Petualangan Bersama Dia

247 17 2
                                    

Rara duduk di halte karena hujan lebat sedang mengguyur Surabaya. Di Tangerang, Bandung dan Surabaya tetap saja, Rara selalu menjadikan halte sebagai tempatnya berteduh kala hujan datang. Rara bukan takut hujan, tapi ia tahu tubuhnya tidak pernah ramah pada suasana dingin yang ditimbulkan oleh air hujan yang jatuh ke bumi.

"Ferr. Lo tuh ih, Cepetan jemput di halte. Salah sendiri lambat banget jadi orang"

"Ya kan tadi udah janji mau jemput di FK. Tadi aja gue bareng Radit nebeng balik ke rumah"

"Ya udah cepetan ih jangan pake lama"

Rara menatap wanita yang duduk di sebelahnya. Orang yang seperti nya tidak asing di mata Rara. Orang yang tadi menyebut nama "Ferr" dan "Radit" dan jelas, sepertinya dia anak FK.

"Permisi, Kamu anak FK?" Rara mendekatkan jaraknya pada wanita yang ada di sebelahnya. Dia kebingungan sambil menatap Rara, matanya memberikan kode seolah bertanya jika pertanyaan itu di tunjukkan untuknya?

"Oh iya. Saya anak FK." Rara kemudian tersenyum. Ia punya firasat baik pada orang yang ada di depannya sekarang.

"Rahma Salira." Rara mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

"Shila aja" Dengan senyuman, wanita itu menjabat tangan Rara. "Anak FK juga?"

"Farmasi. Pendidikan Apoteker"

"Ohh. Iya ya"  kemudian hening sejenak. Rara ragu untuk bertanya, sungkan karena baru pertama kenalan. Tapi ini adalah kesempatannya. Rara nggak tahu kapan lagi ia diberi kesempatan untuk bertemu dengan Shila, teman kelas Radit sekaligus pacarnya Iffer. Rara ingat, dia wanita yang pernah di posting Iffer di Instagram nya. Ternyata aslinya memang sangat cantik.

"Kamu temannya Raditya?" Ucap Rara dengan perasaan ragu setengah mati. Rara takut dianggap sok kenal atau lancang.

"Iya teman kelas. Kamu kenal sama es salju itu?"

"Es salju?" Rara kebingungan.

"Radit. Dia itu es salju. Dinginnya setengah mati"

"Oh iya"

"Kamu kenal dia?" Sekarang giliran Shila yang balik bertanya pada Rara.

"Iya. Teman di sekolah dulu"

"Oh. Kawannya Iffer juga dong?"

"Iya"

Kemudian Shila tersenyum.

"Mungkin, sejak dulu mereka udah sahabatan ya? Soalnya waktu Radit Operasi di Luar Negeri, Iffer sampe ikutan sering bolos kuliah untuk nemenin Radit di sana. Akibatnya yang harusnya dia lulus dari tahun lalu, sekarang malah baru susun skripsi"

"Operasi?"

"Iya Operasi apa ya, Aku sih lupa. Tapi yang jelas Radit sampai koma beberapa Minggu. Kamu nggak tahu?" Rara menggelengkan kepalanya. Ia kaget karena barusan Rara mendengar hal yang belum pernah ia dengar selama 3 tahun belakangan ini. "Radit emang terkesan nggak Begitu peduli sama orang lain ya? Dari awal masuk kuliah sampai sekarang koas. Temennya nggak pernah bertambah. Waktu SMA dia juga gitu?"

"Dia baik kok waktu SMA" kataku singkat.

"Tapi yang aku tahu, dia itu bisa luluh sama orang yang dia suka. Contohnya sama pacarnya dulu. Aku inget saat pacarnya telepon kalau dia jatuh dari tangga. Radit panik setengah mati dan langsung bolos kuliah untuk datang ke Bandung. Keren banget cowok idaman nggak kayak temennya. Si Iffer"

"Serius?" Rara nggak tahu, ia harus apa. Orang yang tadi Shila bicarakan adalah Rara.

"Iya. Aku sih lihatnya dia kalau udah cinta sama seseorang, nggak tanggung-tanggung. Kayak sekarang, dia sama Ariana anak FKG Deket banget. Tapi nggak pacaran. Kata Iffer sih, Radit suka cuma dia bingung gimana caranya dia bilang sama Ariana dan jalanin hubungan tanpa harus kehilangan lagi. Katanya dia ada trauma sama pacarnya yang di Bandung." Rara makin di hujani oleh banyak pedang. Dadanya sesak, tapi Rara ingin tahu lebih banyak.

Sahabat Mu, ATAU pacar Mu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang