Hari ini, Radit bolos kuliah. Ah bukan karena malas. Tapi kepala Radit malam ini benar-benar berat sampai bangun dari tempat tidur saja harus sangat pelan-pelan.
Radit sudah tidak kaget lagi dengan keadaannya yang sekarang, bahkan sudah terbiasa. Sakit kepala hingga tak bisa bangun dari tempat tidur adalah peristiwa yang sudah sering ia alami. Tapi masih sering tidak bisa Radit atasi.
Untungnya, tadi malam Radit sudah bicara pada Iffer agar tidak membangunkannya di pagi hari, karena Radit bilang tidak mau berangkat kuliah dengan alasan malas praktek. Dan Iffer percaya, Mankanya sudah menjelang siang seperti ini Iffer sudah hilang tanpa membangunkan Radit.
Radit duduk di kasurnya, ia melihat handphonenya dan notifikasi yang masuk dari Instagram pribadinya Rara yang menyangkut di handphone ini. Tadi malam sebelum Radit tidur memang Radit sengaja memposting foto mereka berdua di akunnya Rara. Radit mau memberi tanda jika hatinya perlahan membaik. Tidak benar-benar membaik sih, hanya saja Radit tidak mau memperburuk keadaan lagi. Sudah cukup rumit dan biarkan sampai di sini saja.
Radit mencari riwayat panggilan Rara. Dan tidak sulit menemukannya. Rara memang tidak bisa menghilang.
"Assalamualaikum"
[Walaikumsallam Radittttt!!!]
Radit tersenyum, suaranya Rara terdengar seperti teriak. Mungkin dia excited.
"Apa? Jangan Teriak - teriak. Aku lagi pusing nih"
[Ish abisnya aku seneng banget. Kamu kemana ajaa?]
"Di Surabaya aja. Nggak kemana-mana"
[Udah nggak marah kan?]
"Masih. Cuma lagi kangen aja"
[Ishhh,]
"Apa?"
[Masih marah dong?]
"Jelas, kamu lagi apa sekarang? Masih di kampus?"
[Iya nih. Mau praktek farmasetika nanti lagi siap-siap]
"Ya udah. Nanti aku telpon."
[Jangan cemburu lagi,]
"Akan selalu cemburu"
[Kenapa?]
"Aku nggak pernah rela berbagi dengan siapa pun, apalagi si Edric itu. Nggak rela"
[Ya ampun, enggak gitu kali. Salah paham kamu tuh Radit.]
"Mau salah paham kek. Yang penting apapun yang berhubungan sama kamu, aku akan pelit. Siapapun yang menyentuh kamu, akan aku cemburui. Dan Siapapun yang berani mendekati kamu, akan aku hilangkan dari mata kamu"
[Hahah gimana caranya?]
"Gimana aja. Yang penting hilang. Your it's mine. Understand?"
[Aku mengerti laksamana]
"Bagus kalau gitu"
[Kamu sehat kan? Suara kamu kayak serak dari tadi,]
"Baru bangun tidur lagi diare juga"
[Banyakin minum ya sayang, biar nggak pingsan. Kasian Iffer nanti ribet kalau kamu tumbang]
"Siap ibu apoteker"
[Aku praktek dulu ya, pak dokter sehat terus. Nanti telepon lagi,oke?]
"Iya"
Radit menutup panggilan teleponnya. Ia kemudian bangkit mengambil jaket pemberian Rara yang menggantung di belakang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
AléatoireSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...