"Ya lo lagian kenapa coba? Kuping tuh mankannya bersihin" sekarang Rara sedang berada di rumah Radit.
Katanya Rara, sengaja ia ke sini karena di rumahnya tak ada siapa-siapa. Kadang melihat Rara yang sekarang, Radit sering prihatin. Ayahnya lebih sering pergi tanpa izin pada Rara, Kak Rani tinggal di asrama kampusnya, di rumahnya hanya ada bibi dan Kak Andri, dan Kak Andripun hanya ada Sore hingga malam karena ia masih harus menyelesaikan Koasnya.
"Nggak boleh sama Ayah. Kalau mau dibersihin ya harus ke Rumah Sakit" Ucap Radit dan Rara langsung tertawa.
"Lah kenapa?"
"Gue kan pernah operasi di telinga kanan gua dua tahun lalu. Jadi nggak boleh sembarangan"
"Lupa gue. Tadi Pak Wibowo juga pesen kalau lo tuh harus harus periksa telinga ke dokter. Terus juga lo harus kurangin main musik. Cuma dikurangin nggak dihilangin"
Radit mengangguk. Semalam ayahnya juga bicara hal yang sama. Perihal mengurangi jadwalnya manggung di caffe dan hanya boleh mengambil satu shift saja saat rekaman.
"Besok masuk sekolah kan?" Tanya Rara tapi Radit menggeleng. "Ih kenapaaa?" Suaranya kencang seperti berteriak.
"Males. Di sekolah lagi kacau"
"Gue butuh lo di sekolah. Gue males tiap dateng pasti diliatin sama orang-orang di koridor"
"Gue kan udah nitipin lo ke Iffer"
"APAAN SIH? GUE GAK USAH SEKOLAH JUGA KALAU GITU!"
Radit suka melihat Rara kesal seperti ini. Seperti Radit berhasil membuat Rara mengakui kalau ia membutuhkan Radit.
"Tahu nggak apa bedanya kamu sama Susu?" Rara diam. Ia mengambil handphonenya dan mengalihkan pandangannya ke sana. "Kalau susu kental manis, kalau kamu kesel manis"
"Bodo!"
"Gue ke atas sebentar ya, mau ambil obat dulu"
Baru saja Radit beranjak. Tapi Rara sudah bersuara terlebih dulu. "Gue aja yang ambil"
"Sekalian ambil laptop gue ya ada di kasur kok"
"IYA"
Seperti kesal, Tapi akhirnya Rara jalan juga.
Di rumah hanya ada Bi Neneng, karena ayah dan Mamah juga Lala sedang pergi ke Rumah sakit untuk chekup Lala. Mendapati Rara datang ke rumah seperti mendapatkan sebuah kesejukan tersendiri. Karena sejak tadi malam, saat Radit harusnya istirahat dengan kondisinya yang sedang memburuk, ia jutru malah berdebat hebat dengan ayahnya perihal musik LAGI.
"Assalamualaikum," Suara salam dan suara pintu terbuka membuat Radit tersadar. Ayah dan mamahnya datang.
"Kak, kok ada di sini?" Tanya mamahnya saat melihat Radit duduk di ruang tamu, bukan di kamar.
"Ada Rara dateng" Ucap Radit singkat.
"Ada kakak Lala mah?" Tanya Lala pada mamahnya, sementara ayah langsung duduk di samping Radit.
"Rara bukan Lala" Radit langsung bangkit dari sofa, berjalan menuju tangga dan meninggalkan ayah yang baru saja duduk di sampingnya.
Saat Radit masuk ke kamar, Radit sedang melihat Rara berdiri di depan meja belajarnya sambil memeluk laptop, dia seperti kebingungan memilih obat.
"Bawa aja semuanya. Itu punya gue" Teriak Radit dan Rara langsung menoleh. "Cepet sini, Ke balkon ya"
"Tungguin ih"
Radit berjalan sendiri, sengaja mengajak Rara untuk ke balkon karena di ruang tamu ada ayah, dan Radit sedang tidak mau bicara panjang lebar dengan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
RandomSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...