empat bulan sudah berhasil di lalui Salma dengan berbagai macam lika liku kehamilan. entah itu rasa mual, punggung sakit, perut kram, atau apapun lainnya yang berkaitan dengan kehamilan nya.
namun dalam hal itu Rony tidak pernah ketinggalan, dalam apapun yang berkaitan dengan istri dan calon anak nya. sebisa mungkin Rony selalu ada, dan menuruti segala keinginan Salma.
saat ini Nabila sudah mulai berja, di rumah sakit lain yang hanya mengharuskan dia datang seminggu dua kali. hal itu di putuskan Nabila agar bisa lebih banyak waktu berdua dengan Paul, dan mengurusnya.
Rony dan Paul tetap berada di cita raya, Paul masih dengan posisi yang sama. sedang Rony sudah menjadi manager operasional sejak beberapa bulan yang lalu. tapi sesekali dia ikut melakukan operasi yang membutuhkan tindakan dengan cepat. saat tidak ada dokter bedah yang sedang berjaga.
sedangkan Edo, yaa laki laki itu juga masih berada di cita raya. dia sudah berhasil membuat banyak orang yang berhasil dalam program hamilnya. kini, namanya semakin di kagumi dan di perbincangkan oleh mama mama yang sedang menjadi pasien nya.
~plak~ Salma memukul lengan Rony dengan keras.
"awsh sakit sayang" keluh Rony dengan mengusp usap lengan nya.
"biarin" sakras Salma.
"kamu ini kenapa sih?" Rony berusaha untuk bangkit dari rebahan nya, dan menghadap pada Salma di sebelah nya.
"aku nggak suka denger nafas kamu" jawab Salma dengan cepat, lalu dia pun bangkit dari rebahan nya.
"hah?"
"ih diem, aku nggak sukaaa" Salma memelintir tangan Rony dengan kasar.
"masa aku nggak boleh nafas sih Sal?"
"iya nggak boleh, mas Rony itu harus gini, nih kaya gini 🗿"
"hahahha, mana bisa, aku juga mau ngobrol sama kamu"
"jangan ketawaaaaaaaa, ngeselin bangeth sih hiks hiks hisk, kamu emang udah nggak sayang sama akuh hiks" saking kesalnya, Salma pun menangis di buatnya.
"loh kok nangis sayang" Rony berusaha untuk memegang bahu Salma. namun dengan kasar di tepisnya, dan keluar dari kamar meninggalkan Rony.
"hiks hiks ayah jahat dek, dia egois, masak dia nggak mau ngghak mafash hiks hiks" Salma mendudukkan dirinya pada sofa dengan telefisi lalu menangis dengan sesenggukan.
"loh anak mama kenapa nak?" Santi yang baru saja tiba pun menghampiri Salma, dia duduk di sebelah Salma dan mengusap kepala nya.
"hiks hiks hiks" Salma hanya sesenggukan di dalam pelukan ibu mertuanya.
"hei kamu kenapa? ada yang sakit? Rony mana?" Salma hanya menggeleng dengen pertanyaan Santi.
"mah, mamah kapan dateng" Rony bergabung bersama dengan Salma dan ibunya di depan televisi.
"kamu ini gimana? istrinya nangis di biarin" omel Santi pada Rony.
"hmhh, aku juga udah nenangin tadi ma, tadi dia nggak mau deket aku. di geplakin nih" adu Rony pada ibu nya.
"kamu kenapa nak?"
"hiks hiks ah kuh ngghak mau denger suara nafash mas Ronyh hiks hiks henghs" ucap Salma dengan terbata bata.
Santi menatap Rony dengan heran, sedang Rony hanya tersenyum lalu mengusap wajahnya pelan.
"kenapa?"
"berisikh henghs akuh nggak suka maah hiks hiks hisk" Santi sudah sangat ingin meledakkan tawanya, namun sebisa mungkin dia tahan karena tidak ingin membuat hati menantunya semakin sakit.
"ah kuh mau nyah dia ginnih 🗿" Salma mencontohkan ekspresi patung pada ibu mertuanya. sedang Rony sudah tidak kuat lagi untuk tidak tertawa.
"hahahhah"
"janghan ketawwaaahh hiks hiks henghs" Salma ingin sekali memukul Rony karena kesal.
"mas jangan ketawa" titah Santi pada Rony "udah yaa, hei mama bawain sate taichan yang kamu pengen loh, mau makan nggak?"
Salma mengusap air mata serta ingusnya "benerahn henghs hiks"
"iya nak"
"iya mauh"
"jehhahahah" lagi lagi Rony tertawa. Salma menoleh dan kembali menangis.
"huuaaaaaaaa heeeenghsss sehkk heeeengh hiks hiks hisk" hati Salam sangat dongkol mendengar tawa Rony. apalagi nafasnya.
"Rony udah"
"iya mas iya" Rony merebahkan tubuhnya di sofa, lalu menutup wajahnya dan mngusap nya sedikit, bahkan dia menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelucuan serta kerandoman istrinya.
"ayo nak ke meja makan" Santi menarik tangan Salma dan menyuruhnya berjalan lebih dulu.
"kamu jangan ikut ke sana, diem dulu di sini, nanti istrimu nggak jadi makan. biarin dia makan dulu"
"iya mah iyaaa, Rony paham kok"
Santi mendekat dan menjewer sedikit jambang Rony "kamu ini, udah tau istrinya hamil, masih saja suka godain"
"hahaha ya habisnya lucu, masa Rony nggak boleh nafas" jawab Rony dengan ekspresi lucu "seberisik apasih nafas aku emangnya"
"udah mama nggak bisa berkata kata lagi soal kalian, mama mau nemenin menantu dan calon cucu mama makan dulu deh" Santi pun menyusul Salma ke meja makan dan menemani nya di sana.
sedangkan Rony, laki laki itu lebih memilih untuk menonton upin ipin dari pada mengganggu istrinya dan menghilangkan nafsu makan istri nya.