi dulu ya" Rony mengambil tensimeter, lalu menensinya di lengan Salma.
"normal sayang, sebentar" Rony menggaruk hidung nya, lalu kembali meletakkan stetoskop di perut istrinya, di bagian tengah.
"kamu terakhir haid kapan? yang waktu aku habis dari bandung itu ya?" Salma hanya mengangguk polos.
"Sal? kamu...udah coba tespek?" ucap Rony sepelan mungkin, dia tidak mau menyinggung Salma.