"huwk huwkk" Salma terbangun dari tidur nya, lalu menghempaskan tangan Rony yang berada diatas perut nya.
"Sal?" ucap Rony dengan suara serak. dia pun ikut terbangun dan segera menyusul Salma ke kamar mandi.
"huwwk huweekk haahs"
"huwkk"
"huuuuwwwkk"
"haaah hassh mash" Rony mengusap rambut Salma, menahan tubuh nya, dan terus memijat tengkuk nya.
"lanjutin sayang"
"huwwk"
"huwkk"
"haaah, udh dah aahh" Rony membuka kran au washtafel, kemudian membasuh mulut Salma dengan air bersih.
"sudah?" tanya Rony sekali lagi. dan Salma pun mengangguk. tanpa banyak bicara lagi, Rony mengangkat tubuh Salma kekuar dari kamar mandi.
"mas aku bisa jalan"
"iya tau"
"terus ngapain di gendong?"
"biar ngga capek sayang" jawab Rony sembari menurunkan Salma diatas kasur.
"mana ada capek cuma jalan dari kamar mandi ke sini"
"aku nggak mau kamu kenapa napa Sal, ini adalah hal yang paling kita tunggu dan kita nantikan. aku mau kamu aman, sehat selamat sampai dia lahiran" ucap Rony dengan lembut. meski dengan wajah baru bangun tidur, sama sekali tidak mengurangi ketampanan nya.
"maaf ya, aku jadi gangguin kamu tidur" Salma mengusap rahang Rony.
"enggaklah, masa kamu susah sendiri, sedangkan aku enak enak tidur"
Rony yang tadi memejamkan mata karena diusap Salma, kini pun kembali melotot "oh iya jam berapa?"
"jam empat lebih dua belas menit tuh" Salma menunjuk pada jam dinding yang berada di kamar nya.
"bentar lagi subuh, aku mau bersih bersih dulu ya"
"mm, mas. apa aku tes lagi?" tanya Salma dengan ragu.
Rony memejamkan matanya, lalu menepuk pelan wajahnya dengan telapak tangan kanan "yaAllah, aku lupa sayang. iya dong harus, kita tes lagi ya. kamu udah kebelet pipis belum?" tanya Rony dan Salma hanya mengangguk dengan senyum tertahan nya.
"yaudah aku ambil tespek nya dulu"
setelh mendapatkan tespeknya. Rony pun kembali pada Salma. dia mengangkat tubuh istrinya itu kembali ke dalam kamar mandi.
"mas aku pipis dulu ya, kamu di luar aja. sama tolong ambilin daster aku yang biasa buat sholat" Rony yang paham pun akhirnya mengangguk dan keluar dari kamar mandi.
tak lama kemudian Salma menyembulkan kepala nya di balik pintu.
"mas" Rony yang bermain ponsel diatas kasur pun kini menatap Salma.
"mana daster aku?"
"oh iya haha maaf lupa" Rony berjalan menghampiri istrinya, dengan tangan kanan yang menenteng daster Salma.
"makasih"
"udah belum sayang?"
"bentar, baru aku masukkan"
"aku masuk ya?" pinta Rony dengan wajah memohon.
"bentar aku pake baju dulu"
"kelamaan sayang, udah pake aja, aku cuma mau lihat tespek nya"
dengan dongkol Salma membiarkan Rony masuk kedalam kamar mandi dan menyaksikan tespek itu kembali bergaris dua.
"Sal lihat ini" Rony mengambil tespek itu dan di tunjukkan pada Salma.
"garis nya dua lagi Sal" ucap Rony dengan suara sedikit gemetar.
"iya mas" balas Salma tak kalah haru nya melihat wajah Rony.
"kita simpan ini" lagi lagi Rony menggenggam tespek itu dengan erat.
"mas itu di bersihkan dulu, kan udah kena pipis"
"nggak masalah" Rony menggeleng pelan "biasanya juga pegang pipis kamu"
"maass"
"hahaha, yaudah kamu tunggu di luar ya. aku mau bersih bersih dulu. kita subuhan bareng" Salma mengangguk dan meninggalkan Rony di dalam kamar mandi.
setelah melewati beberapa ritual, akhirnya mereka kini telah usai menunaikan sholat subuh berjamaah.
~ya Allah, terimakasih atas kepercayaan yang Engkau berikan, meski aku harus menunggu 7 tahun lebih lamanya. Engkau adalah Tuhan, yang tidak pernah meninggalkan dan mengecewakan. jaga istriku ya Allah, sampai dia melahirkan nanti. sehatkan jiwa dan raga nya, sehatkan pula anak yanh sedang di kandung nya. bimbing aku, untuk menjadi suami yang baik, dan calon ayah yang baik. aku mencintai istriku ya Allah, sebagaimana dia telah menambah rasa cinta ku pada Engaku penciptanya. aamiin~ Rony mengusap wajahnya dengan lembut, kemudian membalikkan badanya menghadap Salma.
"mas, aku rebahan dulu ya. punggung aku nyeri" keluh Salma pada Rony.
Rony mengangguk "iya sayang"
"maaf ya, aku nggak ikut ngaji"
"nggak apa apa Sal"
setelah itu, Salma berjalan ke ranjang untuk merebahkan dirinya. dia tidur dengan posisi miring, menghadap pada laki laki yang tengah melantunkan surah al-waqiah dengan suara merdunya.
senyum Salma tidak pernah pudar, ini adalah hal yang biasa Salma lihat sebelum adanya permainan dari Zulfikar.
dia sangat bahagia, amat sangat bahagia dengan hidup nya yang sempurna. meski masa dewasa nya tidak di bersamai dengan orang tua, tapi kini suami nya adalah paket super duper lengkap dalam hidup nya.
"kamu kenapa senyum senyum gitu?" ucap Rony menghampiri istrinya.
"geser" Salma pun menggeser sedikit tubuhnya, hingga Rony bisa duduk dan menghadap pada nya.
"kamu mau di bacain surah apa sayang? maryam? atau yusuf?"
Salma tersenyum memperlihatkan deretan giginya "kalau aku berharap anak kita perempuan, boleh nggak mas?"
"boleh dong, kita boleh punya harapan. dan kita juga haru pupuk harapan itu dengan doa dan ikhtiar. aku bacain surah maryam ya, semoga anak kita terlahir sebagai perempuan yang bisa menjaga diri, dan menjaga kehormatan nya seperti beliau"
"aamiin"
Rony mengusap peruta Salma yang saat ini terlentang, lalu memulai membaca surah maryam dengan lirih dan merdu.
وَكَمۡ اَهۡلَكۡنَا قَبۡلَهُمۡ مِّنۡ قَرۡنٍؕ هَلۡ تُحِسُّ مِنۡهُمۡ مِّنۡ اَحَدٍ اَوۡ تَسۡمَعُ لَهُمۡ رِكۡزًا"
"shodaqallahul 'adzim" Rony mencium alquran di tangan nya. kemudian berdoa sejenak lalu mencium perut Salma.
"nak, ayah nggak akan menuntut kamu macam macam. cukuplah terlahir dengan sehat dan selamat. mau kamu laki laki atau pun perempuan, kamu luar biasa menyenangkan hati kami, orang tua yang menunggumu sejak lama"
"tapi nak, ada perjuangan ibu mu yang luar biasa besar nya. dia mengandung, dan membawa mu di dalam perutnya. dia yang akan bersama mu setiap hari nanti nya, yang akan melahirkan, serta mendidik kamu menjadi manusia yang berakhlak kariimah. bukan hanya itu, ibu mu juga yang nanti akan lebih banyak merasakan sakit nya, bukan ayah. ayah tidak memaksa, ayah akan terus berdoa, agar kamu terlahir sesuai dengan harapan nya"
"mass" ucap Salma lirih dengan mimik wajah hendak menangis. Rony melihat itu sangat lucu dan membawa Salma kedalam dekapan nya.
"hiks hisk hiks, kamu juga ayah yang hebat. makasih ya mas, makasih sudah menjadi suami yang baik"
"kamu jauh lebih hebat dari aku Sall" Rony mencium kening Salma dengan sangat lama. kemudian berpindah ke pipinya, dan terakhir pada bibir Salma. Rony, sedikit melumat nya.
"asin" celetuk Rony.
"yaa air matanya kamu jilat" Salma mendorong sedikit tubuh Rony.
"hahahha"
pagi yang indah, pasangan suami dan istri itu berpelukan diatas kasur dengan masih menggunakan mukenah, juga sarung serta kopyah.