Pain

18K 2.2K 289
                                    

Hari ujian semakin dekat, semakin menggila pula aku belajar. Sudah tepat jam sebelas malam dan belum ada satupun murid dari kelasku beranjak dari perpustakaan.

Tidak jarang aku dan beberapa temanku mengalami mimisan karena terlalu lelah lama belajar.

Aku tidak mengambil pusing dengan mimisan yang sering aku alami, yang sekarang aku pusingkan adalah ujian yang semakin mendekat.

Tatapanku beralih ke arah Nara yang sedang menonton comeback stage BTS yang tidak dapat ia tonton langsung. Nara sangat bekerja keras untuk mendapatkan nilai bagus, walapun setiap setengah jam sekali ia akan berhenti belajar dan menonton beberapa video BTS. "Biarkan aku menambah energiku untuk melanjutkan belajar." Begitulah katanya setiap aku menginterupsi kegiatannya.

Tiba-tiba ponselku yang berada di ujung meja berbunyi, langsung saja aku angkat dan berkata, "Yeoboseyo, oppa.."

"Aku tebak, kau masih di sekolah?"

Mataku menatap ke arah buku pelajaran, lalu menjawab, "Ne. Wae?"

"Kami sedang jam kosong!" ucapnya sebelum terkekeh.

Astaga dia sangat lucu!

"

Aku dan Jin hyung akan menjemputmu di tempat biasa, ya?" Tanyanya. "Jangan menolak, aku akan bersiap!" Setelah itu Jungkook langsung memutuskan sambungan telepon.

Aku tertawa kecil sebelum kemudian kembali melanjutkan belajar.

Tepat jam sebelas malam, satu persatu murid termasuk aku mulai bergegas pulang.

Kumasukkan semua buku dan alat tulisku yang berserakan di atas meja ke tas sebelum kemudian berdiri dan berjalan keluar perpustakaan.

Tepat di saat aku hendak turun melalui tangga, pundakku dipegang oleh seseorang dari belakang.

Lee Mingyu, tengah tersenyum kecil ke arahku sebelum memberikkanku sebuah tisu. "Hidungmu berdarah." ucapnya.

Sebelah tanganku langsung menutup hidung sedangkan tangan lainnya kupakai untuk mengambil tisu dari tangan Mingyu.

"Tidak banyak kok, tidak seperti biasa." Hening sejenak sebelum Mingyu melanjutkan, "Aku antar pulang? Kau terlihat tidak begitu sehat akhir-akhir ini."

Aku tersenyum kecil sebelum kemudian berkata dengan suara pelan, "Mian.. Jungkook menjemputku."

Raut muka Mingyu berubah. Senyumnya perlahan memudar.

Sedangkan aku masih menampilkan senyum kecil sebelum kemudian berkata, "Aku duluan.." kakiku langsung melangkah menjauhi Mingyu yang masih terdiam.

-

"Annyeong haseyo.." ucapku tepat di saat memasuki mobil hitam yang dikendarai oleh Seokjin.

"Annyeong Yura-ya!" Seokjin tersenyum ke arahku melalui kaca spion tengah.

Aku membalas senyumannya lebar, "Annyeong Seokjin oppa! Wah sangat beruntung rasanya dijemput oleh dua idol ternama Korea." guraku, membuat kedua lelaki yang tengah bersamaku itu tertawa.

"Perasaanku saja atau kau semakin kurus?" tanya Jungkook setelah membalikkan tubuhnya menatapku.

Tanganku terangkat, kupegang pipiku pelan sebeluk berkata, "Jinjja? Padahal aku sudah makan sangat banyak."

"Makanlah lebih banyak lagi." ucap Seojin.

"Hm.. kau harus makan lebih banyak lagi, dan mengalahkan porsi makan Seokjin hyung yang seperti babi!" Setelah mengatakan hal tersebut, Jungkook langsung tertawa terbahak-bahak sedangkan Seokjin memberikan sumpah serapah padanya.

Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah laku mereka sebelum tatapanku beralih ke arah langit malam dan mataku perlahan terpejam, menahan rasa sakit yang menjalar di kepalaku.

--

Pendek ya? Wkwk

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang