~brak~
karena terburu buru Rony tidak sengaja menabrak brankar kosong yang baru saja di keluarkan oleh perawat dari ruang ugd.
"awsh" rintih Rony sembari mengusap usap perut nya. sebenar nya tidak begitu sakit, namun dia seikit merasa malu karena beberapa pengunjung yang berada di sekitar ugd tengah menatap nya.
"maaf dokter" ucap seorang perawat laki laki, dia menghampiri Rony untuk meminta maaf dan apakah dia baik baik saja.
"udah udah, saya ngga apa apa, di dalem ada dokter Paul?" Rony menanyakan keberadaan teman nya, karena sudah setengah jam Rony menunggu nya untuk pergi sholat jum'at bersama.
"ada dok, dokter Paul baru saja menangani pasien baru yang kena serangan jantung" jelas sang perawat dengan sopan.
"dokter jaga nya kemana?"
"ada dokter Bunga, beliau hanya sendiri, dan kebetulan dokter Paul sudah selesai visite dan praktek poli nya"
Rony hanya menganggukkan kepala nya pelan "yaudah makasih ya" ucap Rony dan berlalu masuk ke dalam ugd.
semua mata tertuju pada Rony yang tengah mendekat pada meja yang berada di tengah tengah ruangan. disana ada 8 orang yang tengah duduk mengerjakan sesuatu yang menjadi tugas nya. ada juga yang tengah bolak balik mengecek pasien yang baru saja datang, dan melaporkan nya pada Bunga.
ada juga dua orang perempuan yang sedang menangis, dan seorang lelaki menenangkan nya. pikir Rony itu adalah keluarga pasien baru yang katanya terkena serangan jantung.
"maaf, ada dokter Paul?" ucapan Rony membuat Bunga mendongakkan kepala nya, dia tersenyum lalu menjawab ucapan Rony.
"ada di ujung sana dokter" jawab Bunga sembari menunjuk ruangan bertirai yang paling ujung.
"makasih" Rony segera menemui Paul. saat dia membuka tirai nya, Rony sedang terlihat sibuk mengatur beberapa alat alat yang telah di pasangvpada tubuh pasien.
"Ul" sapa Rony.
Paul menoleh, menatap sahabat nya yang baru saja datang "eh dokter Rony, ada apa?"
"ayo sholat jumat" ucap Rony "ini udah apa belum?"
"udah kok, bentar ya, gua may konfirmasi keadaan nya sama keluarga nya dulu" ucap Paul sembari menatap Rony untuk menyuruh menunggu nya sebentar lagi.
Rony hanya berdua dengan Paul, karena jadwal praktek Poli Edo hari ini jam delapan sore. makanya duo brodie itu hanya berdua.
sembari menunggu Paul, Rony pun mendekat, melihat detak jantung pasien melaui alat Elektrokardiograf (EKG) yang telah terpasang. Rony hanya diam, di luar sedang terdengar suara Paul menjelaskan dan isakan tangis dari seseorang.
~sreek~ tirai pemisah antara pasien terbuka, menampakkan sosok Bunga yang mengenakan Ron pendek selutut, dengan atasan berwarna pink dan di balut dengan jas dokter nya yang putih bersih.
"eh dok, maaf" ucap Bunga pada Rony seolah olah dia tidak tahu jika Rony berada di dalam sana. dan Rony hanya mengangguk sekilas, kemudian kembali menatap elektrokardiograf pasien.
"maaf dokter, saya mau ngecel keadaan nya pasien" Bunga kini telah beralih di belakang Rony.
"dari sana kan bisa dok" jawab Rony tanpa ekspresi.
"tapi lebih dekat dari arah sini dokter" jelas Bunga, memang sisi sebelah kiri pasien sangat mepet dengan tirai, tidak mungkin Bunga menerobos tirai itu, yang ada nanti mengganggu pasien di sebelah nya.
Rony mengalah, dia melangkah mundur, dan keluar dari sana. saat keluar, bertepatan dengan Paul yang sudah selesai dengan tugas nya.
"ayo Ron" ucap Paul saat bertatapan dengan Rony.