Ketika kami sama-sama kehilangan napas, aku langsung menjauhkan wajahku dari Jungkook. Ia mengerti, tangannga menarikku ke pelukannya. Mengusap punggungku dengan pelan, sangat pelan. Membuatku merasa bahwa dibutuhkan, disayangi, dan dicintai olehnya.
"Kau cantik.." bisiknya ketika napas beratnya sudah tak terdengar di telingaku lagi. Kepalanya bertumpu pada bahuku. "Sangat cantik.." ucapnya lagi.
Akhirnya aku membalas perkataannya, "Kau sangat tampan." Membuatnya terkekeh, dan mengeratkan pelukannya padaku.
"Oppa, aku rasa kita harus pulang." Aku menatapnya lagi, "Laut sudah semakin pasang." Tanganku tertunjuk pada air laut yang sudah semakin dekat dengan tempat kami duduk.
Ia tersenyum dan mengangguk, sebelum kemudian kami berjalan kembali ke penginapan.
---
Tepat tiga bulan setelah kepergian kami ke pantai, yang berarti hari ini adalah hari kesembilang di bulan Juni. Aku masih menjalani hari-hari seperti biasanya, bahkan aku baru selesai ujian.
Omong-omong soal ujian, sejak saat itu Minkyung memang masih kuliah, hanya saja ia benar-benar menjauhiku. Melihatku saja tidak.
"Ne oppa!" ucapku lewat telepon, "Aku sudah selesai dan akan segera ke sana!"
"Aku akan menjemputmu di halte."
Aku tersenyum kecil, "Arasseo, tapi aku harus pulang sebentar."
Kini kutemukan diriku tengah berjalan memasuki bangunan apartemenku. Aku tersenyum ke arah paman Jo yang sedang bertugas menjaga keamanan lingkungan apartemen.
Langkahku terhenti ketika melihat kotak dengan bungkus yang sama. Aku kira lima hari lalu merupakan kotak terakhir, namun aku salah.
Entah siapa yang mengirimnya, tapi kotak tersebut selalu datang, waalupun tidak setiap hari setidaknya hal tersebut sangat menggangguku.
Aku membuka kotak tersebut dan melihat seekor burung yang sudah mati. Ini merupakan ke dua puluh delapan bangkai hewan yang aku terima.
Kertas yang berada di sampingnya tertulis beberapa digit angka.
11 1 21
"Mwoya.." gumamku.
Perasaan takut lama-kelamaan menghilang. Walaupun aku merasa sangat terganggu, tapi setiap mendapat bangkai-bangkai hewan ini aku tidak begitu takut seperti awal.
Aku memasukkan bangkai tersebut ke plastik sampah yang akan kubuang, sebelum mencuci tangan dan bersiap-siap pergi ke gedung Bighit.
-
"Mwo? BTS akan memiliki adik?" tanyaku, dan dibalas anggukan oleh Jungkook. "Kapan mereka akan debut?"
Jungkook mengedikkan bahunya, "Aku kurang tahu, namun Yoongi hyung bilang mereka akan debut dengan kode-kode. Mungkin yang dimaksud adalah kode morse."
"Kode?" tanyaku penasaran.
Jungkook menyuapkan mandu ke mulutnya dan mengangguk. Sumpit yang berada di genggamannya ia balik kemudian ia ketukkan ke lantai.
Dug dug dug. Duug.. Duug.. Duug.. Dug dug dug.
"Ini artinya SOS." Kata Jungkook sebelum ia memakan kembali mandu yang baru saja ia sumpitkan.
Keningku mengerut, "Kenapa bisa bunyi tersebut menjadi SOS?" Entah kenapa topik pembahasan kali ini membuatku penasaran.
Jungkook berdiri, berjalan ke arah meja yang berada di sudut ruang latihan. Ia mengambil senter, secarik kertas dan sebuah pulpen.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...