Akhir cerita, hidup terus berjalan

639 20 9
                                    

Radit duduk di halaman Airlangga Convention Center, hari ini adalah hari wisudanya Ariana. Radit sengaja datang tiba-tiba di sela-sela jadwalnya yang padat di Rumah Sakit sebagai Dokter Koas. Meskipun Ariana memang tidak memaksa agar Radit datang di acaranya, tapi Radit mau punya momen bersama dengan wanita yang sebentar lagi akan ia lamar menjadi pendamping hidupnya.

Ariana bicara sendiri, katanya tak usah membuat surprise atau hal-hal yang aneh ketika ingin melamar, cukup bawa proposal yang lengkap. Dan sebenarnya juga Radit nggak berjanji kapan akan memberikan proposal itu pada Ariana, karena jalan Radit masih sangat panjang, untuk menjadi Dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular tapi kata mamahnya, kalau harus nunggu jadi Dokter Spesialis, Ariana keburu direbut sama Dokter yang lainnya. Karena jujur, Ariana adalah mahasiswi yang paling diincar oleh kakak tingkatnya di FKG. Kalau nggak percaya, kita lihat. Hari ini ia akan dapat berapa banyak bunga dan kado di hari wisudanya.

Sambil menunggu Ariana keluar dari gedung, mari kita membahas tentang Rara. Tentang setelah hari itu. Bagi Rara memang nggak mudah, bagi Radit juga lebih sulit. Setelah hari itu Radit mencoba untuk berkawan baik dengan Rara, seperti menyuruh mamahnya untuk mengundang Rara makan di rumah, atau sekedar menyuruh Lala untuk main ke kossannya Rara. Karena Radit mau Rara nggak begitu terpukul karena ucapannya Radit yang jelas sekali menyakitkan.

Beberapa Minggu yang lalu juga Radit bertemu dengan Rara bersama dengan Zayn, Radit belum begitu mengenal orang yang bersama Rara itu. Tapi Radit bisa melihat jika laki-laki itu baik, bahkan mungkin lebih baik daripada Radit.

Semoga dengan cara itu, Rara bisa benar-benar bahagia dan berhenti untuk mengorek-ngorek lukanya lagi. Karena Rara nggak akan pernah bisa menerima seseorang jika hatinya masih bimbang. Dan Radit nggak mau selalu jadi tiang permasalahan hatinya Rara. Dan Zayn, Radit kira Zayn adalah orang yang cukup tangguh karena selalu sedia berada di sebelah orang yang hatinya masih bimbang untuk siapa. Meskipun ia tahu, baginya ini juga luka. Tapi ia masih tetap mau di sana dan tak ingin pergi sebelum di usir.

"Radit" Radit memutar tubuhnya saat mendengar suara Ariana memanggilnya. Ternyata halaman ini sudah dipenuhi oleh banyak mahasiswa yang di wisuda hari ini.  Ariana tampak berlari kecil dengan kebaya warna biru yang dibalut oleh toga.

"Kok di sini, nggak masuk ke dalam?" Tanya Ariana sambil terus tersenyum. Radit tahu dia sangat senang hari ini. Karena setelah melalui banyak hari yang melelahkan, ia menunggu hari ini.

"Rame. Aku pusing liat orang desek-desekan kaya lagi ngantri sembako di kelurahan"

"Ini buat aku?" Ariana menunjuk buket bunga Lili berwarna pink yang ukurannya tidak begitu besar.

"Ya. Ini proposal nya. Dibaca saat kamu siap. Karena isinya nggak menuntut untuk cepat di balas. Tapi jangan terlalu lama di disimpan di lemari. Nanti berdebu"

"Aku tahu"

Kemudian Ariana mengajak Radit untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Karena Ariana tinggal di Surabaya bersama dengan Om dan tantenya. Sekarang adalah perdana pertama kalinya Radit bertemu dengan orang tuanya Ariana.

Dan ini adalah pertama kalinya Radit merasakan perasaan grogi saat bertemu dengan orang tua dari wanita yang ia sukai. Karena sebelumnya dengan Rara, Radit nggak merasakan hal ini.

"Bu, ini Raditya. Orang yang sering Ria ceritain ke Ibu" Radit bersalaman sambil menebar senyum penuh grogi.

"Raditya Tan" Ucap Radit pelan.

"Pah, ini Raditya. Orang yang nemenin Ria selama di Surabaya. Emang agak ngeribetin, otaknya juga pendek tapi dia Dokter Pah"

"Raditya Om" kemudian Radit bergantian menyalami tangan ayahnya Ariana.

Sahabat Mu, ATAU pacar Mu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang