Aku berjinjit, kemudian ku raih wajah Mingyu dengan tanganku. Lelaki terkesiap saat telapak tanganku meraih wajahnya.
Ku dekatkan wajahku dengan wajahnya. Saat wajahku dan wajahnya hanya tinggal berjarak sepuluh sentimeter, ku tarik napas panjang, kemudian berkata. "Aku rasa, aku harus memilih sekarang. Dan aku tahu harus memilih apa saat ini. Memilih antara otakku atau hatiku."
"Jadi, apa yang kau pilih?
"Aku.."
Ia menatapku dengan ragu.
"Aku ingin kau tetap di sini." ucapku.
Matanya membulat, bibirnya terbuka. Baberapa detik kemudian, ia tersenyum lebar. "Kau ingin aku tetap di sini?"
Aku mengangguk dan tersenyum.
Mingyu memundurkan tubuhnya, kemudian ia menghembuskan napas lega.
Ku letakkan tanganku di dadanya, menahannya, saat ia ingin memelukku. "Tapi, sepertinya aku tidak bisa." Ucapku ragu.
Mingyu diam sejenak, dan menatapku bingung. "Maksudmu?"
Ku pejamkan mataku sambil ku tundukkan kepalaku. Kepalaku menggeleng pelan. "Aku tidak bisa melarangmu. Walaupun aku ingin kau tetap di sini, aku tidak bisa melarangmu, Mingyu-ah."
Aku mengangkat kepalaku, dan melihat raut wajahnya yang mulai berubah, tatapannya menjadi sendu, dan bibirnnya menipis.
"Mianhae Mingyu-ah, aku akan mengikuti kata hatiku." kataku. "Aku.. akan menjadi seseorang yang jahat jika aku mengikuti otakku. Aku benar-benar minta maaf."
"Yura-ya, tapi-"
"Berjanjilah, kau akan belajar dengan benar di sana!" Aku menghela napas pelan. "Berjanjilah padaku!"
Mingyu mundur tiga langkah tanpa mengatakan apapu.
Ku langkahkan kakiku mendekatinya, "Mianhae," ucapku saat melihat matanya yang memerah.
"Aku.. aku.. kau tahu Yura-ya, kau itu cinta pertamaku, aku tidak pernah.. tidak pernah merasa sesakit ini.. kau, aku tidak bisa, aku mohon.. ikuti kata otakmu saja, aku mohon."
Aku menggeleng, "Aku mohon, keputusanku sudah bulat." Ucapku, tanganku terangkat untuk menangkup wajah tampannya.
"Apa benar-benar tidak ada ruang di hatimu untukku? Walau sedikit saja?" Suaranya terdengar putus asa.
Untuk yang kedua kalinya, aku menggeleng. "Mianhae."
Hening selama beberapa saat, kemudian Mingyu menangkap tanganku dan ia turunkan tanganku dari wajahnya. "Baiklah, aku menyerah."
Ku hembuskan napasku panjang.
"Kau.. berbahagialah di sini Yura-ya, dan berjanjilah padaku, kau tidak akan tersakiti lagi.. kau tidak akan merasa sakit."
Aku mengangguk yakin, "Eoh, aku janji."
Mingyu menghembuskan napas dengan kasar, kemudian ia melirik jam tangan yang melingkari tangannya. "Masih sisa satu jam sebelum aku harus check in."

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...