Pagi ini Rara bangun pagi-pagi sekali. Radit mengajaknya pergi lari pagi ke Tugu Adipura. Sebenarnya ada banyak sekali spot Car free day tiap hari minggu di kawasan Kota Tangerang. Tapi, pagi ini Radit mengajak Rara ke Tugu Adipura.
Tak seperti biasanya, jika janjian untuk lari pagi dengan Radit pasti Rara yang akan mendatangi rumahnya untuk membangunkan Radit yang pasti masih tertidur pulas dengan balutan selimut di tubuhnya. Hari ini berbeda, Radit sudah datang ke rumah Rara pagi pagi dan sudah Rapih. Keajaiban dunia.
"Udah sarapan?" Tanya Rara pada Radit yang sedang duduk di kursi ruang tamu. Radit sepertinya sudah menganggap rumah ini seperti rumahnya juga, karena dia bisa dengan mudah masuk dan duduk di tempat sesukanya seperti sang tuan rumah.
"Belum lah. Nanti aja di sana"
Ya sudah. Terserah dia juga.
Semenjak hari pengumuman SBMPTN beberapa hari yang lalu, sekarang Rara lebih sedikit bersemangat untuk bangun pagi dan bertemu Radit. Rara tak bisa bohong, ketakutan sebenarnya masih ada, takut akan banyak hal. Walaupun Rara di terima di Universitas impiannya, tapi tetap saja. Kak Andri akan tetap menikah, dan Radit akan tetap pergi ke Surabaya. Yang beda, hanya Rara akan sering bertemu dengan ayahnya. Itu lebih baik daripada harus tetap di Tangerang dengan kesepian yang mendalam.
"Kamu kapan ke Surabaya?" Tanya Rara saat Radit sedang melajukan motornya dengan sangat perlahan. Pagi ini jalanan sepi, hanya ada beberapa kendaraan saja yang mungkin itu juga akan pergi untuk senam di sebuah tempat ternama di Kota Tangerang.
"Hari ini kamu ke Bandung kan? Ya besok aku ke Surabaya"
"Kenapa gitu?"
"Biar kamu gak liat aku pergi"
"Kenapa?"
"Nanti kalau aku pergi kamu sedih"
"Enggak sih"
"Bohong aja lah"
Takut makin terasa. Radit juga akan segera pergi ke Surabaya dan perpisahan antara Radit dan Rara benar-benar terjadi. Padahal Rara nggak mau, Rara nggak mau Radit pergi.
"Why Surabaya?" Ucap Rara pelan.
"Why Bandung?" Balas Radit.
"Mimpi aku di sana Dit"
"Mimpi aku juga ada di Surabaya Ra. Tapi takdir aku ada di Bandung"
"Maksudnya?"
"My angel from nightmare ada di Bandung"
"Aku?"
"Teh Bella"
"Bodo ah males"
Setelah sampai, hal yang langsung Rara lakukan bukan lagi makan terlebih dulu. Tapi Rara langsung berlari memutari jalanan, sendiri meninggalkan Radit yang masih memarkirkan motornya. Rara mau tahu, apa bisa Radit menemukan Rara di tengah keramaian. Seperti apa bisa dia menemukan cintanya diantara banyaknya manusia yang jauh lebih sempurna dari Rara.
Untungnya, Rara sudah sering lari pagi di Tugu Adipura bersama dengan Fatma dulu. Jadi, Rara tahu dimana ia akan bersembunyi di keramaian agar Radit kesulitan menemukannya. Entahlah, kenapa juga Rara bisa berpikir seperti ini. Mungkin karena ungkapan Radit yang terakhir kali saat membuka Web SBMPTN tentang kalau Rara lulus, maka Rara harus jadi pacar Radit.
***
Radit duduk di bawah lampu merah. Ia lelah mencari Rara. Sudah 2 kali ia memutari jalanan ini, menyelusup di tengah-tengah keramaian. Tapi Rara tak juga ia temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
RandomSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...