Hope

14.3K 1.8K 155
                                    

Mobil yang aku kemudi berjalan dengan sangat cepat. Sampai aku buru-buru menginjak rem saat sudah sampai tempat tujuan. Aku melihat ke arah lampu lalu lintas, kemudian pandanganku beralih ke arah tempat kejadian Yura diserang.

Mataku terus menerawang sekitar tempat tersebut sampai menemukan sebuah cctv. Dua buah cctv mengarah pada tempat itu. Langsung saja aku melepas seatbelt dan keluar dari mobil.

Ponsel yang berada di saku celanaku kuambil. Aku mengambil beberapa gambar yang menunjukkan bahwa ada cctv di sana. Mulutku terus mengeluarkan sumpah serapah untuk pelaku penyerangan dan penjaga cctv.

Setelah itu aku langsung menekan beberapa nomor, "Pak Choi.. Besok kita akan ke dinas perhubungan untuk melihat cctv Seoul.. Aku ingin memastikan sesuatu."

-

Aku meletakkan ponselku yang telah menampilkan gambar yang ku ambil tadi malam. "Kedua cctv mengarah ke arah tempat kejadian perkara.." ucapku. Aku menatap ke arah pria paruh baya dengan perut yang buncit di hadapanku, "Tetapi kenapa anda bilang tidak ada cctv yang merekam."

"Kamera cctv tersebut telah rusak." Katanya acuh tak acuh.

Tanganku mengepal. Ingin sekali aku memukul pria tersebut, namun lagi-lagi aku harus memikirkan Yura dan para member BTS.

"Aku melihat lampu merah cctv tersebut menyala.. Ahjussi.. Jangan berbohong." ucapku tenang, namun terkesan memaksa. Aku tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang terkejut akibat perkataanku barusan.

Lelaki tua itu mendecih, "Yak.. Kau tidak bisa bersikap sopan sedikit?" tanyanya. Kemudian kekehan sinis keluar dari mulut tebalnya, "Aku tahu kau ini seorang idol, tapi aku lebih tua darimu.. Aku lebih tahu mengenai cara kerja cctv, daripada kau yang masih seperti bocah ingus-"

"Mwo?" Emosiku mulai meninggi, aku menatap nyalang lelaki itu, "Anak SD juga tahu jika lampu merah di cctv itu menyala, maka cctv itu sudah bisa dikatakan aktif. Pemerintah Korea pasti membeli cctv yang bagus agar tidak cepat rusak, atau akan segera menggantinya jika terjadi kerusakan.." Aku menghembuskan napas kasar, "Dibayar berapa kau oleh wanita itu?"

Ia terlihat terkejut dengan apa yang aku katakan. Lelaki itu memukul meja dan mencengkram kerah bajuku, "Apa katamu?!"

Orang-orang langsung memisahkan kami, dan pak Choi, pengacaraku langsung menarikku keluar dari gedung ini.

"Jungkook-ssi, ada baiknya kau kontrol emosimu. Jika selalu seperti tadi, kau akan membuat semuanya menjadi semakin runyam." Kata pak Choi saat kami sudah berada di mobil.

-

Aku menghembuskan napas kasar sebelum mengusap peluh yang tak henti-hentinya keluar dari dahiku. Setelah kembali dari dinas perhubungan, aku memilih untuk berlatih menari untuk lagu terbaru kami. Tubuhku bergerak mengikuti alunan musik, namun otakku terus-terusan berpikir tentang cara mendapatkan barang bukti.

"Jungkook-ah, kau berlatih terlalu keras," kata Hoseok. Ia menghentikkan musik dari pengeras suara, kemudian memberikanku sebotol air mineral.

Setelah menerima air mineral tersebut, aku langsung duduk bersandar di sebelah Seokjin. Ia menatapku dan bertanya, "Wae? Ada masalah lagi?"

"Aku tidak dapat menemukan video tersebut.."

Taehyung kini ikut duduk di sebelahku, "Video apa?"

Setelah meminum beberapa teguk air, aku menengadahkan kepalaku. Memejamkan mataku, dan menjawab, "Kalian tahukan aku juga akan menggugat wanita yang menyerang Yura? Nah.. Susah sekali mendapatkan cctv yang merekam penyerangan itu.. Padahal rekaman kyu sangat berguna sebagai barang bukti.

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang