Goodbye

16.9K 2.2K 190
                                    

"Benar! Aku menggunakan Yura untuk melupakanmu! Kau puas, eoh?! Kau puas dengan pengakuanku!"

Srek.

Barang belanjaanku terjatuh.

Kepalaku seketika pusing. Dengan kekuatan yang ku punya, aku berlari menjauhi pintu apartemenku.

Berlari secepat yang aku bisa.

Tiba-tiba, pikiranku beralih ke beberapa hari yang lalu.

Hari dimana aku melihat foto Jungkook bersama seorang gadis.

Gadis di foto itu adalah Shinah.

Dan dengan bodohnya, aku baru menyadari sekarang.

Aku terus berlari, dengan air mata yang mulai terkumpul di pelupuk mataku.

Kata-kata Jungkook barusan, terus terngiang-ngiang di kepalaku.

Aku menggunakan Yura untuk melupakanmu! Kau puas, eoh?! Kau puas dengan pengakuanku!

Dadaku terasa sangat sesak.

Kakiku terus berlari, menjauhi flatku. Ketika tubuhku sudah berada di luar bangunan apartemen, angin dingin menerpa tubuhku, sampai tulangku bisa merasakan dinginnya sore pada hari ini.

Beberapa orang yang berlalu lalang melihatku dengan tatapan aneh, namun apa perduliku. Aku tetap berlari, keluar dari pekarangan bangunan apartemenku, sampai tubuhku terjatuh setelah menabrak seseorang.

Tepat di saat tubuhku terjatuh, air mataku menetes dengan deras. Aku langsung menangis tersedu-sedu di tempatku terjatuh. Tidak perduli dengan tatapan orang yang tadi kutabrak.

Beberapa detik kemudian, aku berdiri dan membungkukkan tubuhku ke arah lelaki yang kutabrak tanpa melihat ke arah wajahnya, setelah itu aku hendak berjalan menjauhinya, namun tanganku lebih dulu dipegang oleh lelaki itu. "Yura-ya.." ucap lelaki itu.

Tangisanku terhenti, dan kepalaku langsung mendongak.

Lee Mingyu.

Lelaki itu kini tengah menatapku khawatir.

"Waeyo? Kau kenapa?"

Tepat disaat telingaku mendengar perkataannya, aku kembali menangis dengan tersedu-sedu. Membuat tangan Mingyu terangkat ke atas kepalaku, kemudian mengelusnya turun hingga pundak sebelum kemudian kepalaku ditarik ke pelukannya.

Aku tidak menolak pelukannya, karena aku tahu kini aku sedang membutuhkan sebuah pelukan. Tangisanku semakin membesar ketika ia mulai mengusap punggungku pelan.

"Kau kenapa? Mau cerita padaku?"

Aku tidak menjawab, dan masih terus menangis.

"Ayo, kuantar kau pulang."

Kepalaku langsung menggeleng, "Aku tidak ingin ke sana, aku mohon."

Lelaki itu diam sejenak, sampai tiba-tiba, aku merasa tubuhku menjadi sedikit lebih hangat. Mingyu memasang jaketnya pada tubuhku.

"Di sini dingin. Ikutlah denganku!" Kemudian, Mingyu menarik tanganku. Dia membawaku menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari apartemenku.

Kini, ku temukan diriku berada di dalam mobil Mingyu. Mingyu yang duduk di sampingku, terus menatapku.

Kepalaku terus menunduk, sengaja, aku ingin menghindari kontak mata dengan Mingyu.

Ku rasakan Mingyu memegang pundakku, "Yura-ya, ada apa? Kau ada masalah?"

Aku menggeleng pelan.

"Idol itu melakukan sesuatu padamu, eoh? Dia membuatmu sedih, eoh?" Tanyanya.

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang