"kamu kenapa sih mas, sekarang kok jadi lebih banyak diem nya, hm? berat banget ya kerjaan kamu kemarin" Salma mengusap pelan rambut Rony setelah membersihkan luka di kening nya. selama berada di rumah, Rony tidak banyak bicara, dia hanya mampu memegang tangan Salma, dengan rasa takut kehilangan nya.
seolah trauma, Rony seperti orang yang kehilangan mental nya untuk melihat wajah sang istri. padahal selama seminggu ini, Salma sangat perhatian pada nya.
"nggak ada apa apa dan nggak kenapa napa aayang" jawab Rony, sembari mengecup tangan Salma.
"hhmhh" Salma menghembuskan nafas nya "yasudah, kamu jangan mikirin yang macem macem ya mas. jangan pernah menakutkan hal yang nggak perlu kamu takutkan"
"gimana kalau sekarang kita pergi beli hp baru, kata kamu kan hp kamu rusak karena jatuh. pasti kamu bosen di rumah seminggu nggak pernah main hp"
Rony nggeleng, dia tersenyum sangat tipis pada Salma "aku nggak butuh hp Sal, yang penting aku terus sama kamu"
"hahaha udah bisa gombal ternyata" Salma mencolek hidung suaminya.
"kita sarapan dulu kalau gitu, setelah sarapan, aku mau anterin kamu ke dokter Zulfikar ya" Salma masih mengusap usap rambut Rony.
"jangan sakit lagi mas, jangan ada luka baru lagi, ini sudah kering dan jangan di basahin lagi dengan darah"
"iya sayang"
"kita makan yuk" Rony mengangguk seraya tersenyum.
laki laki itu berdiri, mengikuti langkah Salma seolah anak ayam yang mengikuti induk nya.
selama seminggu ini memang mereka fokuskan untuk berdua, dan untuk kesembuhan Rony pasti nya. ketika Rony ingin sekali datang ke rumah sakit untuk menemui Zulfikar, Salma selalu ada alasan untuk menghentikan langkah Rony.
seperti
~jangan ke rumah sakit dulu ya mas, aku nggak mau kalau kamu harus kerja dulu. biar luka kamu sembuh ya~ begitulah Salma, dia selalu khawatir dengan keadaan suami nya.
Salma juga tidak berdiam diri, dia menghubungi ketiga teman Rony untuk menguruskan perijinan nya, mereka juga sangat sering menjenguk Rony di rumah mama nya.
"sini duduk mas" Salma menarik satu kursi untuk Rony saat mereka sampai di meja makan.
"mamaa" panggil Salma sedikit keras.
"ya" sahut Santi dari kejauhan.
"mau sarapan sekarang atau nanti ma?"
"sekarang saja" jawab Santi saat sudah dekat ke meja makan.
Salma tersenyum, lalu menarik kursi untuk mama mya "sini ma"
setelah itu, dangan sangat telaten Salma mengurusi suami nya. mengambilkan nasi dan beberapa lauk kesukaan nya.
"makan yang banyak, biar gembul hahah" mereka bertiga tertawa mendengar celetukan Salma. seperti seorang keluarga yang memang harmonis sejak awal.
semenjak kepergian Rony ke bandung, dan Salma yang selalu berdaa di rumah nya. Santi sedikit merubah sikap nya untuk lebih diam dan tidak mengeluarkan kata kata yang bisa menyakiti hati Salma.
apalagi setelah Rony kembali, dia sangat sedih melihat kekacauan anak nya. melihat anak nya begitu mencintai Salma, akhirnya dia yang mengalah untuk tidak bersuara demi kebaikan anak nya.
"kamu tau nggak mas, aku tuh waktu kamu tinggal ke bandung, cuma makan berdua sama mama. dan itu aku makan nasi jagung juga setiap hari" cerita Salma.
"kenapa?" tanya Rony.