Who

19.7K 2.3K 106
                                    

"Ahyoung unnie akan ke Korea!"

Senyumanku perlahan pudar ketika otakku langsung menayakan beberapa hal setelah mendengar perkataan Yura.

Ahyoung?

Ahyoung yang mana?

Jangan-jangan..

"Oppa.." yura melambaikan tangannya di depan wajahku. Alisnya saling bertautan, bingung.

Kepalaku kugelengkan pelan sebelum kemudian aku tersenyum ke arahnya, "Oh..n-ne?"

"Kenapa kau tiba-tiba melamun?"

"Ne?" Kunormalkan raut wajahku sebelum kemudian berkata, "Tidak.. tidak ada apa-apa."

Kemudian aku kembali ke tempatku dan langsung menghabiskan sereal.

Yura POV

"Hobeom hyung turunkan Yura di situ saja." Jungkook menunjuk lampu lalu lintas yang berada di depan halte.

Hobeom adalah manager BTS yang menjemput Jungkook hari ini. Karena sekolahku dengan dorm Bangtan satu arah, beliau mengajakku untuk ikut dengannya.

Beberapa saat kemudian mobil berhenti tepat di tempat yang Jungkook beritahu tadi. Mataku terarah ke arah Jungkook yang telah memutar tubuhnya untuk menghadap ke arahku sebelum kemudian ia berkata dengan semangat, "Semangat untuk sekolahmu!"

Kepalaku mengangguk dengan semangat sebelum kemudian pandanganku beralih ke arah Hobeom yang tengah menatapku melalui kaca spion. "Mmm.." aku bingung harus memanggilnya apa, namun aku tetap melanjutkan, "Kamsahamnida. Aku duluan."

Kulambaikan tanganku ke arah Jungkook yang kini tengah tersenyum lebar ke arahku. Kemudian aku langsung membuka pintu mobil dan turun.

-

Keningku mengerut ketika suara bising dari dalam kelas memasuki indra pendengaranku. Bahkan posisiku saat ini masih berada sekitar dua meter dari kelas.

Kakiku melangkah pelan, memasuki ruang kelas. Seluruh murid yang berada satu kelas denganku tertawa dengan terbahak-bahak sembari mencatat sesuatu yang tidak dapat kubaca di papan tulis.

"Wah! Suhyun dengan Soonyoung satu bangku lagi! Cie!"

"Wajah Soonyoung memerah!"

"Sekarang giliran Seungcheol! Seungcheol ambil gulungan yang sedang Nayoung pegang!"

Alisku saling bertautan, namun ketika aku baru saja berjalan sebanyak dua langkah di dalam kelas, Nara-orang yang pertama kali menyadari kehadiranku- langsung berlari kecil menghampiriku kemudian ia menarik tanganku mendekati Nayoung. "Yura belum mengambil gulungan!"

Nayoung tersenyum, kemudian ia mengajukan wadah berisikan gulungan-gulungan Kertas. Hal ini bukan yang pertama kalinya yang dilakukan olehku dan teman-teman sekelasku. Aku tersenyum lebar sembari mengambil gulungan.

Gulungan yang berada di tanganku kubuka, kemudian aku berkata setengah berteriak, "Aku dapat nomor lima belas!"

Hana yang sedang memegang spidol berjalan ke arah papan tulis dan menulis namaku di atas gambar persegi bernomor lima belas.

Mataku menyipit, melihat ke arah gambar persegi nomor enam belas yang belum terisi oleh siapapun. Aku menggigit bibir bawahku, dan melihat orang-orang yang masih berteriak heboh ketika mengetahui siapa orang yang akan menjadi teman sebangkunya selama satu bulan.

"Aku nomor enam belas!"

Teriakkan dari seseorang tepat di sebelahku membuatku terkesiap. Tubuh Mingyu yang tinggi menyenggol pundakku pelan, kemudian ia tersenyum lebar ke arahku.

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang