Brothers

23.2K 2.8K 132
                                    

Aku melambaikan tanganku ke arah Nara yang baru saja dijemput oleh supirnya. Setelah itu aku langsung berjalan ke arah halte yang berada tepat di sebrang sekolahku.

Ponsel yang berada di tas aku ambil kemudian kunyalakan. Beberapa menit setelah menyala, sebuah telepon dari nomor yang sangat kukenal masuk, membuatku langsung mengangkatnya.

"Ne, oppa."

"Kau di mana?" Tanyanya. Terdengar napas yang tidak teratur dan suara bising, terdengar seperti orang-orang yang tengah berbincang.

Tatapanku beralih ke arah lampu lalu lintas yang menampilkan simbol supaya pejalan kaki bisa menyebrangi jalan. Lalu kulangkahkan kakiku menyebrangi jalan sembari menjawab pertanyaan Jungkook, "Di sekolah, wae?"

"Sudah pulang? Atau belum?"

Aku duduk di halte bus yang kosong, dan menjawab, "Sudah, ini sedang menunggu bus." Tanganku mengangkat, kuselipkan rambutku ke belakang telinga, "Memangnya kenapa?"

"Ke agensiku hari ini bisa?" tanyanya. "Aku akan mengirimkan alamatnya lewat pesan."

Keningku mengerut, aku baru saja ingin menjawabnya, namun ia kembali berbicara. "Pulangnya akan diantar oleh Jin hyung. Mereka ingin berkenalan denganmu."

Tepat di saat Jungkook mengatakan hal itu, sebuah mobil dengan jendela yang terbuka lebar lewat di depanku. Layaknya adegan slow motion yang ada di film-film. Terlihat seorang lelaki yang aku kenal tengah mengendarai sebuah mobil. Lee Mingyu. Dengan tubuh masih lengkap dengan seragam, dan rambut yang terlihat sedikit berantakan, ia terlihat sedikit lebih tampan.

"Yura-ya?"

Aku langsung terkesiap dan tersadar dari lamunan dan berkata, "Ne, kirimkan alamatmu sekarang."

-

Langkahku berhenti tepat di depan sebuah bangunan. Dari alamat sampai bentuk bangunan sudah sama dengan yang Jungkook beritahukan. Aku yakin aku tidak salah tempat.

Tiba-tiba pintu terbuka saat kakiku melangkah menaiki anak tangga. Jungkook dengan baju berwarna hitam polos dan celana training keluar dari bangunan tersebut. Rambut dan bajunya sedikit basah, dan aku yakin dia baru selesai berlatih.

Ia tersenyum sebelum menarik tanganku untuk masuk ke bangunan ini. Terlihat seorang wanita yang aku yakini sebagai resepsionis. Wanita itu membungkukkan tubuhnya ke arahku dan Jungkook. Namun bukannya membalas, Jungkook terus menarikku, sehingga aku membungkukkan tubuh ke arahnya sembari berjalan.

Kini kami sedang berada di dalam lift. Jungkook menekan angka dua yang merupakan tombol lift, sebelum lift menutup dengan sempurna. Setelah itu ia menyandarkan tubuhnya tepat di sampingku.

"Aku sudah berjanji akan memperkenalkan kau dengan member hyung." Ucapnya tiba-tiba. Ia tersenyum sebelum mengusap rambutku, merapikan tatanan rambut.

Aku terkekeh, kemudian bertanya, "Apa mereka semua tampan?" Tanyaku dengan usil, membuatnya langsung mengerucutkan bibirnya. Ia sangat menggemaskan. Tanganku terangkat, kemudian kucubit pipinya pelan.

Ia berdecak seperti kesal sebelum kemudian menarikku untuk keluar dari lift. "Jangan macam-macam." Ucapnya sok serius.

Bukannya takut aku malah menusuk-nusuk perutnya, menggodanya. "Kau cemburu?" Aku memiringkan tubuhku, dan menatapnya penuh canda. Dan yang ia lakukan adalah menggelengkan kepalanya selama beberapa kali.

 Dan yang ia lakukan adalah menggelengkan kepalanya selama beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanganku terangkat sebelum kujepit hidungnya yang besar dengan tanganku. Membuatnya langsung tertawa terbahak-bahak sembari memegang tanganku, berusaha menghentikanku. Sampai sebuah suara mengiterupsi kegiatan kami.

"Aih.. pasangan muda."

Pandanganku langsung beralih ke arah sumber suara setelah menghentikan kegiatanku, menjepit hidung Jungkook. Seseorang lelaki dengan rambut berwarna hitam terlihat tersenyum ke arahku, membuat matanya menyipit. Dari bahasa yang ia gunakan dan logat yang ia pakai, ketahuan sekali bahwa ia adalah seseorang dari Busan.

Jungkook tersenyum sebelum kemudian menarikku mendekati lelaki tersebut. "Hyung, perkenalkan, ini Yoon Yura." Ucap Jungkook dengan bahasa dan logat khas Busan.

Masih dengan senyuman yang ia tampilkan untukku, lelaki itu mengangkat tangannya, mengajakku untuk bersalaman, "Annyeong Yoon Yura. Park Jimin imnida. Kau bisa memanggilku oppa agar bisa lebih akrab."

Aku menjabat tangannya sembari membungkukkan tubuhku, "Ne.. oppa."

Jungkook mengepalkan tangannya, kemudian meninju perut Jimin pelan, membuat Jimin terkekeh sembari mengusap perutnya.

Setelah itu Jungkook mengajakku untuk memasuki sebuah ruangan dengan pintu bertuliskan dance practice room.

Ruangan dengan empat buah pintu saling berjejer di depannya terdapat cermin yang sangat besar. Lima pasang mata langsung tertuju ke arahku saat Jungkook menarikku mendekati mereka yang tengah duduk melingkar.

Terhitung beberapa detik setelah kemunculanku, mereka yang awalnya menampilkan tampang terkejut, langsung tersenyum lebar dan berdiri menghadapku.

"Pacar Jungkook.. pacar Jungkook."

"Wah! Kau kalah dengan Jungkook, hyung!"

"Yoon Yuna datang!"

"Yoon Yura, pabo!"

"Oh iya, itu maksudku."

Jungkook tertawa kecil, sebelum berbisik, "Maafkan ya, mereka memang berisik."

Wajahku yang sedari tadi tak henti-hentinya menampilkan sebuah senyuman menghadap ke arah Jungkook, sebelum kemudian berkata, "Gwaenchanha, mereka terlihat seperti orang yang seru."

Ia tersenyum, terlihat lega atas perkataanku barusan. Kemudian, ia mengajakku dan para member untuk kembali duduk.

"Jadi.." seseorang berambut hitam dengan lesung pipinya yang manis mulai berbicara, terlihat sekali wibawanya saat ia berbicara. "Apa kita harus mengenalkan diri terlebih dahulu?"

Kepalaku mengangguk, kemudian aku berkata dengan semangat, "Ne.. annyeong haseyo." Masih dengan posisi duduk, kubungkukkan tubuhku ke arah mereka. "Yoon Yura imnida."

Mereka semua tersenyum dan ikut membungkukkan tubuhnya. Seseorang yang menurutku paling tampan berkata, "Annyeong Yura-ya, Kim Seokjin imnida. Member tertampan di sini!"

Aku tertawa saat seseorang menyeletuk, "Member paling tua dengan sifat yang paling bocah!"

Matanya menyipit ke arah seseorang yang duduk di sampingnya, membuat seisi ruangan ini tertawa.

"Aku Jung Hoseok!" Ucap seseorang yang memakai beanie dan baju tanpa lengan. Ia tersenyum lebar dan menurutku itu adalah daya tariknya.

"Kim Taehyung imnida!" Seseorang yang menurutku juga tampan mengangkat tangannya tinggi. "Annyeong!" Ia tersenyum kotak, menunjukkan gigi bagian atas dan bawahnya.

Aku kembali tertawa dan menganggukkan kepalaku.

"Annyeong Yura-ssi, Kim Namjoon imnida." Seseorang yang berbicara dengan wibawanya tersenyum, menampilkan lesung pipinya yang terlihat manis.

Seseorang yang sedari tadi hanya terdiam dan sesekali tersenyum berkata, "Kekasih Jungkookie ya?" Tanyanya ramah, membuatku berhenti berpikir bahwa ia adalah seseorang yang tidak ramah dan kaku. Walaupun memang tampangnya terlihat dingin, tapi ternyata dia adalah seseorang yang ramah. "Min Yoongi imnida."

Lengan Jungkook menyenggol lenganku, kemudian ia berkata, "Panggil mereka oppa, karena mereka akan menjadi saudaramu juga."

Oh yes! I have new brothers!

•••

It's Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang