"sayang kalsium sama penambah darahnya jangan lupa diminum ya" ucap Rony dari arah dapur, dia sedang mencuci piring bekas sarapan nya dengan Salma.
"iya mas" jawab Salma dari meja makan.
"kalau udah tolong kesini ya mas" lanjut Salma.
"iya sebentar, ini udah kok" Rony mengusapkan tangan nya pada kain yang di gantung di atas wahstafel. lalu berjalan menghampiri istrinya.
"kenapa sayang?" tanya Rony dengan usapan lembut di kepala Salma.
"perut aku begah banget mas, tolong usapin ya" pinta Salma dengan manja, dia melingkarkan tangan nya pada pinggang Rony yang berdiri di samping nya.
"iya, sini ayah usapin perutnya" Rony pun berjongkok dan menghadap ke perut istrinya. lalu mengusap nya dengan penuh kasih sayang.
"dia makin berat mas, berarti dia makin sehat kan?" tanya Salma pada Rony.
"iya sayang" jawab Rony dengan anggukan.
"pada kehamilan keenam bulan, tubuh bayi yang ada di dalam perut sudah lebih menjadi proposional. panjangnya kini bisa mencapai sekitar 28,9 cm dengan berat sekitar 500 gram, ukuran bayi yang setara dengan buah labu"
"sistem pernafasan bayi pun sudah mulai bekerja di usia kandungan kamu saat ini, karena paru parunya sudah memproduksi zat yang di sebut dengan surfaktan"
"apa itu mas?" tanya Salma, dia ikut mengelua perutnya sendiri, tangan nya pun bertabrakan dengan tangan Rony.
"surfaktan itu semacam campuran protein dan lemak yang melapiri kantung udara pada paru paru bayi. fungsi nya adalah untuk membantu paru parunya biar bisa berkembang secara normal saat lahir nanti" Salma mengangguk angguk seolah paham.
"dia gerak nya juga udah lebih intens mas, tiap hari juga ada perkembangan dari gerakan yang dia berikan" ucap Salma memberitahu suaminya. Rony yang mendengar hal itu pun tersenyum.
"tapi kamu nyaman kan sayang?"
Salma mengangguk dan membalas senyum Rony "aku sangat nyaman mas, aku sangat menikmati masa masa ku ini. karena ini adalah hal yang aku tunggu dan aku harapkan selama ini. kadang dia nendangnya sampek naik banget perutku"
"hahaha iya kah?" Rony tertawa. mendengar cerita istrinya.
"heemh"
"kalau nendang nya bikin sakit kamu bilang ke aku ya Sal, biar aku yang kasih dia pengertian"
"haha kamu ini, kaya dia udah pahan aja" sahut Salma.
"pahamlah, kan dia udah bisa merem melek tuh di dalem" jawab Rony dengan wajah yakin nya.
"iyakah?"
"iya sayang, mata janin usia enam bulan itu kemungkinan sudah bisa membuka dan menutup sendiri, kalau kamu nggak percaya bisa tanya sama Edo"
"aku percaya mas" Salma mengusap rahang Rony "kan suami aku juga dokter, percayalah aku"
Rony mengambil tangan Salma, lalu mencium telapak nya "sekalipun aku bukan dokter, aku yakin kamu akan selalu percaya sama aku Sal. terimakasih ya, sudah melabuhkan rasa percayaa yang besar buat aku"
"sudah seharusnya kan sayang? selain mencintai, tugasku juga harus mempercayai. seperti aku mencintai Tuhan ku, dan aku meyakini nya dengan hati"
"Allah sudah sangat baik dalam hidup aku mas, beliau ambil ayah dan ibu ku, lalu di gantikan dengan adanya kamu. aku bahagia mas, demi Allah"
mereka saling menatap, meski sudah lama menikah, seolah tak pernah habis rasa cinta diantara keduanya.
dua insan paling indah, paling sulit juga untuk menjadi nyata kisah nya, hahahaha.