~brak~
Rony yang baru saja keluar dari kamar pun kembali lagi masuk dengan cepat. wajah panik nya sangat terlihat, ada sedikit memucat.
"kamu kenapa?" tanya Rony menghampiri Salma di depan lemari pakaian.
"hah? aku nggak apa apa mas. ini kotak perhiasan nya jatuh" jelas Salma.
"Sal, kamu hati hati sayang. aku khawatir, kalau mau ambil apa apa bilang sama aku"
"mas, ini kotak nya jatuh sediri karena aku ambil uang ini" jelas Salma sembari menunjukkan uang di tangann nya.
"hemhh" Rony menghembuskan nafasnya lirih "aku takut Sal"
"mas hei" Salma memengang bahu Rony "aku nggak bakalan ceroboh, aku akan jagain dia baik baik. aku juga bakal bertindak sesuai porsi yang aku bisa. kalau aku nggak bisa, aku bakalan panggil kamu"
"kamu tenang aja ya" pinta Salma
"yasudah, aku ke bawah dulu ya. mau ambil ponsel tadi ketinggalan di meja makan"
"iya mas"
**^*****^****^***^*********^*^***^*****
"sudah mas?" tanya Salma pada Rony yang duduk di meja makan dan fokus pada ponsel nya.
"sebentar sayang, ini ada pesan dari dokter Anita"
"kenapa?"
"enggak, cuma di suruh nemuin beliau nanti. kamu ikut ya?" Salma mengangguk dengan mantap.
"oh iya mas, uang cash yang kita punya ada 150 juta"
"hah? kok banyak sayang?"
"ini itu sisah dari uang belanja yang kamu kasih mas. aku sisihin dan aku tabung" selama ini, Rony memang memberi Salma cash setiap bulan nya. dan uang itu, benar benar di kelola Salma dengan baik.
"aku juga ada di atm mas, mungkin nggak banyak. cuma 13 juta" Rony mengangguk.
"apa perlu di bawa juga perhiasan nya mas? takut takut kalau kurang?"
"nggak usah, ada 70 di aku, mungkin inj sudah cukup untuk tebus mama"
"tapi mas, biaya rumah sakit kak Edo?"
"Edo ada asuransi Sal, mungkin nanti kita perlu bayar sedikit yang tidak bisa di cover sama asuransi nya"
"yasudah"
"maaf ya, tabungan kita jadi sedikit gara gara aku beli mobil empat bulan lalu" ucap Rony sedikit menyesal.
"jangan minta maaf, yang kerja kan kamu. kamu juga butuh self reward dong buat diri kamu sendiri" Salma mengusap rambut suaminya.
Rony mengusap usapkan wajahnya pada perut Salma "hahah gemes banget sih ayah"
"iyalah, gini gini baby face"
"hah? apa? baby crab?"
"sayang ihh"
"hahahhah" Salma mengusap usap rahang Rony "nanti di cukur ya ini, udah lebat kek gini"
"cukurin ya?"
"iyaa, mana bisa kamu cukur cukur sendiri. emang tangan istri tuh aaarghhh"
"hahah, ada ada saja kamu. udah ayo ke kantor polisi"
"ayo sayang" jawab Salma sembari menlingkarkan tangan nya di lengan Rony.
*^*^**^*^**^**^^^*^^^*^^^*^^**^***^*^
Santi duduk di depan Salma dan Rony dengan wajah sedih nya. bahkan air mata nya juga meluruh disertai dengan isakan nya.
"mama nggak mau lama lama di sini nak, mama nggak bisa tidur" Santi menggenggam tangan Rony.