13.

2.7K 302 24
                                    

"sayang" Salma mencoba mengejar suaminya yang berjalan dengan cepat masuk ke dalam rumah mama nya.

"mas Rony tunggu" Salma berhasil meraih lengan suaminya, dan Rony pun menghentikan langkah nya.

"mas, mas Rony mau ngapain ke rumah mama?" tanya Salma dengan air muka nya yang sedih.

"aku harus temuin mama Sal" jawab Rony singkat.

"buat apa?" Salma sangat lembut mengucapkan nya "kita pulang dulu ya"

Rony tidak mengiyakan ajakan Salma, dia menarik tangan nya, lalu masuk ke dalam rumah mama nya.

~brak~ pintu rumah di buka dengan kasar.

Santi yang baru saja membuat es di dapur pun terkejut, dia berjalan menghampiri Rony sembari memegang gelas di tangan nya.

"ada apa sih Ron, kenapa banting banting pintu?" marah Santi.

"kalian berantem? iya?. apa? kenapa? pasti karena kamu udah capek ya nggak dapet dapet anak? kamu pasti udah ngerasa kesepian kan? makanya kamu semarah ini sama dia?" ucap Santi dengan panjang lebar tanpa nafas sedetik pun.

"AKU MARAH SAMA DIRI AKU SENDIRI MA" jawab Rony dengan lantang, wajah nya memerah. air mata nya sudah siap meuluruh di pelupuk mata "aku marah sama mama, aku marah karena mama selalu menyalahkan Salma"

"jelas dong mama salahkan istri mu, tugas perempuan itu kasih anak buat suaminya" Santi meletak kan gelas nya diata buffet yang ada di ruang tengah.

"lihat, sampai sekarang dia belum juga hamil" Santi menunjuk Salma yang tengah menangis sembari memegang lengan Rony.

"Salma belum hamil karena aku ma, AKU YANG BERMASALAH" air mata yang sejak tadi di tahan nya pun luruh juga.

Santai menutup mulut nya yang menganga "kamu bicara apa Rony"

"Aku yang bermasalah ma, bukan Salma. kualitas sperma yang aku punya tidak bagus. itu yang membuat aku belum juga dapet anak ma. hiks hiks selama ini mama salahkan Salma, padahal di sini anak mama sendiri yang nggak sempurna sebagai suami"

"mas sshh hiks hiks" Salma menyela ucapan suaminya.

"aku yang udah bikin dia menderita secara nggak langsung ma, dengan penekanan penekanan yang mama lakukan. sekarang mama mau apa? kalau tau jika anak mama yang ngga bisa kasih cucu"

Santi sedang berusaha sekuat tenaga menahan tangis dan amarah nya "apa yang sebenar nya terjadi, kenapa kamu datang dan tiba tiba biacra seperti ini nak. nggak mungkin, nggak mungkin anak mama yang bermasalah"

"nyatanya begitu ma, aku yang ngga bisa kasih Salma anak"

"mas stop, ssshkk mash Rony bukanh ngga bisa kasih Salma anakh hiks hiks, belum waktu nya mash" Salma sangat benci mendengar ucapan suaminya.

"diam kamu" bentak Santi.

"ma, Rony minta mama cukup maki maki istri Rony, mama cukup paksa dia untuk hal hal yang nggak mudah dia lakukan ma, kalau hari ini Salma yang memutuskan untuk pergi ninggalin Rony, mama akan ngelihat anak mama gila selama nya mah" nafas Rony kian memburu, mengeluarkan segala kesal yang ada di dalam dada nya.

"ini" Rony memberika kertas hasil tes laboratorium sperma nya "ini hasil kondisi sperma Rony saat ini mah, Rony di sini yang ngga becus jadi suami, ngga becus jadi anak untuk kasih ibu nya cucu"

Santi menangis, menatap kertas yang ada di tangan nya, dia terisak lirih, mengetahui jika anak nya sedang dalam kondisi seperti ini.

"aku nggakh tau mah hiks, aku nggakh tau bagaimana caranya minta maafh samah ishtri akuh hiks hiks" Rony menjatuhkan tubuh nya ke lantai.

seketika saja tulangnya melunak, dia tidak bisa mehan beban tubuh nya sendiri. Rony menoleh, menatap Salma yang juga menangis.

"dia sempurna ma, anak mama yang ada kurang nya" ucap Rony sembari memegang tangan Salma yang ada di pipi nya.

"engghak mashh hiks, kamu sempurna, suami aku paling sempurna. mash hiks hiks ini hanya sementara sayang, kamu pasti bisa sembuh, kita jalani sama sama yah mashhh, aku bakalan tetap di sini, sama kamu terus, sampai kapan pun hiks" Salma mencium pelipis suaminya, dia sudah tidak memeperdulikan keberadaan Santi, karena baginya saat ini adalah ketengan suaminya.

"lihat ma, wanita ini sangat luas hati nya" lirih Rony dalam isakan nya.

Muhasabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang