49.

2.6K 231 7
                                    

Rony dan Salma berada di atas kasur saat ini, dengan Salma yang berbantalkan lengan kanan suaminya. mereka melepas rindu karena beberapa hari yang tidak bisa bertemu.

"aku minta maaf lagi ya sayang, karena aku sempat tidak percaya sama kamu"

"hmhh, mas. aku pun juga sama dulu. awalnya, aku hampir tidak mau mempercayai kamu. tapi mas, tujuh tahun lebih aku hidup sama kamu, yang tidak pernah ada kebohongan di dalam nya. maka dari itu, aku tetap memutuskan untuk percaya"

"tapi kenapa kamu paksa aku nikah sama dia"

"sebagai bentuk tanggung jawab, dia bilang kan itu anak kamu. kita juga belum ada bukti kalau itu bukan anak kamu. jadi, itu alasan aku membujuk kamu supaya mau menikahi dia, aku nggak mau nama kamu buruk mas" jelas Salma dengan sangat lembut.

"suamiku ini kenapa? kenapa nggak ada kabar dua hari kemarin? terus pulang pulang wajah nya jadi seperti ini?" tanya Salma.

"aku berantem sama Zulfikar malam itu Sal. waktu aku kasih video dia dengan Bunga ke dokter Anita"

"astaghfirullahal'adzim, di video mas" kaget Salma.

"iya, aku nggak tau sama pikiran mereka. buat apa ya, padahal kalau bagi aku nih ya, cukup di ingat dan melekat di kepala ajasih"

~plak~

"haha kenapa?"

"udah jangan di lanjutin, saru" Rony sangat gemas pada Salma.

"aku sempet gasadarkan diri sayang, dan Paul nggak bisa berbuat banyak karena harus terus mengontrol perkembangan Edo. disana sangat minim sekali alat alat"

"aku nggak tau seriweh apa di sana mas, karena di sibi juga mencekam. kapan hari ada orang yang ngikutin aku dari rumah bibi. tiba tiba dia menghadang dan nyekik aku"

Rony meloh dan menatap Salma "kamu nggak apa apa?"

"aku nggak apa apa, cuma yaa masih ada aja rasa takut nya sampai sekarang" jawab Salma.

"maafin aku ya Sal, aku nggak tau kalau kamu dalam bahaya di sini"

"ya kamu kan juga lagi berjuang disana. oh iya mas, ngomong ngomong soal kak Edo, gimana sekarang keadaan dia? aku merasa berhutang nyawa mas, karena dia sampai seperti ini demi kita"

"aku masih belum tau, nanti coba aku tanya Nabila ya. aku juga sempat bilang ke Paul, kenapa mereka lebih memilih mengungkap semuanya bertiga, padahal aku adalah peran utamanya"

"terus dia jawab apa?" tanya Salma.

"dia bilang. mereka nggak mau bikin kamu jauh lebih sakit lagi Sal. kalau aku terlibat di dalam nya, Zulfikar bisa saja dengan mudah bikin kamu celaka"

"tapi Nabila?"

"Nabila itu gadis pemberani Sal, dia tidak pernah takut dengan siapapun asal dia benar. dia bukan perempuan yang menye menye, dia tegas di depan semua orang. Nabila itu, pemegang teguh semboyan 'berdiri sama tinggi, duduk sama rata' tapi masih tau adab dan etika. kecuali sama manusia yang jahat sama orang orang di sekitar dia. jadi kita bertiga, tidak begitu khawatir" Rony melirik mata Salma yang intens mendengarkan ceritanya.

"m-maaf bukan maksud aku-"

"aku paham mas" Sahut Salma lebih cepat "aku bangga sekali dengan dia. aku juga beruntung bisa kenal dia. kamu sebagai abang nya harus bangga menceritakan tentang dia oada semua orang"

Rony menggerakkan tubuh nya, dia miring menghadap pada Salma "tapi kamu juga sempurna sayang. setiap perempuan memiliki karakternya sendiri. aku suka kamu, yang selalu mengandalkan aku dalam hal apapun. yang selalu positif dalam berpikir. yang lemah dan lembut tutur kata nya. yang selalu menghormati arahan suami nya. bukan berarti kamu lemah, tapi kamu selalu menomor satukan aku sebagai suami kamu. Sal, kamu itu idah di mata aku. kamu itu paket lengkap yang berhasil aku dapatkan. mau sebaik dan secantik apapun wanita lain, tetap kamu pemenang nya"

Salma tersipu malu, dia selalu salah tingkah saat Rony menyatakan tentang diri nya "bisa aja"

"kok bisa aja, ini beneran sayang. laki laki mana yang tidak beruntung coba? dia marah, tapi tidak pernah meninggikan suara di depan suami nya. kamu itu sempurna Sal, sangat amat sempurna. bagi aku"

Rony mengusap bibir Salma yang kering, yang sejak memutar tubuh nya tadi menjadi salah fokus "kenapa kering?" tanya Rony.

"hmm" Salma memundurkan sedikit kepala nya saat Rony menyentuhnya.

"ini kenapa kering? nanti sakit"

"oh in-" belum selesai menjawab Rony pun melahap bibir Salma dengan lembut. mendiamkan nya sebentar, lalu melumatnya dengan penuh kasih sayang.

bukan hanya itu. Rony juga menjilat nya, membasahu bagian bibir Salma yang kering. karena kelembutan Rony, tak sadar Salma pun membalas lumatan nya.

~plak~

"modus kamu ya" ucap Salma yang mendapat kekehan dari Rony.

"mas, jangan lupa sama mama. besok kita harus tebus mama ya"

"aku takut uang ku nggak cukup. beberapa bulan ini kan kerja ku semrawut Sal"

"mas kita punya tabungan sayang, kita pake itu dulu ya. aku juga masih ada beberapa perhiasan yang bisa kita jual"

"jangan dong, itukan punya kamu"

"tapi kan kamu yang beliin mas"

"ya kan udah jadi milik kamu Sal, kalau di jual sama aja dengan aku minta lagi dong"

"enggak dong, kan nanti kamu pasti balikin lagi. iya kan?" Salma menaik turunkan alis nya "lebih banyak lagi sih harus nya"

"oohh bilang aja minta perhiasan baru" tangan Rony muali mengelitiki pinggang Salma.

"hahahha ampun mass hahahha"

"nih sebelum dapet perhiasan baru kamu harus ngerasain sensasi kelitikan aku hahaha"

"aaaaa mas Rony hahaha ampun ayang pliss, ini gelii"

"huwekkk"

"Sal..."

Muhasabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang