Oke, Selamat Sore. Di sesuaikan aja kali ya, bacanya siang, malam, atau sore.
Hari ini, Gue baru selesai baca buku, ceritanya tentang Persahabatan yang kata gue luar biasa. Persahabatan yang dikalahkan oleh cinta, tapi persahabatan itu bangkit dan bikin cinta justru kalah dan terlempar jauh.
Menurut gue, Cerita itu masuk akal sih, cinta emang perlu, tapi bukan berarti dengan cinta, persahabatan juga hilang. Sama sekali bukan. Bukan banget!
Di cerita itu, endingnya dari enam orang sahabat, jadi berpasangan dan jadi Relationship Goals. Parah ya, mereka ninggalin cinta yang mereka dapet dan kembali ke sabahatnya, lalu mendapatkan cinta yang baru.
"Rara, Radit udah dateng nih. Cepetan turun" Teriak Ayah dari lantai bawah. Suaranya begitu kencang sehingga Rara bisa mendengar dengan jelas suara itu.
"Sebentar"
Rara menutup bukunya dan berjalan menuju ke tempat Radit berada. Dan, Radit berada bersama dengan Ayah, di hadapan Ayah, dan terlihat sekali wajahnya tegang.
"Hati-hati, Kamu bawa anak saya jadi pelan-pelan bawa motornya"
"Dia putri Om, jadi saya jaga. Soalnya kalau ada apa-apa saya nggak bisa ganti atau betulin Om" Ucap Radit dengan sedikit tawa, padahal Ayah Rara bukanlah orang yang senang bercanda pada laki-laki yang akan membawa anaknya pergi.
"Baguslah, Hati-hati pulangnya jangan kemaleman, kalau kemaleman kamu Om gantung di pagar depan"
"Ayahhh... udah ah" Rara segera menyalimi tangan ayahnya dan segera bergegas pergi untuk menghindari percakapan yang lebih mengerikan untuk Radit.
Rara, Namanya Rahma Salira Rahzain
Anak ke tiga dari tiga bersaudara, jadi Rara adalah anak Bungsu. Anak bungsu kesayangan Ayah tentu saja. Wanita kelahiran Asli Tangerang ini memiliki hobi menonton Drama Korea, Mengoleksi buku novel, dan menyanyi. Hobi yang biasa saja, tapi hidupnya menyenangkan.Dan Radit, namanya Radit Davnendra, mentang-mentang namanya mirip Devano Anaknya Iis Dahlia, sampe sekarang dia sering kepedean kalau wajahnya juga mirip dengan artis itu.
Radit dan Rara, bukan sepasang kekasih, tapi sering bersama. Ayahnya Rara yang hanya percaya pada Radit, tidak pada laki-laki lain. Dan untuk urusan Reoni sekolahpun, Rara harus berangkat bersama dengan Radit. Bahkan untuk perihal kecil seperti pulang sekolahpun, Rara tidak boleh pulang sekolah dengan orang lain, hanya dengan ayahnya, Kak Andri yang tak lain adalah Kakak pertama Rara, dan pilihan terakhir adalah Radit. Jika bukan dengan Radit, Rara akan mendapati sesuatu dari ayahnya.
Sekarang, jam 4 sore di Kota Tangerang adalah jam milik para pekerja buruh, karyawan swasta, dan PNS untuk kembali ke rumahnya. Jadi, anak sekolah yang ingin menikmati sore di kota kecil nan romantis ini menjadi seperti terhambat oleh padatnya jalanan Kota. Tangerang memang bukan Jakarta, jalanan juga tidak semacet Jakarta, dan kota ini penuh dengan kesederhaan yang akan membuat Pribumi bangga tinggal di Kota kecil ini.
"Ra," Panggil Radit saat motor yang mereka tumpangi berada di lampu merah.
"Kenapa?"
"Cantik banget sih kalau dandan"
"Orang gue cuma pake Liptint, Sama Eyeliner doang"
"Soflent? Mata lo kayak pake Soflent"
"Nggak, gue aja takut pake kayak gitu. Takut nggak bisa dicopot"
"Lo Natural aja udah cantik banget sih, mankanya kalau kayak gini malah nambah cantik"
Radit tuh ya, sering banget bilang kalau Rara Cantik, tapi sering juga bilang Rara jelek karena kalau sekolah nggak kaya orang lain, Rara kalau sekolah paling cuma pake Bedak, itu juga bedak Baby.
Caffe Upbreak. BSD- Serpong.
"Hey Bro Radit! Udah berapa kali nggak ikut Reoni nih, Gila baru kali ini dateng" Ucap salah satu teman Radit. Rara yang semula ada di samping Radit, kini memilih untuk pergi ke kumpulan para wanita.
"Pacar lo sekarang tuh Dit?" Ucapan orang yang tadi menyapa Radit terdengar oleh telinga Rara, tapi Rara tidak mendengar Radit berbicara sesuatu.
Langkah kaki Rara akhirnya berhenti di sebuah meja bundar, di sana ada orang yang memanggilnya, Sebenarnya sedikit pangling dengan orang itu, tapi sesegra mungkin otak dan pikiran Rara bergerak dan mengingat orang itu.
"Cindy?"
Rara langsung berlari ke arah Cindy dan memeluknya erat sekali. Cindy, adalah teman dekat Rara sejak kecil, tapi karena Rumah Cindy pindah, mereka tak pernah lagi bertemu bahkan berkomunikasi.
"Gimana kabar kamu Ra?" Tanya Cindy sambil melepaskan pelukan kami yang semula erat sekali.
"Baik, kamu gimana? Lama tinggal di Jakarta jadi berubah gini ya"
"Ah, biasa aja. Kamu tambah cantik aja Ra,"
"Biasa aja ah"
"Eh Btw kamu ke sini sama siapa? Bukannya kamu jarang diizinin sama ayah kamu ya? Apalagi ini jauh"
"Sama Radit"
Raut wajah Cindy seketika berubah, Rara bisa merasakan perubahan yang jelas terlihat di hadapan matanya itu.
"Radit sekolah di mana?" Tanya Cindy, tak heran jika bertemu dengan Cindy yang ditanya tak jauh dari Radit. Sejak SD sampai SMP bahkan sampai SMA sekarang Cindy masih tak berubah.
"Di SMA Setia Budi"
"Kalian satu sekolah lagi?"
____________________
☝Radit
___________________
Sebelumnya, maaf banget untuk update yang lama. Setelah melewati perang batin. Akhirnya aku milih buat Revisi ulang cerita ini, nama tokoh, dan latar tempat. Tapi inti cerita ini tetep sama kok. Stay tune ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
RandomSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...