Bunga berdiri di depan Salma, bersama dengan mama Rony. Santi sengaja membawa Bunga datang ke rumah Salma untuk membujuk Salma, agar Rony mau menikahi Bunga.
"m-masuk mah" ucap Salma sembari mempersilahkan ibu mertuanya masuk ke dalam rumah.
Santi berjalan dengan angkuh, tangannya menggandeng tangan Bunga untuk di ajaknya masuk.
"duduk sayang" titah Santi pada Bunga.
"mau minum apa mah?" tawar Salma dengan sopan san santun.
"ngga usah, ngga perlu repot repot. gimana Salma? Rony sudah mau menikahi bunga?" tanya Santi secara to the point.
"b-belum mah" jawab Salma dengan bibir bawahnya sedikit bergetar.
"gimana sih kamu? kan kamu udah janji sama mama. kamu bakalan ijinin Rony menikah sama Bunga?" Santi pun mulai terbawa suasana panas.
"iya mah, t-tapi mas Rony yang ngga mau, Salma, Salma sudah berusaha membujuknya mah" jelas Salma pad ibu mertuanya.
Salma bersimbah di depan kaki Santi, menangis sembari memohon agar di berikan waktu sedikit lagi untuk membujuk suaminya.
"kasih Salma waktu lagi ya mah hiks hiks"
"tante, jangan di paksakan. kasian Salma" ucap Bunga pada Santi dengan nada di buat buat.
"Bangun Salma" Santi menarik tangan Salma agar dia berdiri. Saat Salam sudah berdiri, Sant menunjuk muka Salma dengan jari tekunjuknya.
"inget ya, kalau kamu ga berhasil bujuk Rony, mending kamu pisah dengan dia, karena semakin lama dia hidup sama kamu. semakin lama juga saya dapat cucu" ucap Santi dengan begitu jahatnya.
"hiks hiks hiks i-iyah mah"
"TIDAK ADA YANG BISA MISAHIN AKU DENGAN SALMA. SIAPAPUN ITU ORANGNYA, TERMASUK MAMA SEKALIPUN" amarah Rony dengan lantang, saat dia memasuki rumah, Rony mendengar ucapan mamanya yang tidak mengenakkan di telinga.
"Rony" ucap Santi dengan lirih.
Bunga yang awalnya duduk pun ikut berdiri, dia sama terkejutnya melihat kedatangan Rony.
"oohh, jadi selama ini Salma di tekan sama mamah?, IYA MAH"
"mashh hiks hiks udahh" Salma memeluk perut suaminya agar tidak berlanjut lagi perdebatannya.
"mamah harusnya sadar, semakin mama menekan Salma, dia semakin stress mah. kalau dia semakin stress itu juga bisa berpengaruh pada kehamilan"
"kamu berani bentak mama Rony?" ucap Santi dengan nada lirih.
"Rony ngga ada niat berani sama mamah, tapi di sini Rony yang bertanggung jawab mah. Salma istri Rony, hak dia mendapat perlindungan yang nyaman dari Rony"
"mah, tolonglah. mamah dan Salma sama sama perempuan, sama sama punya hati yang lembut. aku mencintai kalian berdua. kalian wanita yang ada dalam hidup Rony, cukup kalian berdua, Rony ngga mau ada yang lain" lanjut Rony.
"tante, ayo pulang" Bunga membuka suaranya, mengajak Santi untuk pulang dan tidak melanjutkan perdebatan ini.
"tapi Bunga-"
"dan kamu Bunga, saya sudah pernah bilang sama kamu. jangan temui mama saya lagi, karena saya ngga mau punya dua istri"
"maaf dokter, saya hanya menyetujui ajakan ibu Santi untuk bertemu" jawab Bunga tanpa melihat mata Rony.
"harusnya kamu tolak Bunga, saya yakin, kamu pasti sudah tahu permintaan mama saya untuk bertemu kan?. Bunga, asal kamu tahu, cinta saya sudah habis pada Salma. jadi sudah tidak akan ada lagi cinta yang tersisah buat yang lainnya"
"Rony cukup, kamu tidak boleh bicara seperti ini pada Bunga" Santi menyahuti ucapan Rony.
"ini kenyataannya maaa, INI KENYATAAN KALAU AKU CUMA CINTA SAMA SALMA, AKU NGGA PEDULI MAU ADA ANAK ATAU TIDAK. YANG AKU MAU, AKU MAU SEUMUR HIDUP SAMA DIA" Rony menunjuk Salma yang ada di dekapannya.
"mas Rony cukuphhh hiks hiks, jangan mashhh, sudaahh haaahh haaa" Salma menangis histeris dalam pelukan suaminya.
"begini kamu sama mama nak? perempuan ini berhadil buat kamu jauh dari mama, mama kecewa sama kamu Ron"
karena kesal di bentak oleh anaknya, Santi pun keluar dari rumah Rony dan Salma. dan di ikuti oleh Bunga.
21.02