YURA POV
Aku menahan napasku ketika mataku dan Jungkook bertemu.
Ia menggumamkan sesuatu yang tidak dapat ku dengar. Kemudian kakinya mulai melangkah ke arahku dengan perlahan.
Balkon yang tadinya sepi, kini mulai ramai. Beberapa orang bahkan mengambil gambar.
Aku meremas ujung bajuku disaat jarak antara aku dengan Jungkook tinggal beberapa langkah lagi.
Kini, aku kehilangan kekuatan untuk bernapas, karena Jungkook sudah berdiri tepat di hadapanku.
Beberapa orang yang sedang menonton kami memekik terkejut ketika tubuh Jungkook tiba-tiba terjatuh ke lantai dengan posisi berlutut.
Mata hitamnya kembali menatapku. Tiba-tiba setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. "Yoon Yura."
Pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat Jungkook serapuh ini.
"Yoon Yura."Jungkook memanggilku lagi. Ia mengangkat tangannya dan menempelkannya pada pipiku dengan perlahan. "Astaga Yoon Yura." Jungkook langsung menarikku ke pelukannya.
Ia rapuh, dan aku juga rapuh. Kami membutuhkan satu sama lain.
Air mataku mulai menetes ketika mendengar isakan Jungkook. Secara perlahan aku mulai mengangkat tanganku untuk membalas pelukannya.
Aku benar-benar merindukannya. Merindukan Jeon Jungkook.
-
"Kau harus menceritakan semuanya dari awal atau aku akan membunuhmu Yoon Yura!" Bisik Nara.
Aku terkekeh dan mengangguk pelan.
Sekarang, aku, Yuri, Nara dan member Bangtan kecuali Hoseok berkumpul di kamar.
Namjoon sedari tadi memarahi Jungkook yang hanya diam sembari memainkan jari tanganku. Sesekali ia menasihati Seokjin dengan nada lebih rendah, aku paham, Namjoon berusaha lebih sopan terhadap yang lebih tua.
"Tenang saja, jangan dipikirkan." Bisik Jungkook sembari menggenggam tanganku.
Aku mengangguk pelan dan membalas genggaman tangan Jungkook.
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. "Permisi.." Yumi masuk, dan tersenyum kecil sambil membungkukkan tubuhnya. Ia menghampiri kasurku dan mulai membalik-balikkan kertas yang tertempel di papan yang ia bawa.
"Ternyata Yura kedatangan tamu." Gumamnya ramah. Ia melihat-lihat ke arah peralatan rumah sakit yang terletak di samping kasurku. Terlihat sama sekali tidak terkejut. Aku tersenyum kecil. Yumi pasti sudah tahu tentang kejadian tadi sore, jadi kini ia tidak terkejut.
"Kondisimu hari ini sedikit menurun, aku harap seterusnya tidak seperti ini." Ucapnya ramah. Ia melemparkan senyuman kecil padaku dan membungkukkan badannya ke semua orang sebelum akhirnya ia keluar dari kamar.
Namjoon kembali yang tadinya duduk kembali berdiri, ia melihat ke arahku dan Jungkook. Sedangkan yang kini Jungkook lakukan adalah tersenyum bak anak bayi yang tidak bersalah.
-
"Bagaimana?" Tanya Jimin.
Namjoon menjauhkan ponselnya yang tadi ia tempelkan pada telinganya. "Sejin hyung bilang sekumpulan ARMY di luar sudah mulai berkurang. Mungkin sekarang kami sudah bisa balik."
"Eoh. Baiklah. Hoseok di mana?"
"Dia sudah di dorm sedari tadi." Sahut Taehyung.
Namjoon mengangguk. Kemudian ia berdiri, "Lebih baik kita pulang sekarang. Yura juga harus beristirahat."
"Eoh. Yura-ya kami pulang dahulu." Kata Yoongi sambil melambaikan tangannya ke arahku.
"Eoh. Hati-hati!"
Taehyung dan Jimin berjalan ke arahku kemudian mereka mengusap kepala botakku dengan pelan. "Cepat sembuh!" Ucap Jimin.
"Fighting Yura!" Taehyung mengangkat kedua tangannya yang terkepal untuk menyemangatiku.
Tawa kecil keluar dari bibirku. Ku anggukan kepalaku. "Eoh."
Seokjin menepuk pundakku pelan, "Kami pulang dahulu. Kau harus cepat sembuh dan mampir ke dorm kami lagi!"
Namjoon tersenyum ke arahku dan ikut menepuk pundakku pelan. "Aku harap kau tidak membaca semua komentar-komentar yang diberikan oleh fans kami. Jangan memikirkan tentang namamu yang sudah menjadi headline news sekarang dan lekas sembuh!"
Ku angkat kedua sudut bibirku. "Eoh. Gomawo oppa."
Jungkook yang sedari tadi duduk di sampingku mulai mengarahkan pandangannya ke arahku. "Yura-ya. Aku pulang dahulu. Besok aku akan ke sini!" Ucapnya sambil memelukku.
Aku mengangguk pelan dan membalas pelukannya.
"Jangan lupa unblock nomorku." Bisik Jungkook sebelum ia melepaskan pelukan kami.
Aku tertawa kecil dan kembali mengangguk.
Lalu Yuri mengantar para member keluar dari kamar sedangan Nara langsung berjalan cepat ke arahku.
Baru beberapa jam berkenalan, Nara sudah sangat akrab dengan para member, apalagi dengan Taehyung dan Jimin. Kamarku benar-benar ramai karena tawa mereka. Aku yakin jika ada Hoseok di sini, mereka akan semakin membuat keributan.
"Yura-ya. Kau masih berhutang cerita padaku." Kata Nara.
Aku tersenyum kecil. "Sudah jam sembilan kau-"
"Aku akan pulang setelah kau menceritakan semuanya."
Aku menghela napas pelan, dan memulai ceritanya dari awal.
"Jadi.. K-kau?! Astaga Yura! Kenapa kau tidak pernah bercerita padau?!"
Aku menggedikan bahuku. "Aku sudah menanda tangani surat perjanjian dengan Bighit."
Nara menganggukan kepalanya pelan. "Tapi kenapa Minkyung bisa tahu?"
"Aku juga terkejut saat itu. Tapi yang jelas, aku benar-benar bersyukur karena ia tidak memberi tahu tentang hal ini kepada siapapun."
Nara kembali menganggukan kepalanya. Beberapa menit berlalu, sampai ia berkata "Baiklah aku akan pulang!" Ia berdiri. "Bye!"
"Eoh! Hati-hati!" Ku lambaikan tanganku pada Nara.
"Unnie! Ayo antar aku!"
Yuri terkekeh, "Yura-ya. Aku mengantar Nara dulu ya!"
"Ye!"
Sekarang hanya ada aku di kamar. Aku nyalakan ponselku kemudian kubuka aplikasi twitter.
Cepat-cepat kulempar ponselku ke arah depan ketika mengetahui sesuatu.
Kupeluk lututku kemudian aku bergumam, "Selamat Yoon Yura, namamu telah berada di worldwide trends on twitter."

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanficSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...