Aku menghela napas kasar ketika melihat buku-buku tebal yang berserakan di atas meja. Laptopku menyala menampilkan contoh soal-soal untuk tes masuk perguruan tinggi yang baru saja aku download.
Otakku terus kucoba untuk fokus ke arah soal dan cara penyelesaiannya, tetapi sekeras apapun aku mencoba yang aku dapatkan hanya rasa pusing.
Sampai akhirnya aku menyerah dan langsung menyandarkan tubuh ke sofa. Mataku terpejam, tanganku kupakai
"Yura-ya, apa kau ingin ikut?"
Sebuah pertanyaan membuatku langsung menegakkan tubuh dan menolehkan ke arah sumber suara.
Shinah dengan baju santai yang terlihat sangat cocok di tubuhnya tengah berdiri tepat di depan pintu kamar sembari tersenyum ke arahku. "Aku dan Ahyoung akan berjalan-jalan, menikmati pemandangan Seoul, kau ingin ikut?"
Aku tersenyum dan menggeleng, "Aku ingin.. tetapi." Mataku melirik ke arah buku-buku, "Tes masuk perguruan tinggi akan dilaksanakan tiga hari lagi."
Ahyoung keluar sembari membawa flat shoes berwarna merah muda, "Tidak usah, kau tidak boleh keluar. Jangan kecewakan Yoon ahjussi." Ucapnya setengah bergurau.
Aku tertawa kecil sebelum mengangguk, "Ne.. ne."
"Baiklah kita berangkat dulu." Ucap Ahyoung sebelum membuka pintu utama.
"Fighting!" Kepalan tangan Shinah ia angkat sebelum ia terkekeh dan berjalan keluar.
Kini hanya ada aku seorang diri di flat. Kembali kufokuskan diriku ke soal-soal sebelum telingaku menangkap suara aneh dari perutku. Sekarang sudah hampir tengah hari dan aku belum makan, yang aku lakukan sejak jam empat pagi tadi adalah belajar, walaupun aku merasa tidak ada yang masuk ke otakku.
Aku berdiri dan memeriksa lemari makanan, tidak ada makanan yang tersisa, bahkan ramyun cup saja tidak ada. Tubuhku langsung duduk di kursi makan, sampai akhirnya sebuah ide muncul di kepalaku. Cepat-cepat kuambil ponselku untuk memesan daging sapi panggang dan kentang goreng beserta minumam soda dari toko langgananku dan Nara.
Setelah menunggu sekitar setengah jam, sebuah pesan sampai ke ponselku. Cepat-cepat aku berjalan keluar flat untuk turun ke lantai dasar apartemen. Setelah membayar pesanan dan melemparkan senyum lebar, aku langsung kembali ke kamarku karena tidak sabar untuk memakannya.
Dalam dua puluh menit meja makan yang tadi dipenuhi oleh beberapa tempat makanan berisi makanan yang aku pesan sudah kosong, tidak ada lagi yang tersisa. Baru saja aku menikmati rasa kenyang, perutku tiba-tiba bergejolak. Tubuhku langsung berdiri dan langsung berlari ke arah kamar mandi. Tidak menunggu waktu lama, aku langsung memuntahkan isi perutku.
Setelah puas memuntahkannya, tubuhku yang lemas langsung duduk di lantai. Kepalaku sangat sakit, dan perutku kini kosong. Jika sudah seperti ini yang akan kulakukan hanya meminum aspirin dan tidur.
-
Suhu udara di luar sangatlah dingin, sedangkan kini aku sedang memaksakan diriku untuk membeli bahan makanan di luar karena minimarket di apartemen tutup dan tidak ada lagi sumber makanan. Tubuhku tidak selemas tadi siang, namun kepalaku masih terasa sangat pusing.
Aku merapatkan jaketku, dan melihat ke arah jalan raya yang terlihat sepi. Aku yakin jalan raya yang sepi disebabkan cuaca malam ini yang tidak seperti biasanya. Mataku melirik ke arah halte bis yang bangkunya hanya ditempati oleh seorang lelaki berpakaian serba hitam. Terlihat bahunya yang lebar dan kokoh dari tempat aku berjalan saat ini, tepat di belakangnya.
Melihat lelaki itu mengingatkanku pada Jungkook. Kira-kira apa yang sedang ia lakukan ya? Sejak kemarin ia tidak mengangkat teleponku dan hari ini ia sama sekali tidak membalas pesanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/72237474-288-k302655.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...