8.

4.6K 300 14
                                    

"sayang kamu tadi habis dari mana? kok mampir ke rumah sakit?" Rony terus menyugar rambut istrinya dengan tangan kiri nya.

saat ini, posisi Salma sedang rebahan di sebelah kiri suaminya, dan menggunakan lengan Rony sebagai bantalan nya.

"tadi aku habis dari rumah bibi mas, mau lihat keadaan nya, terus pengen aja mampir ke kamu. rencananya mau pulang bareng, tapi kamu masih sama teman teman kamu" jawab Salma dengan jujur.

"kenapa nggak masuk aja Sal? kita bisa loh langsung pulang bareng"

"engga mau"

"kenapa ngga mau?" Rony mencium kecil kecil kening istrinya.

"ngga mau ganggu kamu lah mas, kirain tadi ada bahas sesuatu tentang rumah sakit gitu"

"lain kali, kalau aku lagi ngga da pasien samperin aja ya, mau ada siapapun disana, kamu istri aku, ngga ada yang ngelarang kamu buat ketemu aku"

"iya mas" Salma mengeratkan pelukan nya di perut suami nya. lalu menenggelamkan wajah nya pada dada bidang Rony.

"sayang, kita usaha lagi yuk"

Salma mendongak menatap Rony, lalu menaikkan satu alisnya seolah bertanya "usaha bikin Rony junior" ucap Rony sembari mengusap bibir ranun milik Salma.

"kan semalam udahh"

"ya lagi dong, kamu lagi cape?" Salma hanya menggelengkan kepala nya. mendapatkan gelengan dari Salma, Rony langsung membungkan bibir Salma dengan bibir nya.

*^*^*^*^^*^*^*^*^*^^^^^^^*^*^*^*^^**

"kalian berdua ngapain aja sih? lama banget buka pintu nya" omel Santi saat sudah duduk di dalam rumah Rony.

"mm, tadi Rony masih tdiur mah" jawab Rony terbata.

"tidur kok leher dan dada kamu merah merah, jidat sampe tangan kamu keringetan. kalau main itu tau waktu, ini masih siang" omel Santi sembari melirik Salma.

"mah, mama mau minum apa biar Salma buatin" tanya Salma dengan sopan.

"ngga usah" sini Santi.

yaa, Rony lupa mengancingkan dua kancing atas nya, menampakkan dadanya yang terdapat kissmark dari istri nya. juga tubuh Rony masih penuh dengan keringat.

berbeda dengan Salma, dia langsung memblusukkan gamis nya dan memakai hijab panjang yang menutupi aera dada nya. dia juga menyeka keringat nya sebelum keluar.

"mah, mama apa apaan sih, yang nama nya usaha juga bisa kapan aja. lagian juga Rony lagi main sama istri Rony sendiri"

"main terus, usaha terus tapi nggak jadi jadi" ucapann Santi memancing kemarahan Rony.

"mah, kan Rony udah berkali kali bilang untuk stop bahas ini lagi. mama juga udah punya cucu dari kak Rana"

"mama itu mau nya cucu dari kamu Ron, anak Rana kan dia bawa ke surabaya, gimana mama mau rame rumah nya, mama juga udah nggak sabar dong mau gendong darah daging kamu" sahut Santi.

"iya mah, makanya ini sedang Rony usahakan, mama sabar dulu" Rony mengusap peluh di dahi nya.

"kalau kamu masih usaha dan ngga ada hasil nya. mending kamu menikah lagi, siapa tau kamu cepet dapet anak nya"

"mah" Rony mulai meninggikan suara nya "punya anak itu bukan perlombaan, semua orang juga pasti mau punya anak, tapi kalau Allah belum kasih? gimana? Salma sama Rony ini sama sama sehat, cuma Tuhan yang belum kasih kita kepercayaan. kalau pun Rony menikah lagi, belum tentu Rony langsung dapat anak juga nanti nya. siapa tau di sini Rony yang belum di percaya sama Tuhan kan? jadi mama ngga usah lah mendesak desaj kita, apalagi desak Salma supaya dia mau bujuk aku untuk nikah lagi"

"keras kepala, apasih kurang nya Bunga? dia baik, pinter, setara dengan kamu. nanti kalau kalian punya anak, pasti anak anak kalian cerdas, terdidik dengan baik, karena dia lahir dari perempuan baik baik, perempuan yang berkelas"

ucapan Santi membuat hati Salma ngilu, seburuk itukah Salma di mata ibu mertua nya?, tak terasa air mata Salma turun dengan sendiri nya.

"maksud mama apa?" Rony semakin emosi di buat nya, dia berdiri dari duduknya dan menatap tajam mama nya "mama bilang kalau Salma bukan perempuan baik baik? iya? asal mama tau, perempuan yang ada di samping Rony ini adalah perempuan yang sangat baik akhlak nya, yang sangat mencintai Tuhan nya. mah, kalau detajat menjadi penilaian mama, harus nya mama ingat kalau kita dulu juga bukan siapa siapa. aku berhasil mendapat gelar spesialis juga berkat doa dan dukungan Salma mah, kalau bukan istri ku yang merayu Tuhan, hidup Rony juga ngga akan berbalik sempurna seperti sekrang"

"jadi kamu bilang kalau mama tidak mendoakan kamu?"

"iya" Rony menekankan jawaban nya. Salam mendekat, lalu mengusap punggung suaminya.

"udah mash hiks hiks" Rony menoleh, menatap air mata istri nya. dia benci, sangat membenci air mata itu karena ulah mama nya.

"mama selalu menekan Rony dan kaka Rana ini dan itu sejak dulu, sampai sampai kak Rana sendiri tidak betah berada di rumah. mah, kalau mama terus terusan seperti ini, memaksa semua orang sesuai keinginan mama, mama akan di tinggal pergi satu persatu anak mama"

"tinggalin, tinggalin saja mama. itu kan yang istri mu bilang? itukan yang perempuan ini lakukan setaiap hari? dia pasti membujuk kamu untuk semakin jauh dari keluarga" Santi berdiri dari duduk nya, kemudian menatap Salma tidak mengenakkan.

Rony mengeratkan genggaman nya, mama nya sudah sangat terang terangan membenci Salma di hadapan nya.

"mama pulang, kalau kamu sudah sadar, datang ke rumah mama"

setelah santi keluar dari rumah nya, Rony menjatuhkan diri nya pada sofa. dia mengehembuskan nafas nya pelan. mata nya terpejam, dan tangan nya menarik Salma untuk duduk di sebelah nya.

Rony mencium pelipis Salma "maafin aku ya Sal"

Salma menggeleng, namun dia terus saja terisak dalam tangisan nya.

Muhasabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang