"Ron, tanye Santi sama Salma ada di rumah sakit bunda" ucap Nabila setelah membuka ponsel nya.
"mereka kenapa? siapa yang sakit?" tanya Rony dengan sangat panik dan menghadap belakang, karena posisi Nabila ada di belakang sendirian.
"nggak tau, Salma masih belum bales lagi"
"anter gua ke rumah sakit itu" Nabila pun mengangguk sebagai jawaban.
Paul yang juga berada di dalam mobil itu terus memantau kondisi Edo. sesekali dia mengecek pupil mata Edo. karena alat yang sangat terbatas, Paul tidak mau kehilangan teman nya.
melihat Paul yang sangat serius pada Edo, tangan Rony pun terulur, dia memegang pergelangan tangan sahabat nya. dan mulai memastikan denyut nadi nya.
"gua pinjem stetoskop nya" pint Rony pada Paul yang hendak memeriksa Edo.
"Ron, lo juga lagi sakit" tolak Paul.
"bukan berarti gua nggak bisa memeriksa orang sakit kan?" ucap Rony dengan sedikit terengah engah.
Paul pun memberikan stetoskop itu pada Rony, setelah Rony menerimanya, dia pun memeriksa Edo.
"kapan terakhir kali di ganti perban?" tanya Rony.
"kemarin, sebelum Nabila dateng" jawab Paul.
Rony pun mengangguk, lalu membuka sedikit perban Edo yang ada di sebelah nya "ini dokter Diman yang jahit? di rumah?" tanya Rony setelah melihat bekas jahitan di kepala Edo.
"iya"
~lo pasti kesakitan banget ya Do, maafin gua ya~ batin Rony dalam hati nya, dia terus mengusap usap kepala Edo pelan.
"udah obat apa aja yang lo kasih?"
"gua kasih injek ketorolac, sama ranitidin"
"hah? selama berapa hari Ul? Edo kan koma" Rony terkejut mendengarnya.
"cuma sekali, karena itu juga ada satu ampul doang. terus besok nya baru gua kasih ranitidin. buat jaga jaga lambung nya. gua juga tau kalo Edo punya dispepsia"
Rony pun memejamkan mata nya, hati nya sangat lega mendengar nya "setelah ini lo bakal sembuh Do, yakin sama gua" ucapan Paul terdengar oleh Nabila juga Rony.
"lo sendiri gimana? apa yang lo rasain Ron?" tanya Paul pada Rony.
"badan gua nyeri semua, sama kepala yang pusing gailang ilang" jawab Rony.
"gua ada antalgin, lo mau minum? atau analsik?" tawar Nabila.
"analsik" ucap Rony dengan cepat. jelas Rony lebih memilih analsik. karena analsik termasuk golongan obat NSAID yang dapat mengatasi rasa nyeri ringan hingga berat. yang biasa dia berikan pada paisen nya pasca operasi patah tulang.
"antalgin aja dulu Ron, lo nggak mau tes dulu nanti di rumah sakit? lo juga parah ini" tutur Paul.
"kalau nanti hasil nya positif gimana?" lanjutnya.
"gua nggak perlu tes Ul, udah gua mau analsik nya mana?" Rony menyadongkan tangan nya kebelakang.
"kamu kok punya analsik Nab?" tanya Paul pada Nabila.
"waktu kemarin papa sakit, yang kaki nya kena aspal, dapet analsik dari klinik. takut papa tiba tuba minum dan jadi kecanduan, aku bawa aja sisah obat nya" jelas Nabila.
Rony pun memejamkan mata nya saat sudah meminum obat nya. dia berharap, saat bangun nanti kepala dan badan nya menajdi lebih enak dan enteng.
*^*^**^*^^**^**^^^^^^^^^^^^^^^^^^^