"Yura-ya.." ucap Jungkook sembari menatapku dan Mingyu bergantian, "Dia siapa?"
-
Mingyu dan Jungkook langsung terdiam sembari menatapku, meminta penjelasan, dan yang aku lakukan hanya berdiri dalam diam. Sungguh, posisi saat ini sangat berat untukku.
"Dia siapa?" Kini Mingyu yang bertanya, dan aku benar-benar merasa sangat bimbang.
Aku telah menandatangani surat perjanjian dengan pd-nim, sangat tidak mungkin rasanya jika sekarang aku menjawab pertanyaan Mingyu bahwa Jungkook adalah kekasihku.
Sampai akhirnya, aku berkata dengan tatapan lurus ke bawah, tanpa melihat ke arah dua pasang mata yang kini menatapku, "Dia.. sepupuku.." jeda sejenak, "Mingyu-ah, ambil tasmu sekarang. Pulanglah."
Terlihat jelas dari sudut ekor mataku, bahwa Mingyu mengerutkan keningnya tidak mengerti, terlihat enggan menuruti perkataanku. Lantas aku menatapnya dan berkata dengan nada yang lebih tegas, tak terbantahkan, "Pulanglah! Sampai bertemu besok!"
Mingyu mengatupkan mulutnya ketika aku menatapnya malas. Terlalu malas untuk mendengar pertanyaan bertubi-tubi yang akan dikeluarkan oleh mulutnya.
Sedangkan Jungkook hanya menatapku dengan wajah tenang. Namun aku tahu dibalik sikap tenang yang kini ia perlihatkan, tersimpan emosi yang meletup-letup di dalamnya.
Langkah Mingyu berhenti, setelah ia melewati pintu sebanyak satu langkah. Matanya menatap lurus ke arah Jungkook, dan dibalas Jungkook dengan tatapan dingin.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung meraih pergelangan tangan Jungkook dan menariknya untuk masuk ke flatku, kemudian kututup pintu tersebut.
"Oppa.. ak-"
"Wae?" Pandangannya lurus ke arahku. Raut wajah tidak bersahabat, kini ia perlihatkan. Aku tahu bahwa ia sangat marah saat ini. "Kenapa kau mengatakan padanya bahwa aku adalah sepupumu?"
"Bukan begitu.. hanya saja-"
"Kau selingkuh dengannya?" Jungkook menyela perkataanku dengan sebuah pertanyaan yang langsung membuat mataku membulat sempurna.
Walaupun aku telah memprediksi bahwa Jungkook akan menanyakan hal ini, tetap saja ada perasaan sakit ketika mendengar pertanyaan Jungkook. Aku merasa walaupun kami telah menghabiskan waktu bersama selama beberapa tahun, Jungkook tidak mempercayaiku, seperti yang aku lakukan padanya.
Aku menghembuskan napas panjang, dan menjawab dengan suara tenang, "Kenapa kau bisa bertanya seperti itu? Kau pasti tahu betul, aku tidak akan mungkin melakukan hal tersebut. Aku masih menghargaimu sebagai kekasihku-"
"Kalau begitu, kenapa kau mengatakan bahwa aku adalah sepupumu?!" Suara Jungkook sedikit meninggi, dan hal tersebut membuat emosiku perlahan muncul.
"Oppa, aku tidak ingin bertengkar, mari kita sudahi saja." Ucapku berusaha tenang.
"Cih!" Ia memutar bola matanya, dan berkata, "Kau tidak ingin bertengkar, namun kau yang memulai semua ini.." jeda sejenak, "Kau pasti sangat menyukai lelaki tadi."
"Ne?"
"Siapa namanya?" Sebelah alisnya terangkat, "Mingyu?" Tanyanya sebelum ia tertawa sarkasme. "Lelaki yang kau bilang teman belajarmu itu?"
"Bahkan kalian sering sekali bersama." Lanjutnya. "Berarti.. sudah sangat lama ya kalian berselingkuh?"
"Mwo?!" Tanyaku setengah berteriak. Niatku untuk meredam emosi tergagalkan lantaran mendengar perkataan yang keluar dari mulut Jungkook, "Kau sedang memfitnahku?!"
"Tidakkah kau mengingat? Bahwa kita berdua telah terikat perjanjian dengan agensimu itu?!" Teriakkan tidak dapat kuhindari. "Kau menyalahkanku atas perjanjian yang telah dibuat oleh produsermu sendiri? Lucu sekali!"
Ia menggelengkan kepalanya. Tangannya terangkat, ibu jari dan jari telunjuknya ia pakai untuk memijat keningnya. "Kenapa aku merasa kau berubah?"
"Kau tidak seperti dahulu.." ia berdeham, "Kau.. tidak pernah berteriak ke arahku seperti itu. Kau.. Yura-ya, kau berubah."
"Kalau begitu, bagaimana denganmu?" Balasku. "Kau bahkan tidak seperti dahulu, yang selalu berkata lembut padaku dan percaya dengan apa yang aku katakan."
"Yang kau lakukan sekarang adalah berlagak layaknya idol terkenal seakan-akan kau selalu benar dan aku salah. Kau memperlakukanku layaknya fans fanatikmu. Kaulah yang berubah." lanjutku.
Jungkook memundurkan tubuhnya, terlihat terkejut dengan apa yang aku katakan. Tapi siapa peduli? Ia benar-benar memancing emosiku.
"Yang kau lakukan adalah memutar balikkan fakta, dan memojokkanku, bersikap seolah-olah aku sangatlah salah!" Ia kembali berteriak, "Kau harus tahu bahwa beban yang aku peroleh setelah menjadi seorang trainee sangatlah besar! Kau hanya menambah bebanku saja!"
Ia terdiam, terlihat tidak minat untuk melanjutkan perkataannya. Sedangkan yang aku lakukan adalah menutup bibirku rapat-rapat. Jantungku berdegup lebih cepat, dan hatiku terasa sakit.
"Kalau begitu, kenapa kau masih bertahan denganku, jika selama ini kau hanya menganggapku penambah bebanmu saja, dan bukannya kekasih?" Tanyaku pada akhirnya.
---
Ya un sudah selesai ya
Badai sudah berlalu yaa wkwkDisini ada yg main hayday? Wkwk
Oot banget astagaa
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...