"Sal kamu kenapa?" tanya Nabila pada Salma yang menuangkan isi perut nya.
"aku nggak apa apa Nab" Salma menggeleng pelan.
"tapi kamu pucet Sal, kamu sakit? belum makan ya?" Salma hanya menggeleng.
"kita ke rumah sakit ya Sal?" Salma lagi lagi hanya menggeleng.
"aku mau istirahat di rumah aja Nab" ucap Salma.
dia bingung sekali dengan sikap suami nya. sejak bertemu hingga saat ini, Rony masih belum ada mengajaknya bicara.
"kita pulang kalau gitu" Nabila menggandeng jemari Salma, dia membuak ponsel nya yang berisikan peaan dari Paul jika Paul dan Rony sudah berada di mobil.
"kita langsung ke mobil Sal"
setibanya di mobil, Salma menatap pada Rony yang duduk di depan. tidak biasanya dia seperti ini, biasanya, meski pergi berlima dengan Edo. Rony akan selalu meminta berada di sebelah Salma.
Salma hanya diam, tidak membuka suara sama sekali. karena rasa mual yang teramat sangat mengganggu perut nya.
"Sal, lo pucet" ucap Paul sembari melirik Salma dari spion depan. sedangkan Salma hanya tersenyum tipis.
"lo sakit?" tanya Paul, dan Salma hanya menggeleng.
"gua udah ajakin ke rumah sakit, tapi dia nggak mau"
"coba kamu periksa Nab" pinta Paul.
"stetoskopnya nggak kebawa" ucap Nabila.
"apa yang kamu rasain Sal?" tanya Nabila.
"aku nggak apa apa Nab, kak Paul tenang aja. aku nggak apa apa kok, suami ku kan dokter, biar dia aja nanti yang periksa" ucapan Salma sama sekali tak mendapat gubrisan dari Rony.
"woi Ron, lo mikir apa sih? Salma pucet noh" tegur Paul.
"mama" hanya satu kata yang Rony kekuarkan.
"maaf ya mas, aku nggak bisa kasih pembelaan buat mama" ucapan Salma tidak mendapatkan balasan sama sekali.
sampai pada akhirnya mereka tiba di rumah Rony. Salma turun lebih dulu, dan berlari masuk ke dalam rumah karena gejolak di perut nya.
"huwk huweek"
"hughweekh ahaaashh hahh huweekk"
"haaah caphek huwekk"
Salma sedikit limbung ke belakang, namun dengan cepat di tahan oleh Rony.
"haaahh mashh" Salma menatap wajah datar suaminya, dengan cepat Salma membalikkan tubuhnya, dan memeluk Rony dengan erat.
"mas maafin aku hiks, kamu pasti marah karena aku nggak bisa kasih pembelaan buat mama ya? mas aku benar benar minta maaf sama kanu. jangan diam seperti ini"
Rony mendorong tubuh Salma agar melepaskan pelukan nya.
"kamu kenapa mas? kenapa nggak mau aku peluk? ini juga kenapa? kenapa wajahnya lebam lebam seperti ini" Rony menepis kasar tangan Salma yang hendak menyentuh wajah nya.
"m-mas Rony kenapa?" tanya Salma dengan lirih, dia tak megerti maksud suaminya.
"aku nggak mau di pegang, sama bekas pegangan orang lain" ucap Rony sebelum berlalu pergi dari dapur
"maksud kamu apa mas?" Salma mecoba mengejar suaminya yang naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar.
"mas Rony, tolong bilang ke aku, salah aku dimana?"
"kenapa nggak mau nunggu aku? aku pergi cuma seminggu loh. kamu malah nuntasin sama laki laki lain"
"aku semakin nggak paham sama kamu mas"
"gimana mau paham? orang kamu aja udah nyaman sama laki laki lain. udah enak dianterin kemana mana kan?"
"bilang yang jelas mas, aku nggak paham dengan kode kode kamu"
"aku kecewa sama kamu Sal, ini sakit Sall" tanpa terasa air mata Rony pun meluruh.
