Aku masih termenung. Sampai suara dari ponselku menyadarkanku. Yuri kembali meneleponku.
"Ne unnie?" tanyaku pelan.
"Yura-ya, macet.." ucap Yuri. "Aku rasa ada kecelakaan."
"Ah.. Geurae?"
"Sial, padahal aku sudah sangat lapar." Jeda sejenak, "Kau sudah membuatkanku makanankan?"
"Uhm.." Aku masih merasa benar-benar belum sadar dari kejadian barusan. "Aku sedang bersiap-siap."
"Nanti kau jemput aku ya, sekarang juga sedang hujan."
Mataku langsung terarah pada jendela. Aku bahkan sampai tidak sadar bahwa hujan sedang berlangsung.
Kuhembuskan napasku kasar, sebelum kemudian langsung ku ambil bangkai tikus tersebut dan membuangnya ke tempat sampah utama yang berada di lantai dasar bangunan ini. Setelah itu aku membersihkan lantai dengan kain pel dan langsung memasak untuk Yuri.
Yuri unnie
Aku di terminal. Jemput ya.Tanpa merespon pesan darinya, aku keluar dari flatku untuk menjemputnya. Kusimpan kunci flatku di saku sebelah sebelum memeluk payung yang akan digunakan untuk Yuri.
Setelah membuka payung untukku, langsung saja kuberjalan cepat ke tempat Yuri berada. Hujan sangat lebat, sehingga aku sempat kewalahan dalam memegang payungku yang berusaha ingin terbang.
Bug.
Aku terjatuh ketika seseorang menyenggolku. Mataku tidak bisa melihat orang tersebut dengan jelas karena hujan yang sangat lebat membuat mataku mengenai air.
Bajuku menjadi basah karena terjatuh. Namun yang aku lakukan langsung berdiri dan memutar tubuhku, menatap ke arah orang yang sempat menabrakku tadi. Orang itu sudah berjarak jauh dari tempatku berdiri sebelum aku dapat melihat wajahnya. Ingin aku mengejarnya, namun karena mengingat Yuri yang menunggu, yang aku lakukan adalah meneruskan langkahku.
"Yak! Kenapa bisa basah semua?!" Pertanyaan tersebut merupakan kalimat pertama yang keluar dari mulut Yuri. Ia langsung melepas jaketnya dan menyuruhku untuk memakainya. "Jangan bilang kau terpeleset? Apa yang sakit?"
Aku hanya diam dan memakai jaket tersebut, namun Yuri terus menuntutku untuk menjawab pertanyaannya.
"Ne.. Aku terpeleset, namun aku tidak apa-apa," ucapku seadanya, "Ayo pulang, aku sudah membuatkan makanan untukmu."
-
"Unnie kaja! Nara sudah di bawah!" Aku langsung mengangkat tasku ke atas punggung, dan berdiri.
Jungkook sudah di jalan sejak setengah jam yang lalu, yang artinya sebentar lagi ia akan sampai.
Yuri terlihat kesulitan dalam membawa barang-barangnya, karena ia juga membawa barang-barangku. Aku ingin membantunya, namun ia menolak karena alasan takut aku akan kelelahan.
"Nara-ya!" Panggilku. Gadis itu langsung berdiri dan mendekat ke arahku.
Ia tersenyum sebelum kemudian berkata, "Ayo!" Terlihat sangat semangat, dan aku tahu alasannya. Ia tidak sabar menghabiskan waktu bersama dengan member BTS.
Kami keluar dari bangunan apartemen. Setelah itu menunggu Jungkook dan yang lain selama beberapa menit. Sampai akhirnya mobil besar atau dapat disebut minibus berhenti tepat di hadapanku.
Dua orang pria berpakaian tertutup keluar. Aku tersenyum lebar saat Jungkook mengambil barang-barangku. Pria lain yang ternyata adalah Jimin, ikut membantu Nara dan Yuri memasukkan barang-barangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...