Never

13.4K 1.8K 82
                                    

Keadaan kamar menjadi hening. Yuri akhirnya memilih tidur sedangkan aku masih betah memandang Yura. "Bahkan aku baru sadar bahwa gipsmu baru saja diganti.." gumamku.

"Hatiku sakit melihatmu seperti ini.." bisikku. Kemudian aku meletakkan kepalaku di samping perutnya. Aku mengangkat tangannya dan meletakannya di atas kepalaku, "Maafkan aku, Yura-ya.."

-

Sesuatu terasa bergerak di kepalaku, membuatku harus meninggalkan dunia mimpi dan terbangun dari tidurku. Pinggangku sakit karena tidur dalam keadaan duduk menunduk. Aku meringis pelan sebelum menengadahkan kepalaku dan melihat Yura yang tengah berbincang dengan Nara, tangannya berada di kepalaku, memainkan rambutku.

"Uhmm.." Gumamku sebelum meregangkan tubuhku.

Ia terkekeh, "Good morning Mr. Jeon."

Aku tersenyum dengan mata yang masih terpejam. "Badanku sakit-sakit."

"Kau tidur seperti itu.." Katanya. Ia tersenyum kecil, "Pulanglah, Sejin oppa mencarimu."

"Eoh?" Tanyaku, aku mengusap mataku, "Jinjja? Dia menelepon?"

Kepalanya menggeleng, "Dia di luar, sedang berbincang dengan ayah dan ibuku."

Aku langsung berdiri dan meregangkan tubuhku sebelum kuusap kepalanya, "Aku pulang dulu.." Tatapanku beralih ke arah Nara. Ia tersenyum ke arahku, "Nara-ya.. Aku titip Yura."

Setelah itu aku langsung keluar dari kamar, dan tidak menemukan siapapun. "Tidak ada Sejin hyung.." gumamku pelan.

Aku menutup pintu kamar, kemudian berjalan untuk mencari Sejin. Langkahku terhenti ketika aku hendak sampai ke pertigaan lorong rumah sakit. Langsung kurapatkan tubuhku ke dinding.

"Aku meminta doanya saja.." ucap Bibi Yoon. "Malam ini kemoterapi terakhir.."

Aku masih diam, tidak melakukan pergerakan. Mataku kupejamkan untuk mempertajam pendengaranku.

"Dokter bilang.. Jika memang tak ada perubahan.." Paman Yoon terdiam, beliau tidak melanjutkan perkataannya. "Aku minta dukungan serta doa saja darimu Sejin-ssi. Minta tolong sekali untuk memantau perkembangan dari polisi dan berita yang tersebar atas nama Yura."

"Aku ingin.. Anakku.." Kata paman Yoon. "Setidaknya saat ia sudah tidak.."

Aku menahan napasku.

"Ada.. Dia tidak diberitakan aneh-aneh selama sisa hidupnya."

Jantungku berdegup dengan cepat. Tenggorokkanku sakit, seperti ada batu besar yang tersangkut di dalamnya.

"Terimakasih banyak Sejin-ssi.." Kata paman Yoon. "Aku akan memanggil Jungkook."

Aku langsung cepat-cepat berlari menuju pintu kamar Yura, berpura-pura bahwa aku bawa saja menutup pintu tersebut.

"Paman baru akan memanggilmu," ucap pria itu. Ia tersenyum ke arahku, "Sejin menunggumu. Ia bilang kau ada jadwal hari ini."

Aku tersenyum canggung sebelum membungkukkan tubuhku, "Ahjussi aku pulang dahulu.. Selesai acara aku akan langsung ke sini."

-
Namjoon mengajak kami untuk berdiri memutar, tangan kami disatukan, kemudian ia berseru, "Kita bisa, kita akan menggebrak panggung ini!"

"Bangtan! Bangtan!"

"Bang! Bangtan!"

Kebiasaan kami, BTS, sebelum memulai perform. Semua orang sudah bersiap-siap  untuk menampilkan Spring day, dan Not today. Kepalaku sebenarnya sedikit pusing, namun aku tidak boleh mengacaukan semuanya. Sampai kemudian musik menyala, dan kami harus menari dengan energik.

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang