Rony terbangun karena ranjang nya bergoyang, dia melirik dan melihat Salma yang tengah berusaha turun dari atas kasur.
melihat itu, Rony mengerjapkan mata nya berkali kali, lalu ikut terbangun dan menghampiri Salma yang berada di jendela.
"kamu ngapain di sini?" tanya Rony pada Salma. dia berdiri tepat di samping nya dan mengusap pinggang serta perutnya.
"nunggu hujan" jawab Salma dengan singkat.
Rony menoleh, dan berbicara dengan selembut mungkin "sayang, sekarangkan lagi musin kemarau"
Salma melirik, dia tatap mata suaminya dengan kesal "aku mau nya hujan"
"ya nggak bisa dong sayang"
"bisa"
Salma menarik tangan Rony dan mengajaknya keluar. setelah mereka berada di depan rumah. Salma duduk di batas paving yang menjadi ujung taman pinggiran jalan.
dia mendogak dengan kepala menoleh kesana kemari, berharap akan ada air yang turun dari atas langit.
bahkan sesekali tangan nya menengadah.
"Sal" Salma menoleh acuh.
"masuk yok, ini masih jam 11 malem loh sayang"
"nggak" tolak Salma dengan cepat.
"Sal, angin malem nggak bagus buat kamu" Rony mendekati istrinya, lalu mengambil tangan nya yang sejak tadi menengadah "masuk ya, nggak bakaln ada hujan sayang. ini lagi musin kemarau"
"nggak mau masa, pokonya aku mau nunggu hujan" Salma menghentakkan kaki nya pada paving.
"jangan di gituin kakinya, kamu nggak pake sendal"
"biarin"
"sayang, dengerin aku ya. masuk yuk, ini dingin lo. kamu nggak kasian sama adek? hmm"
"ini beneran nggak ada hujan mas?"
Rony pun berjongkok di depan Salma "enggak bakalan ada sayang, ini lagi musim kemarau, musin hujan nya masih lama. kamu mau main air? di wahstafel aja ya"
"aku mau hujan hujan mas"
"gimana kalau main di bawah sower? kan ada air angetnya tuh, aku bolehin deh"
"sama kamu ya?"
salah besar Salma!!
hahahah
otak Rony sudah tidak sinkron lagi, laki laki jika audah diajak mandi bersama pasti pikiran nya kemana mana, dan hal yang di lalukan juga pasti lebih dari apa apa.
"deal" bukannya menjawab iya, dia malah menjabat tangan istrinya dan melakukan persetujuan.
*^*^^**^*^*****************^*^***^******^*
"aahhsss sudah mash capek" ucap Salma yang kini sedang bergerak naik turun di atas Rony. mereka berdua sedang melakukan nya dengan posisi duduk diatas closet.
"sedikith lagih ya Salss ssh"
Rony yang paham akan tenaga istrinya pun segera membalikkan posisi menjadi Salma yang duduk, dan segera menancap gas agar selesai sudah hasrat nya.
setelah mandi besar, mereka berdua pun kembali duduk diatas berdua diatas ranjang. dengan posisi Salma berada di depan Rony.
bau khas bayi menyeruak hidung Rony, hingga dia kerap sekali mengendus endus bagian leher Salma.
"jangan gini mas" Salma mendorong kepala Rony.
laki laki itu sedang memijat punggung Salma, dengan sesekali meletakkan kepala nya di cerul leher istrinya.
"tau gini aku nggak usah hujan hujan tadi"
"hehenghhs"
"masuk kandang singa ini mah" ucap Salma dengan menikmati pijatan Rony di pinggungnya.
selama hamil, Salma memang tidak pernah melarang Rony untuk menuntaskan hasrat pada dirinya. namun saat hamil seperti ini waktu nya menjadi sangat sebentar karena dia sangat mudah sekali lelah.
biasanya, Rony bisa naik tiga sampai empat kali dalam sekali permainan, namun sejak hamil, hanya sekali saja karena Rony tidak tega melihat istrinya.
"udah mas" Salma menarik tangan Rony dan dia lingkarkan di perutnya.
Rony pun memeluk Salam dari belakang, dan meletakkan dagu nya diatas bahu Salma "kamu mau makan dulu?" tawar Rony dengan sekali ciuman di pipi Salma.
"boleh deh hehe" jawab Salma dengan tawa karena memang dirinya sudah sangat mudah lapar.
"mau apa?"
"apa ya?" Salma tampak berpikir, sebelum akhirnya berkata "omlet aja deh mas"
"oke, tunggu sini ya, aku bikinin dulu"
"iyaaa"
selama di tinggal Rony memasak, mata Salma menjadi sangat berat. dia mencari posisi nyaman dia atas kasur, lalu memejamkan matanya.
saat Rony sudah kembali lagi ke dalam kamar, Rony membangunkan Salma agar makan terlebih dahulu. dia tidak akan membiarkan Salma tidur dengan keadaan perut kosong.
"ayo sini" ucap Rony saat Salma terbangun, dia mencarikan posisi ternyaman untuk Salma, dengan badan yang menyandar pada kepala ranjang dan punggungnya di ganjal dengan bantal.
"minum ini anget" Rony memberikan ten hangat pada Salma.
"makan sendiri apa di suapin?" tawar Rony.
"makan sendiri"
"kalau gitu aku tahajjud ya" ucap Rony sembarj menyelipkan rambut Salma di belakang telinganya. sedang Salma hanya mengangguk mengiyakan ucapan suaminya.
diatas sajadah, Rony kembali bermunajat, mengucap terimakasih dan rasa syukur tas nikmat kebahagiaan yang sudah Tuhan berikan.
bahkan kini air mata nya juga meluruh saat menyebut nama Edo di dalam nya. harapan nya untuk sang sahabat sangatlah besar. dia tengah berdoa agar Edo segera mendapatkan pendamping dalam hidupnya.
sedang Salma hanya diam menatap, bahkan sesekali mendengar isakan nya.
~mas, hiduplah lebih lama. kamu harus lebih sehat, kamu harus lebih kuat untuk melindungi aku yang lemah ini. bawa aku dalam setiap prosesmu mas. rasa sakit mu, juga menjadi rasa sakit ku. tolong hidup lebih lama dengan ku, karena saat ini, kamu adalah satu satu nya duniaku~ ucap Salma dalam hatinya.
tidak ada yang dapat mengukur rasa cinta nya. mencintai Rony adalah pilihan nya, dan mengabdikan diri pada suami adalah hal yang akan dia lakukan selama hidup nya.