Stay Healthy

15.2K 1.9K 167
                                    

Rasa sakit mulai menjalar di kepalaku. Ku angkat tanganku ke atas dahi, lalu ku pijat-pijat dahiku. Aku meringis, sambil mulai membuka mataku.

Mataku ku kerjapkan, saat dunia terasa menjadi dua. Lalu, tubuhku bergetar, dan kini mataku menangkap seorang perempuan yang sedang menatapku dengan tatapan cemas.

"Bagaimana? Apa yang sakit? Apa kau mengingatku?" tanyanya saat menyadari aku yang terus melihatnya.

Ku pejamkan mataku saat mengingat bahwa perempuan itu ialah Minkyung.

Seolah-olah bisa membaca pikiranku, Minkyung bertanya, "Hei, jangan bilang kau lupa denganku?"

Ku angkat kedua sudut bibirku, dan berkata dengan setengah berbisik, "Tidak. Kenapa aku bisa di sini?"

Minkyung duduk di ranjang yang aku tiduri, "Tadi ada seseorang yang tidak sengaja melempar bola basket ke arahmu, lalu di saat aku baru saja ingin memberi tahumu, bola basket itu sudah mengenai kepalamu duluan."

Aku menatapnya bingung. "Mwo?"

Ia menyipitkan matanya, "Kau tidak lupakan bahwa kita tadi latihan fisik?"

Oh!

Aku terkekeh, "Tidak, aku hanya memastikan saja. Sehabis terbentur bola basket, aku rasa aku menjadi bodoh."

Minkyung mutarkan bola matanya dan tertawa kecil. "Jadi, bagaimana keadaanmu?"

Ku lemparkan senyuman terbaikku dan berkata, "Aku tidak apa-apa."

"Jinjja?"

Kepalaku mengangguk, dan aku langsung mengubah posisi tubuhku menjadi duduk.

"Kau yakin, tidak apa-apa? Lagian, pertama kalinya dalam hidupku, melihat seseorang pingsan akibat terkena bola basket."

Aku terkekeh, dan menggeleng, "I'm perfectly fine. Tidak usah khawatir."

Minkyung menghembuskan napasnya, lalu ia melirik jam yang terpasang pada pergelenga tangannya, "Sudah hampir sore, kau tidak ingin pulang?"

Ku kerjapkan mataku, dan bertanya, "Hampir sore?! Memangnya berapa lama aku tidak sadarkan diri?"

Minkyung mengangkat bahunya, "Tidak lama, hanya hampir dua jam," ucapnya.

Mataku membesar, "Jinjja?!"

"Iya."

"Godjima-"

"Aku tidak bohong! Lebih baik, sekarang kita pulang, atau aku duluan saja?" Tanyanya.

-

Rencana Minkyung untuk pulang gagal, ketika aku berkata ingin memakan daging sapi panggang. Dengan semangat, ia menawarkan diri untuk menemaniku ke restoran daging yang letaknya sangat dekat dengan kampusku.

"Kau tahu? Restoran ini adalah restoran langgananku sejak aku masih duduk di bangku menegah pertama. Jung ahjumma benar-benar memotong daging tersebut dengan cinta!" ucap Minkyung saat selesai memesan makanan.

"Jung ahjumma?" tanyaku.

Kepalanya bergerak ke atas dan ke bawah dengan semangat, "Eoh, koki di sini!"

Aku terkekeh, dan langsung mengedarkan pandanganku ke penjuru kedai ini.

Lalu, mataku menangkap sesuatu yang sangat aku kenali. Segerombolan gadis dengan baju ARMY.

"Nara!" teriakku, saat menyadari bahwa seseorang yang tengah aku tatap itu adalah sahabatku sendiri.

Nara menoleh ke arahku. Ia membesarkan matanya, dan berjalan cepat ke arahku. "Yura-ya!" Ia langsung berjalan ke araku dengan cepat dan memelukku erat.

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang