Senin.
"Ayo ayo cepat! 5 menit lagi upacara di mulai! Dasinya dipake Nak, Bajunya di masukan cepat cepat. Duh lek lek itu mau jadi preman apa mau sekolah. Masukin cepat bajunya. " Teriak Pak Sanjaya saat Rara dan juga banyak siswa lainnya lewat depan gerbang.
Senin ini adalah senin membosankan, malas, juga senin yang paling Rara benci. Tak usai masalah upacara bendera, tapi masalah Raditpun belum selesai dan mereka harus bertemu pagi ini, di lapangan luas di bawah terik matahari pagi. Bukan, Jum'at kemarin bukanlah perdebatan, hanya saja mungkin Radit sedang emosi dan dia tiba-tiba marah karena ucapan yang harusnya tidak jadi masalah besar.
Kesal sih, Tapi itu memang hak Radit. Radit punya hati. Dan Rara juga kadang sering tidak enak hati saat mendengar atau melihat chat Radit dan Fasya. Apalagi Radit, yang mendengar secara tidak langsung Rara seakan mengingat masa lalunya bersama dengan Valen. Maaf kalau sebenarnya ini terkesan egois, tapi sifat manusia memang seperti itu. Perdebatan ini terlalu konyol, terlalu lucu kalau harus berkepanjangan, dan jalan satu-satunya hanya bicara, dengan hati dan juga kepala yang dingin.
Siapa Valen? Atau siapa Fasya? Itu adalah masa lalu Radit dan Rara. Upacara ini, Rara mungkin akan merenung, menceritakan masa lalunya dalam ingatan yang sebenarnya tak akan pernah terlupakan. Masa lalu yang menjadikannya wanita paling bodoh, wanita yang paling tidak punya otak, dan wanita yang mau dibutakan oleh cinta.
Valen, dia adalah pacar Rara saat SMP. Bodohnya, padahal sudah dilarang oleh ayah dan bunda tapi Rara tetap saja nekat, sering pulang telat, dan nilai sekolahpun banyak yang turun dan tak jarang sering kena remedial dalam pelajaran tertentu. Rara akui, itu adalah masa paling gila yang pernah Rara jalani. Masa dimana semua terlihat indah sampai tidak memikirkan jika Rara terjebak dalam masa itu, maka masa depannya jadi taruhan. Karena saat itu, Radit justru malah berpacaran juga dengan Fasya, dan Rara cukup nyeri mendengar apalagi melihatnya. Jadi, saat menemukan Valen bukannya mengobati luka Rara, malah memberikan racun untuk Rara.
Lalu kemana Valen sekarang? Syukurlah, dia pindah ke Kalimantan. Tapi, sebelum dia pergi, Ada luka yang tak akan pernah bisa Rara lupakan seumur hidup Rara. Dia membawa Rara ke Jakarta, berdua dan di sana Rara dipertemukan dengan banyak laki-laki. Dan, sudah cukup untungnya Rara bisa lari. Rara tak mau menceritakan hal selanjutnya, karena ayah dan bunda tak pernah tahu masalah ini. Tapi, Radit tahu. Maka dari itu, Radit tak akan pernah suka jika Rara membahas soal Valen. Karena menurutnya, Valen adalah bajingan, dia adalah buronan Radit, karena saat Rara bercerita tentang kejadian itu, Radit langsung menjadikan Valen target buronannnya yang jika Radit temukan, maka orang itu tak bisa melihat indahnya bumi ini lagi.
Sekarang giliran Fasya. Fasya adalah mantan Radit saat SMP juga. Bedanya, sampai saat ini Fasya masih ada di kota ini. Tak jauh, hanya saja mungkin semesta tak pernah mau mempertemukan Rara dengan Fasya. Sebenarnya tak ada dendam pribadi, Fasya termasuk orang yang ramah, tapi dia tak bisa mengeluarkan Radit dari Zona paling mengerikan dalam hidupnya. Fasya tak pernah ada saat Radit membutuhkannya, saat Radit sedang memikirkan ibunya. Saat masa itu berlangsung, Radit justru berada bersama Rara, dan Rara juga yang membuatnya merasa jika ia tak sendiri. Saat seperti itu, Fasya malah salah paham, dia mengira jika Rara dan Radit berkhinat. Dan, di sana juga Radit dan Fasya hancur. Tapi sekarang, mungkin belum benar-benar hancur.
Sudah cukup bernostalgianya, karena terlalu larut dalam larutan masa lalu membuat kita sulit untuk kembali keluar dan yang ada malah terjebak di dalamnya. Masa lalu bukan untuk menjadi perdebatan, masa lalu juga bukan untuk diceritakan, tapi untuk dijadikan pelajaran agar yang buruk tak terulang lagi dan yang baik bisa bertambah baik lagi.
"Bapak pesan, untuk kelas 12 terutama. Kalian harus bisa jaga kesehatan, dan fisik harus tetap terjaga karena setelah ini, agenda kalian akan makin padat oleh ujian teori maupu ujian praktik." Amanat dari Pak Riyadi kali ini tidak begitu panjang. Hanya menyangkut Ujian Akhir Semester Ganjil yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Selanjutnya, selesai dan tinggal pemeriksaan kedisiplinan kelengkapan atribut. Di sesi ini, Rara akan selalu lolos. Karena ia bukan tipikal murid yang pelupa. Kalau masalah Atribut, Rara bisa dijadikan contoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
RandomSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...