Justice

13.4K 1.9K 97
                                    

Jungkook POV

"Oppa, aku telat untuk menyebrang, kau di mana? Aku tidak melihatmu."

"Mwo? Kau sudah sampai, aku juga tidak melihatmu." Setelah itu tak ada balasan. "Yura-ya.. Yura-ya.." Panggilku.

"Yak.. Kenapa mereka bertengkar di jalan?" Bisik seorang wanita di hadapanku.

"Aku rasa aku pernah melihat salah satu dari mereka."

"Mereka kenapa sih?"

Aku langsung berusaha untuk maju, melihat objek yang tengah menjadi perbincangan orang-orang di sini, beberapa dari mereka mengambil gambar atau merekamnya. Mataku membulat ketika melihat Yura yang baru saja ditampar dari kejauhan. Aku mempercepat jalanku melewati orang-orang yang masih melihat sembari membicarakan Yura.

"Jungkook?" Tanganku dipegang oleh seseorang dari belakang, menolehkanku secara paksa. "Yak! Jungkook oppa?!"

Aku sudah tidak peduli dengan semua orang yang mulai mengalihkan ponselnya ke arahku. Yang aku lakukan kini adalah melepaskan tanganku dari genggaman orang tersebut dengan paksa. Tubuhku kembali menoleh ke arah Yura yang kini kerah bajunya tengah dicengkram.

"Yak!" teriakku. Aku langsung berlari ke arah mereka walaupun lampu merah belum menyala. Tubuhku terjatuh ketika seorang pengendara motor tak sengaja menyerempetku, namun rasa sakit yang kualami kuabaikan, aku kembali berdiri. Di saat aku baru saja ingin kembali berlari, orang tersebut mendorong Yura ke arah jalan. Tepat saat itu mobil berkecepatan tinggi menghantam tubuh Yura. Membuat jantungku berhenti berdetak selama sekian detik.

Aku langsung berlari ke arah Yura ketika mobil tersebut berhenti, "Yoon Yura!"

Kepala Yura yang mengeluarkan darah aku pangku. Aku memeluk tubuh Yura. Orang-orang mulai mengerubungi kami, "Ambulance, tolong panggil ambulance." Racauku.

Mataku menatap ke arah orang yang tadi menyerang Yura. Gadis yang tidak asing untukku itu menatapku sebelum ia berlari entah kemana.

Cepat-cepat aku mengangkat tubuh Yura ketika suara ambulance memenuhi telingaku. Kubawa tubuh Yura memasuki ambulance yang baru saja dibuka pintunya.

Baju dan tubuhku sudah dipenuhi oleh darah, namun aku tidak peduli. Aku terus memeluk tubuh Yura yang sedang berbaring tak berdaya. "Yura aku mohon.. Tunggu.. Sebentar lagi.."

Tidak sampai sepuluh menit kemudian, kini kutemukan diriku tengah berlari mendorong kasur dorong yang dipakai Yura bersama para perawat rumah sakit.

Seorang perawat mendorong tubuhku pelan ketika aku hendak memasuki ruang unit gawat darurat. Ia langsung menutup pintu dan tirai yang memperlihatkan isi dari ruangan tersebut. Tubuhku bersandar pada dinding, sebelum kemudian terduduk. Kepalaku kutundukkan di antara kakiku.

Pikiranku terus tertuju pada Yura, sampai tiba-tiba bayangan kejadian tadi terputar di otakku. Perempuan itu. Sial! Sial! Sial! Sialan kau! Gumamku dalam hati.

Tanganku mengepal dengan kuat, tubuhku bergetar. Aku melihat ke arah kaos putihku yang kini sudah dipenuhi oleh darah Yura. Kemudian aku kembali menundukkan kepalaku.

Setengah jam berlalu, aku masih berada pada posisiku. Telingaku mendengar derap langkah, sebelum beberapa orang memanggilku. Sejin memegang tanganku, mengajakku untuk berdiri.

"Jungkook-ah.." panggilnya. Aku menatap ke arah member, sebelum air mataku akhirnya jatuh.

Seokjin maju selangkah, ia memelukku, "Ada apa?" tanyanya.

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang