Jungkook POV
Aku menatap refleksi tubuhku di cermin. Terlihat keringat yang terus keluar dari pori-poriku.
"Latihan selesai, jangan lupa beristirahat." ucap Hyunsoo hyung sebelum menutup pintu latihan.
Aku langsung duduk dan menyandarkan tubuhku ke dinding. Tanganku meraih botol mineral yang Seokjin berikan padaku sebelum kuminum hingga tersisa setengah.
"Aku lapar." ucap Seokjin. Tubuhnya berguling ke sana kemari.
Hoseok dan Jimin terus tertawa melihat tingkah Seokjin, namun pada akhirnya mereka ikut berguling ke sana kemari.
"Aku juga lapar." Ucap Taehyung. Ia langsing berdiri, sebelum kemudian mengambil ponselnya. Tiba-tiba terlihat alisnya yang menukik, kepalanya yang kini tengah menunduk perlahan terangkat, "Aku akan memesan ayam! Siapa yang ingin juga?!"
Semua member selain aku dan Yoongi langsung mengerumuni Taehyung. Mereka langsung memperelbutkan ponsel Taehyung yang tengah menampilkan menu makanan.
Pandanganku beralih ke arah ponselku yang baru saja bergetar. Langsung saja kuraih ponselku, sebelum kemudian kubuka. Terlihat notifikasi pesan dari Yura, namun bukannya membuka pesan tersebut aku malah membuka kontak. Tanganku berhenti menscroll kontak ketika melihat sebuah nomor.
Kutelan ludahku, sebelum kemudian aku berdiri dan berjalan keluar dari dance practice room karena suara para hyung yang mulai mengganggu indra pendengaranku. Tubuhku kusandarkan ke dinding tepat di samping pintu. Mataku tidak lepas dari nomor tersebut.
"Kookie-ya." ucap seseorang tepat di sampingku.
Kepalaku langsung menoleh karena sedikit terkejut dan menemukan Inhee nuna berdiri tepat di sampingku, beliau merupakan coordi noona dari grup kami, BTS. Ia tertawa kecil sebelum kemudian bertanya, "Di mana Jimin dan Namjoon?"
Aku langsung mengangkat tanganku dan menunjuk ke arah dance practice room, "Ada di dalam." ucapku.
Setelah Inhee nuna pamit dan masuk ke ruang tersebut, aku kembali menatap ke arah nomor tersebut. Tanpa sadar kutekan gambar telepon berwarna hijau sebelum kudekatkan ponsel tersebut ketelingaku.
Sambungan telepon yang terdengar di telingaku, membuat jantungku terasa berdegup lebih cepat dari biasanya. Sampai pada akhirnya aku mendengar...
"Yeoboseyo.." ucap seseorang dari sebrang sana.
Mataku melebar, mulutku terbuka.Ia tidak menggantinya. Ia tidak merubahnya.
Semuanya masih tetap sama.
-
"Hyung," Aku mencolek bahu lebar Seokjin yang kini tengah menatap ke ponselnya, membuat ia langsung menoleh ke arahku. Alisnya mengangkat satu kali, kemudian ia kembali menatap layar ponselnya. "Antar aku." ucapku lagi.
Kini ia menatapku dan langsung meletakkan ponselnya ke atas meja, menatapku tepat ke arah mata, "Ke mana? Bukannya kau bilang Yura tengah mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi?"
Aku mengangguk pelan, "Ne.."
"Lalu kau ingin ke mana?" tanya Seokjin. "Ingin mengganggunya belajar? Yak! Jungkook-ah, kau ini sudah tidak belajar, tetapi kenapa kau malah mengganggu orang yang te-"
"Ke suatu tempat," potongku langsung, "Ayolah hyung!"
"Sekarang?" Tanya Seokjin, dan aku mengangguk, "Yak! Sebentar lagi malam, dan cuaca sangatlah dingin! Se-"
"Hyung, ayolah.." ucapku pelan.
Seokjin berdecak kesal sebelum kemudian mengambil kunci mobil yang berada di samping televisi. "Ayo cepat!"
***
Yura POV
Mataku menatap ke arah Jungkook yang tengah menatap layar ponselnya. Ku alihkan pandanganku ke arah pintu kamar yang ditempati Ahyoung dan Shinah, masih tertutup dan tidak ada tanda-tanda mereka akan keluar. Langsung saja aku duduk tepat di samping Jungkook.
"Kau datang terlalu pagi." ucapku memecahkan keheningan.
Ia menoleh ke arahku sebelum kemudian terkekeh.
"Kau terlalu bersemangat ya.." ucapku pelan, tanpa melihat ke arahnya. Pikiranku terus tertuju pada kejadian tadi malam. Saat aku terbangun dari tidurku karena haus.
Saat itu aku keluar dari kamar dengan tujuan untuk menghilangkan dahaga, namun di saat aku baru saja ingin kembali ke kamar, percakapan antara Ahyoung dan Shinah membuatku menghentikan langkahku. Kudekatkan kepalaku ke pintu agar suara mereka dapat kudengar dengan jelas.
"Aku kira dulu kau dekat dengan Jungkook." ucap Ahyoung.
Shinah terkekeh, kemudian ia bertanya, "Omong-omong, Jungkook dan Yura sudah berhubungan sejak kapan?"
"Entahlah, memangnya kenapa?"
"Mm.. hanya penasaran, Jungkook tidak pernah menjawabnya jika aku bertanya."
Kakiku langsung bergerak selangkah mundur sebelum kemudian aku langsung berlari ke dalam kamar.
"Yura-ya.." Jungkook memegang lenganku, dan tanpa sadar aku langsung bergerak menjauhinya. Ia menatapku bingung sedangkan aku langsung menormalkan raut wajahku.
Aku berdeham, kemudian kurapikan letak rambutku, "Ne?"
"Kenapa kau malah melamun?" tanya Jungkook. Ia menyandarkan tubuhnya tetapi pandangannya masih terarah padaku.
Mataku meraih ke arah ponselnya yang telah ia letakkan ke atas meja, kemudian aku melihat ke arah sekitar, "Jungkook oppa.." panggilku dengan sangat pelan.
"Mmm.." ia masih terus menatapku. Tubuhnya bergerak menghadap ke arahku. "Ada apa?" tanyanya dengan suara yang lembut.
Aku kembali berdeham dan menatap ke arah sekitar, tanganku mengusap tengkukku.
"Jangan ragu.." ucap Jungkook. "Tanyakan apa saja yang ingin kau tanyakan." Tangannya meraih tanganku, membuatku berhenti mengusap tengkukku.
"Aku akan menjawabnya dengan jujur." Kata Jungkook.
"Menjawab semua pertanyaan darimu dengan sangat jujur."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...