Lost

15.4K 2K 144
                                    

Aku menarik napas panjang, menikmati semilir angin yang menerpa wajahku.

Sudah tepat seminggu setelah hubunganku dengan Jungkook diketahui oleh publik. Entah apa yang harus aku rasakan saat ini, senang atau justru sedih.

Bighit juga sudah mengkonfirmasi hubungan kami. Banyak media yang menginginkan jumpa pers namun belum disetujui oleh pihak keluargaku karena kondisiku yang belum memungkinkan.

Aku senang, karena semakin banyak yang mengharapkan dan mendoakan kesembuhanku, aku senang karena semakin banyak yang perduli kepadaku, dan aku senang Jungkook berada di sampingku saat ini. Dokter Choi juga bilang kondisiku mulai membaik, bahkan aku sudah dibolehkan pulang.

Jungkook termasuk alasanku tetap bertahan sampai sekarang.

Tapi, aku juga merasa sedih karena banyak komentar-komentar negatif yang diberikan padaku.

Aku menghela napas pelan.

Jangan membaca berita dengan headline news namamu, dan jangan membaca seluruh komentar-komentar tersebut.

Mungkin perkataan Jungkook benar. Lebih baik aku tidak membaca semua komentarnya.

Aku menganggukkan kepalaku. Kemudian ku tatap lorong balkon yang sepi.

Kedua sudut bibirku terangkat ketika mengingat kejadian waktu itu, dimana Jungkook terus menangis sambil memelukku. Ia terus memintaku untuk tidak meninggalkannya.

Setelah kejadian itu, Jungkook langsung mengambil alih kursi rodaku, sedangkan Nara hanya berjalan kikuk mengikuti kami.

Ia terus berkata padaku, agar tidak meninggalkannya dalam keadaan apapun. Ia bilang ia tidak masalah dengan keadaanku saat ini, yang terpenting aku selalu berada di sampingnya.

"Aduh!" Sebuah suara membuyarkan lamunanku. Sontak aku menolehkan kepalaku ke arah sumber suara.

Seorang perempuan dengan rambut dikuncir kuda terlihat tengah terduduk di lantai. Ia memegang bokongnya sambil terus mengaduh kesakitan.

Langsung saja aku menggerakan kursi rodaku mendekati perempuan itu.

Perempuan itu langsung merangkak dan menggerak-gerakan tangannya. Ia seperti sedang mencari sesuatu.

Aku menatap perempuan itu bingung sampai aku melihat sebuah tongkat yang terletak sekitar satu meter di sampingnya.

Aku mendekati tongkat tersebut, kemudian ku ambil. Setelah itu aku langsung mencolek pundaknya. "Hey."

Perempuan itu langsung memundurkan tubuhnya dengan cepat, ia terlihat terkejut. Matanya terus menatap ke sembarang arah sampai pada akhirnya ia mengucapkan sesuatu. "Nuguya?!"

Aku menggigit bibir bawahku pelan ketika menyadari sesuatu. Ia buta.

"Kau siapa?" Tanyanya lagi. Matanya masih terus menatap ke sembarang arah.

Aku berdeham, "Kau mencari sebuah tongkat?"

Perempuan itu mengangguk pelan.

"Ini." Aku mendekatkan tongkatnya dengan tangan perempuan itu.

Perempuan itu langsung mengambil tongkatnya dengan cepat, kemudian ia langsung berdiri. "Kamsahamnida."

Aku tersenyun kecil. "Namaku Yoon Yura. Kau?"

Raut wajahnya berubah, kedua sudut bibirnya mulai terangkat. "Namaku Han Eun-"

"Yura-ya!"

Aku menoleh ke belakang, dan kutemukan Jungkook yang sedang tersenyum sambil berjalan cepat ke arahku.

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang