dalam kemewahan sepertiga malam, wanita yang kini berbalut kain mukenah putih bersih itu sedang menengadahkan tangan nya, duduk nya di lapisi dengan sajadah empuk hadiah pernikahan dari suaminya. dia berdoa, mengeluarkan semua asa yang terbesit di dalam hati nya.
isakan lirih, hanya dia dan Tuhan yang mendengar. cairan bening itu selalu keluar setiap malam, saat dia sedang berdua saja dengan Tuhan nya.
"ya Allah, jika sampai saat ini belum ada waktu nya, tolong pertebal lagi rasa sabar yang Salma punya" ini adalah doa terakhir yang selalu dia ucapkan, sebelum dia meraup wajah dengan telapak tangan untuk mengaminkan.
Rony memang jarang sekali melakukan sholat malam, tapi dia selalu melakasanakn dua rakaat sebelum subuh dan dhuha untuk mengawali hari nya.
tapi malam ini, dia terbangun karena rasa haus menguasai tenggorokan nya. dan sejak tadi, dia mendengar gumaman dzikir serta isakan tangis lirih dari perempuan yang di nikahi nya 7 tahun yang lalu.
setelah melipat mukenah nya, Salma berdiri dan beranjak naik ke atas ranjang "loh mas Rony bangun?" tanya Salma sembari menarik selimut nya.
Rony hanya mengangguk, lalu menarik Salma masuk ke dalam dekapan nya, lalu mencium kening nya.
"mas Rony mau sholat?" tanya Salma dengan kepala mendongak.
"iya, sebentar lagi ya"
mereka berdua terpejam, saling memeluk dan mencari kenyamanan serta ketenangan.
"jangan lelah ya Sal, ada aku di sini" tanpa Salma sadar ucapan Rony barusan di sertai dengan air mata.
"aku, nggak akan pernah lelah selagi aku masih terus sama kamu mas" jawab Salma "aku akan terus berdoa, dan kita tetap berusaha. meski aku tau jika doa tidak akan di kabulkan secara langsung, tapi aku akan tetap berdoa. aku jadi tau, betapa aku harus mesra merayu Tuhan ku di sepertiga malam"
"Sal" suara Rony bergetar, Salma pun membuka mata nya dan menatap suaminya. mereka saling menatap.
"kalau bukan kamu orang nya, mungkin aku sudah gagal berumah tangga sejak lama. maafin mama ku ya Sal"
"aku juga sayang, kalau bukan sama kamu nikah nya, mungkin aku ngga bisa sekuat ini, sesabar ini, dan sebahagia ini" Salma mengusap air mata Rony "jangan nangis mas. aku, baik baik saja" Salma menyatukan kening nya dengan kening suaminya. Rony semakin terisak, dan Salma merengkuh nya dengan erat.
"Sal, sama sekali aku tidak ada niat untuk memberi kamu madu, apalagi membagi hati ku buat orang lain. Sal" Rony mengambil tangan Salma lalu mencium telapak nya.
"hiks hiks hekkss kalau suatu saat nanti aku nyakitin kamu sekali saja, pergi yang jauh dari aku ya Sal"
"mas" akhirnya Salma pun turut terisak "mas Rony ngga akan pernah nyakitin aku, dan aku percaya itu"
"makasih sayang" Rony menciumi wajah Salma berkali kali, menski wajah itu basah karena linangan air mata, Rony tetap saja mencium nya. menyalurkan betapa besar rasa sayang nya pada Salma nya.
"udah, jangan nangis ya" Salma mengusap wajah Rony "buruan sholat, keburu subuh"
"iya"
setelah beberapa saat, dan Rony pun selesai menunaikan tahajjud nya, dia kembali pada istri nya.
"kamu nanti mau ngga ketemu Edo sayang?" tanya Rony dengan sangat hati hati.
"mau dong mas" jawab Salma.
"kita harus tau perkembangan diri kita masing masihg ya. biar kita tau, langkah apa selanjut nya yang harus kita ambil"
"iya mas" Salam merapikan bantal di sebelah nya, lalu menepuk nya pelan "sini rebahan" ucap Salma, dan Rony pun mengikuti nya.