Dua minggu berlalu sejak bangkai terakhir. Tidak ada lagi pesan maupun telepon yang menerorku. Atau ia mungkin sudah sadar bahwa yang dilakukan olehnya adalah salah.
Telepon dari Minkyung masih menjadi misteri untukku. Ia menangis, meminta maaf, setelah itu tak ada kabar lagi. Aku tidak dapat menghubunginya karena nomor serta media sosialku sudah diblokir olehnya.
Nara berkata ingin bertemu denganku di cafe biasa tempat kita bertemu, maka dari itu yang aku lakukan sekarang adalah berjalan menuju cafe tersebut.
Aku melambaikan tangan ke arah Nara yang ternyata lebih dulu sampai. Ia ternyata sudah memesankan jus untukku. "Mian aku telat."
Kepalanya mengangguk, "Aku maafkan karena kau adalah kekasih Jungkook!"
Bibirku langsung mengerucut ketika mendengarnya. "Hanya karena itu?"
"Aniya.. Karena kau adalah sahabatku!" Kemudian ia tertawa kecil.
Kami berbincang tentang banyak hal, sampai tiba-tiba arah pembicaraan kami pada Minkyung. Nara berkata bahwa Minkyung sudah tidak aktif lagi di grup ARMY, ia tidak pernah ikut kumpul ARMY dan segala hal berbau BTS.
Aku tidak berniat untuk menceritakan tentang apa yang kurasakan pada Nara. Maka dari itu aku hanya mendengar apa yang gadis itu katakan, sesekali merespon dengan anggukan, atau berkata "oh".
Sampai Nara mengakhiri pembicaraannya, ia bertanya, "Minkyung benar-benar tidak memberikan kabar padamu?"
Aku terdiam, berpikir sejenak, kemudian berkata, "Sejujurnya, Minkyung menjauhiku jauh sebelum aku masuk ke rumah sakit."
Kening Nara mengerut, "Eoh?"
"Orang pertama yang tahu selain pihakku dan pihak Jungkook tentang hubunganku dan Jungkook adalah Minkyung." jelasku. "Aku tidak memberitahu tentang hal tersebut sama sekali, namun ia yang menggali informasi tersebut sendiri."
"Bagaimana caranya mengetahui.. Maksudku, kau benar-benar pintar dalam menyembunyikannya.. Bahkan aku saja tidak menyangka."
"Itu dia.." Kemudian hening. Otakku berpikir, sampai sebuah suara memenuhi pikiranku. Mobil itu, lockscreen ponselmu, timberland, iphone, dan foto-foto itu.
Tiba-tiba Nara mengedikan bahunya, "Entahlah, aku akan mencoba untuk menghubunginya..." Ia menepuk pundakku pelan, "Tidak usah terlalu dipikirkan, aku rasa ia hanya belum bisa menerima.. Kau tahu tentang penganut oppa is mine kan?"
Aku mencoba untuk tersenyum, kemudian kuanggukkan kepalaku.
"Kau tahu tidak, teman-temanku banyak yang ingin berkenalan denganmu!" kata Nara. "Mereka bahkan selalu bertanya tentangmu, ada yang meminta kontakmu namun tidak aku kasih." Jeda sejenak, "Bagaimanapun aku harus tetap menjaga privasimu."
Ia tersenyum, dan mengeluarkan pena serta bukunya, "Namun aku ingin bertanya mengenai beberapa hal.. Mereka penasaran dengan Jungkook jika sedang bersama denganmu."
-
"Kau terlihat sangat sehat!" Yumi memelukku ketika matanya bertemu denganku. Sudah lebih dari tiga minggu kami tidak bertemu, biasanya ia ikut membantu proses konsultasi atau terapi, namun akhir-akhir ini tidak bisa.
Aku tersenyum lebar, "Aku memang sudah sehat!"
"Asal jangan memakan makanan yang dilarang." Dokter Choi, "Hindari benturan besar maupun kecil dengan kepalamu."
Aku kembali mengangguk sebelum kemudian mihat ke arah Jungkook, "Sekarang?"
Kepalanya mengangguk, kemudian ia menoleh ke arah dokter Choi, "Sonsaengnim, kami pulang dahulu.. Kamsahamnida." Mereka berjabat tangan, "Nuna, aku duluan."

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Goodbye
FanfictionSeorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mulai menerpa hubungan mereka. Mampukah mereka mempertahankan hubungan yang telah berjalan selama lebih...