panas nya matahari siang takmembuat laki laki yang sedang melamun merasa kepanasan. sejak pulang dari rumah mama nya, Rony masih belum beranjak dari bangku yang ada di belakang rumah. berkali kali Salma membujuk nya, berkali kali juga diabaikan oleh suaminya.
saat ini Salma sedang membuatkan lemon hangat untuk Rony, tapi sebelum dia berjalan ke belakang, dia membukakan pintu rumah yang di ketuk dari luar.
"assalamualaikum Sal" ucap Edo, Paul dan Nabila secara bersamaan.
"w-waalaikumsalam" jawab Salma dengan mengusap sisah sisah air matanya "silahkan masuk kak, Nab"
"dimana Rony Sal?" tanya Paul.
"ada di belakang kak, dia ngga mau masuk ke dalam"
Paul mengerti situasinya, bahkan sejak melihat air mata milik Salma. memang, hal itu sudah biasa bagi mereka, karena sejak mengetahui penekanan yang di lakukan oleh ibu Rony, teman teman nya pun sudah biasa melihatnya menangis.
"gua samper Rony dulu ya" ucapan Paul mendapat anggukan dari Salma. sedang Edo pun mengikuti langkah Paul.
"Sal" Nabila mengangguk, mencebikkan mulut nya dan merentangkan tangan nya.
"sini Sal" Salma masuk ke dalam pelukan Nabila, dia kembali menangis dalam dekapan Nabila.
"sabar ya Sal" ucap Nabila dengan tulus.
"aku nggakh apa apah Nab, aku cuma nggakh mauh mas Rony kaya ginih hiks"
"kita bicarakan ini pelan pelan ya, kita beri dia semangat sama sama" Nabila melepaskan pelukan nya, lalu menangkup wajah Salma.
"kita semua sama sama tau berat nya jadi Rony Sal, kita hadapi ini sama sama ya" ucapan Nabila mendapat anggukan dari Salma.
Nabila mengusap air mata Salma, lalu mengajak nya keluar untuk menemui yang lain.
*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^
"gua malu, gua malu sama Salma" tatapan Rony kosong, air mata nya terus mengalir. laki laki itu saat ini tengah menunjukkan sisi lemah nya.
"mama udah keterlaluan sama dia, tapi nyata nya anak nya lah yang ga sempurna" ucapan Rony mengundang emosi Edo.
"lo itu cuma bermasalah dengan sperma lo, bukan mandul goblok" sarkas Edo.
"lo kalau kaya gini malah bikin Salma makin bingung, dia takut lo kenapa napa, dia nggak mau lo sedih terus" lanjut Edo.
"lo nggak bakal tau malu nya gua Do" Rony pun tersulut emosinya.
"gua malu, nggak tau cara nya minta maaf sama dia. selama ini dia udah banyak kesakitan karena cemoohan mama, tapi apa? nyatanya gua kan yang ga bisa punya anak" bentakan Rony membuat Paul menamparnya keras.
"gua tau otak lo lagi ga berfungsi. tapi Ron, Salma nggak akan pernah mandang lo sebelah mata. kalau lo terus terusan seperti ini, lo juga bakalan bikin Salma stress, yang nanti juga bakal berpengaruh dengan kondisi hormon nya"
Paul mendekat, lalu mencekram kerah Rony "lo harus bisa sembuh Ron, jangan pikirkan ini terlalu kalut. refresh pikiran lo, jangan cape cape, dan lo bakalan sembuh" tutur Paul dengan sedikit emosi.
"kak Paul" Salma terburu buru menghampiri Rony, karena dia melihat Paul sedang mencekram kerah suaminya. dia takut ada nya perkelahian.