Radit datang lebih siang hari ini, awalnya Radit ingin berangkat ke sekolah bersama dengan Rara, tapi sayangnya ia telat bangun lagi. Jadi, ya begini.
Untung saja hari ini hanya class meeting jadi tidak terlalu berpengaruh jika Radit telat. Palingan, nanti hanya kena omelan dari Iffer atau Kent karena tidak menemaninya sarapan pagi di Warsa, atau omelan dari Rara karena ia telat bangun untuk pergi ke sekolah.
Radit berjalan menuju ke lapangan utama, lapangan yang kini sedang ramai oleh pertandingan basket antar kelas. Biasanya dulu saat kelas 1 SMP, pertandingan ini adalah pertandingan yang sangat Radit nantikan. Karena hanya di sini ia bisa melampiaskan kemarahannya pada Valen, mantan pacar Rara yang dulu berbeda kelas dengannya.
Semenjak SMA ini saja Radit jadi tidak suka mengikuti ekstrakulikuler yang berlebihan. Hanya Ekskul musik dan Osis saja sudah membuat tenaganya terkuras dan sudah sering sakit-sakitan. Dan kalau class meeting seperti ini, Palingan Radit hanya ikut kompetisi Futsal, itupun paling hanya bermain selama 1 sesi saja. Sisanya orang lain yang menggantikan.
Di lapangan utama, Radit duduk di pinggir kanan lapangan, tepat di bawah pohon alpukat yang sedang berbuah matang. Duduk sendiri sambil memainkan handphone untuk mencari dimana keberadaan dua kurcaci yang sejak tadi menelponinya saat Radit masih di rumah.
Raditya : Anak-anak, dimana? Bapak di bawah pohon alpukat nih.
Tak lama, kemudian Radit mengirim pesan kepada Rara. Menanyakan wanita itu ada dimana, karena semenjak kemarin candaan Radit, Rara marah sampai tidak mau bermain Raket dan malah memilih untuk pulang setelah makan laksa. Entah kenapa, Rara tak pernah suka jika ditanya oleh Radit apakah dia mau jadi pacar Radit. Pasti jawaban Rara selalu sama seperti dulu pertama kali Radit menembaknya, ini adalah definisi ditolak secara kasar bagi Radit. Rara selalu bilang "APAAN SIH NGGAK JELAS. PACARAN AJA SONO SAMA KAMBING" sekalipun Radit bicara dengan serius, pasti jawabannya selalu itu.
Raditya : Ngambeknya udahan weh. Bercanda doang Ra. Maafin, gue juga kesiangan jadi nggak jemput. Sini dah ke bawah pohon alpukat, gue sendirian masaa. Nanti gue digangguin Cindy lagi, Lo nggak rela kan?
Kemudian Radit membuka pesan grup dari "Tiga Boys Stres Idiot geblek tapi pinter"
Ferdrosa : GUE LAGI SAMA YUNDA NIH. NANTI GUE NYUSUL. ADA SOMETHING BENTARAN.
KENTJIJIK: Mau balikan dia wkwk.
Ferdrosa : Bacot nih anak bapak. Woy bapak, urusin nih anak lo. Tanyain, semalam bobo dimana? Bobo sama siapa? Ngapain aja?
Raditya: Bacot ya anak-anak. Mending sini temenin gue dah.
KENTJIJIK : Gue di Warsa. Makan bala-bala sama tahu isi. Gabut nontonin orang berebutan bola.
Radit menutup grup chat, kemudian membuka balasan dari Rara. Nama kontak yang dibuat Radit secara spesial, bukan nama Rara, melaikan kata kepunyaan.
Mine not yours : Gue di rumah.. Nggak sekolah.😭
Raditya : Kenapa? Cerita..
Tak sampai semenit, pesan dari Rara langsung masuk lagi di notifikasi Radit.
Mine not yours : Nggak enak badan. Katanya Kak Andri cuma kecapean. Padahal aku nggak cape ngapa-ngapain. Tapi lagi PMS juga sih, jadi sakitnya double.
Raditya : Ada siapa di rumah? Ayah ada?
Mine not yours : Nggak ada, Ayah masih di luar kota. Nggak tahu kota apaan kali ah. Sebel
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
RandomSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...