Kepalanya menoleh ke arahku bersamaan dengan kakinya yang berhenti melangkah, "Ada apa?" tanyanya bingung.
Seketika mataku langsung berkedip dengan cepat sebelum kemudian kulangkahkan kakiku mendekatinya.
Aku baru sadar bahwa ia memakai kaos berwarna putih kebesaran dan celana jogging panjang berwarna hitam. Ia terlihat sangat cocok di balik pakaiannya.
Tanpa menolehkan kepalanya ke arahku ia bertanya, "Kau benar-benar tidak bisa mengendarai sepeda?" Ia terlihat tidak percaya.
Pertanyaan darinya membuat keningku seketika mengerut, kepalaku menoleh ke arahnya, dan terlihat lengkungan indah dari mulutnya. Walaupun aku hanya melihat senyumannya dari samping, tapi aku bisa merasakan keindahan.
"Ne, waeyo?"
Ia menunjuk sepedaku dengan dagunya, "Tapi kau mempunyai sepeda."
Mataku menatap ke arah sepeda yang tengah kutuntun, kemudian berkata, "Ya memang, tapi setiap bermain sepeda, Yuri unnie akan memboncengku, jadi ia yang mengendarai."
Jungkook terkekeh, dan hal itu benar-benar terlihat sangat indah di mataku. Tanpa sadar mulutku melengkung, membuat senyuman.
Tidak terasa, kami sudah berada di taman. Banyak sekali orang-orang yang tengah berolahraga. Dari anak-anak hingga orang dewasa, dari orang yang terlihat datang sendirian hingga orang yang terlihat sedang berpacaran.
Jungkook menghentikan langkahnya sebelum kemudian memasang standar pada sepedanya. Kepalanya menoleh ke arahku, "Sini, aku akan mengajarkanmu," Ia memutari sepedanya untuk mendekatiku, "Naiklah!" ucapnya ketika tangannya menepuk-nepuk jok sepedaku.
Aku menatap tangannya lama, sebelum akhirnya berkata, "Aku takut terjatuh, hehe."
Ia terkekeh, kemudian berkata, "Gwaenchanha, aku akan menjagamu."
Untuk beberapa saat aku ragu, namun ketika mata kami bertemu, aku merasa seperti ia tengah meyakinkanku, memberi tahu bahwa ia akan menjagaku. Setelah meyakinkan diriku sendiri, aku langsung menaiki sepeda tersebut.
Tanganku memegang handlebar sepeda dengan kuat, ketika sepeda yang sedang kunaiki sedikit bergoyang. Walaupun kakiku masih menyentuh tanah, aku tetap merasa sedit takut.
Tubuhku menegang ketika kurasakan tangannya memegang tanganku yang sedang memegang handlebar sepeda. Seakan tahu dan merasakannya, Jungkook langsung melepaskan tanganku dan menggaruk kepalanya, sedangkan aku langsung melihat ke arah lain. Aku tahu ia tidak sengaja melakukan hal itu.
Beberapa menit kemudian ia memegang pinggiran handlebar, walaupun kulit kami saling bersentuhan, setidaknya hal yang terjadi tidak seperti menit-menit sebelumnya. Tangannya yang lain dipakai untuk memegang jok belakang.
Ia berdeham, "Kayuhlah, aku akan memegang sepedamu untuk menjaga keseimbangan."
Kakiku mulai mengayuh sepeda dengan pelan. Dan getaran dari sepeda membuatku semakin mengeratkan cengkramanku pada handlebar.
"Aku akan melepasmu," ucap Jungkook sembari berlari kecil menahan sepedaku karena sepeda yang aku kayuh mulai cepat. "Tetap kayuh dan jangan membuat sepedamu oleng, oke?" Setelah itu ia mulai melepas pegangannya pada sepeda.
Bibirku melengkung membuat senyuman lebar. Angin menerpa wajahku sehingga mataku sedikit menyipit. Pantas saja Yuri suka sekali bermain sepeda, ternyata rasanya menjadi pengendara sangatlah seru.
Aku menoleh ke belakang dan menemukan Jungkook yang tengah tersenyum lebar. Ia mengacungkan ibu jarinya saat melihatku, kemudian melambaikan tangannya.
Kepalaku kembali menoleh ke depan, hingga aku lepas kendali, sepedaku oleng. "Omo! Omo!" ucapku. Tanganku bergerak ke kanan dan ke kiri berkali-kali dan membuat sepedaku kehilangan keseimbangan.
Belum sempat aku memejamkan mata, tubuhku sudah lebih dulu menghantam aspal jalanan yang keras. Walaupun merasa lumayan sakit pada bagian kaki dan lengan atas, namun bukannya menangis atau meringis kesakitan, yang aku lakukan adalah tertawa sembari menutup wajah. Malu.
Terlihat Jungkook yang tengah berlari ke arahku, wajahnya terlihat sangat cemas. Tangannya meraih tanganku yang sedang menutup wajah, membuat tubuhku berdiri. Ia menepuk-nepuk baju di bagian lengan atasku, menghilangkan kotoran. "Bagian mana yang sakit?" Kepalanya menoleh ke arah kakiku, "Lututmu berdarah!" ucapnya sembari berlutut di depanku.
Aku masih tertawa terbahak-bahak, kemudian tanganku memegang pundaknya, menuntunnya untuk berdiri dan berhenti memegang lututku. "Pantas saja Yuri unnie senang bermain sepeda, ternyata rasanya sangat mengasyikkan!" Ucapku senang.
Wajahnya yang awalnya panik mulai tersenyum, "Kau senang?"
Kepalaku mengangguk dengan semangat, dan berkata, "Sekali! Ah! Aku harus terus berlatih menggunakan sepeda!" Aku menepuk-nepuk celanaku sebelum kemudian meraih sepeda.
"Kalau kau senang, aku akan mentraktirmu es krim!"
Aku hendak berteriak senang, namun ia kembali berkata, "Setelah kita membersihkan lukamu!"
Kini aku menemukan diriku tengah memakan es krim di bangku taman, dan Jungkook yang tengah memplester lututku setelah memberikannya obat merah.
Setelah selesai, ia langsung mengambil tempat tepat di sampingku, dan memakan es krimnya yang sedari tadi menganggur.
"Nanti ajari aku untuk mengendarai sepeda lagi ya?" Kepalaku maju mendekatinya sembari tersenyum lebar.
Ia tertawa sembari menganggukkan kepalanya pelan, "Kenapa suka rasa vanila?" Tanyanya yang masih fokus membuka bungkus es krim rasa coklatnya.
Mataku sedikit membesar, membuat keningku mengerut. Aku langsung menoleh ke arah Jungkook dan berkata, "Karena vanila adalah rasa yang netral," pandanganku beralih ke arah es krim yang sedang kugenggam. "Kau bisa memasukkan topping apa saja tanpa takut akan merasa aneh."
Ia mengangguk tanda mengerti, "Definisi yang menarik." Kemudian ia kembali memakan es krimnya.
"Coklat.." Aku menggerakkan dahuku menunjuk ke arah es krimnya ketika ia menatapku, "Itu rasa kesukaanmu?"
Ia menatap es krimnya selama beberapa detik sebelum berkata, "Tidak juga.." diam sejenak, "Tapi aku hanya merasa lidahku cocok dengan rasa coklat."
"Kau menyukai coklat?" tanyaku, mencoba mengenalnya lebih dekat.
Jungkook menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak juga.." ucapnya lagi. "Aku suka rasa manis dari coklat, walaupun sebenarnya aku tidak begitu suka manis."
Aku tersenyum kecil mendengar perkataannya barusan.
He doesn't really like something too sweet. But his smile is the sweetest thing, i swear.
-
Di sini ada anak kelas 12? WkwkwAda yang army/? Wkwk
Well guys, let's be friend!! Ehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...