"mas-"
"apa karena aku yang melakukan nya dengan Bunga, terus kamu juga mau tau sensasinya bercinta dengan orang lain?"
"astaghfirullah mas Rony, kamu ini bicara apa? aku nggak mungkin ngelakuin hal itu mas, aku nggak mungkin hianatin kamu"
Rony menggeleng, dia mengambil ponsel Salma dan membuka email nya "ini" Rony menunjukkan foto Salma yang tidur dengan Diman tanpa busana.
"astaghfirullah" lirih Salma dengan air mata.
"demi Allah aku nggak pernah melakukan itu mas"
"lalu ini apa Sal?"
"aku nggak tau" Salma menggeleng dengan cepat, dia merengkuh lengan Rony "aku nggak ngelakuin hal itu mas, percaya sama aku hiks hiks henghs"
"k-kamu tau? sesakit apa saat aku lihat ini Sal? hatiku hancur Sal, hancur" ucap Rony dengan begitu menggebu.
"terus gimana dengan aku mas? aku juga hancur saat tau kamu menghamili wanita lain. aku hancur saat kamu mengucap ijab qabul atas nama wanita lain. bahkan saat ini aku jauh lebih hancur karena suami aku, lebih percaya foto itu dibandingkan aku istrinya"
"istri yang selalu kasih dia kepercayaan penuh, yang selalu ada dan mwnunggu dia. yang selalu mendukung apapun yang sedang dia usahakan. mas, kalau aku bisa ngasih kepercayaan itu dengan penuh? kenapa kamu enggak sayang?" Salma semakin terisak.
"apa semua perjuangan aku sia sia mas? apa rasa cinta ku nggak ada artinya di mata kamu?"
"huwkk"
Rony memejamkan matanya, lalu menarik Salma ke dalam dekapan nya. anehnya, saat berhimpitan hidung nya dengan dada Rony, rasa mual nya mulai menghilang.
Rony menangis, dan menciumi kepala Salma bertubi tubi "maaf Sal"
"maafin aku"
"hiks hiks hiks, ini jauh lebih sakit mas. kenapa kamu lebih percaya sama gambar? yang jelas jelas kemarin itu genting gentingnya keadaan. dimana semua orang dengan mudah mengelabuhi kita"
Rony mengangguk diatas kepala istrinya "maafin aku Sal, maafin aku"
"aku sadar, aku terlalu egois. terlalu di butakan oleh cemburu. aku percaya sama kamu sayang, aku percaya dengan cinta kamu ke aku. aku percaya itu Sal"
"maafin aku"
"aku juga minta maaf mas"
"enggak, kamu nggak salah sayang. aku yang salah"
"tolong percaya sama aku mas, seperti aku percaya sama kamu"
"aku percaya sama kamu sayang"
"seperti apa yang pernah aku katakan mas. effort, juga butuh feedback. maka rasa percaya ku, harus kamu balas juga dengan rasa percaya yang sama"
"kita ini adalah sepasang mas, diamana keduanya harus saling sama dan rata. saling menutup satu sama lain, dan saling menyempurnakan ketidak sempurnaan yang di milki oleh masing masing"
"mas, mau sampai kapan pun, aku cinta nya sama kamu. penuh, dan utuh"
"nggak akan pernah ada laki laki lain, di sini mas" Salma menunjuk dada nya "atas nama Allah, hanya kamu satu satu nya mas"
Rony kembali menarik Salma ke dalam pelukannya, rasa malu dan haru bercampur menjadi satu "aku minta maaf Sal"
"aku percaya sama kamu"
"aku juga cinta sama kamu"
"aku udah terlalu di bakar api cemburu, sampai sampai aku tidak bisa bersikap seperti kamu, saat mendengar aku menghamili perempuan lain"
"aku cinta kamu Sal, hanya kamu"
"aku juga mas hiks hiks hiks"
Rony menempelkan keningnya dengan kening Salma, keduanya saling menangis dan menumpahkan air mata. dan saling melepaskan kerinduannya.