malam ini, Rony genggam tangan istrinya, menuntunnya dengan pelan untuk mengitari candu nya kota jogja.
"mas rame banget ya" ucap Salma pada Rony.
"iyalah sayang, kan ini malam minggu" jawab Rony dengan senyuman di bibir nya.
sebenarnya Edo ingin ikut jalan jalan malam ini, tapi karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan, maka dia memutuskan untuk berada di rumah saja dan menyelesaikan pekerjaan nya.
"banyak sekali yang pacaran hahah"
"kita juga lagi pacaran ini Sal" Rony mengusap tangan Salma yang berada di genggaman nya.
"hmh udah tua juga"
"masih 32 sayang, itu usia lagi mateng mateng nya. bukan tua ya"
"hahhaha iya iya si paling mateng" mata Salma tertuju pada salah satu penjual "eh mas itu kerak telur ya?"
"iya, kamu mau?"
"boleh, dulu sejak smp atau nggak sma gitu, yang aku tau, jogja itu identik dengan kerak telurnya. apalagi di malioboro kaya gini"
"oh iya?"
"iya, aku cuma denger aja sih, kan ini pertama kali nya aku kesini, sama suami lagi"
"yaudah kita beli yaa. suami mu ini akan membelikan apa saja yang kamu mau sayang" Rony menarik pelan tangan Salma, lalu mengajaknya duduk di sebelah penjual kerak telur.
"bapak, saya satu porsi ya"
"oh nggih mas, silahkan di tunggu" ucap seorang penjual dengan anggukan kepala nya.
Salma duduk bersandar pada diding di sebelah trotoar, sembari melihat cara memasak kerak telur, Salma mengusap usap perutnya yang mulai terasa begah.
"kenapa?" tanya Rony.
"nggak apa apa"
"kalau capek bilang ya" Rony mengusap lembut pipinya.
"enggaak, kan kita belum sampe di 0 kilometernya. aku mau foto di sana mas, nanti kita gandengan ya foto nya"
"iya sayang, mau gandengan, pelukan, ciuman juga sah sah aja"
"hahahah" terdengar tawa dari bapak penjual kerak telurnya.
"mas malu iih" Salma mencubit perut Rony
"nggak apa apa lah sayang, kan saya lagi mesra sama istri saya sendiri, iya kan pak"
"nggih mas, lah wong istri sendiri yo ndak papa to mbak" penjual kerak telur itu mendukung penuh atas ucapan Rony.
"hih ngeselin"
"haahhah"
setelah memakan kerak telurnya, Salma dan Rony kembali melanjutkan perjalanan nya. mereka kembali saling menggenggam dan mengusap punggung tangan.
"mau gendong?"
"enggak, malu"
"kenapa malu? kamu sama adek kalau capek gimana?" Rony menghentikan langkahnya, lalu menatap perut Salma, dan mengusap nya.
"kita kuat kok ayah" jawab Salam dengan menirukam suara anak kecil.
"yaudah, kita jalan lagi ya"
"iyaa"
mereka bercerita, mengenai banyak hal termauk tentang perasaan nya. rasa bahagia yang kini sedang berada di puncaknya, Rony tak henti henti nya bilang jika dia sangat beruntung memiliki Salma.
"kamu sama jogja itu sama" ucapan Rony membuat Salma menolehkan kepalanya, dan menaikkan satu alisnya.
"sama sama istimewah" lanjutnya seraya mencium punggung tangan istrinya.