Rumah Radit, rumah yang berada 200 meter dari rumah Rara dan di sinilah tempat Rara duduk dihadapan laptop dan beberapa camilan yang dikhususkan untuknya, bersama dengan Radit, laki-laki yang senang mengeluarkan rayuan gombal dan memiliki senyum paling khas yang Rara lihat.
"Ganti sih lagunya, nggak ngerti gue" Ucap Radit saat lagu James Arthur sedang terputar di ruangan yang sepi ini.
"Ganti apa?"
"Lagu dari Handphone gue aja"
"Seterah deh"
Kemudian lagu Jaz- Teman Bahagia terputar menggantikan lagu James Arthur yang semula menguasai ruangan ini.
"Gue suka nih lagu ini" Ucap Radit sambil terus mengetik salinan anggaran dari kertas ke laptop.
"Kenapa suka?"
"Dengerin aja liriknya, Bagus sih kata gue. Ini yang jelas gue ngerti dibanding dengan lagu lo, Bahasa Inggris dan gue nggak paham isinya apa"
"Semua lagu gue suka, asalkan lagunya emang cocok sama suasana hati gue"
Kemudian sejenak hening, hanya putaran lagu saja yang seolah berbicara sendirian, Radit dan Rara sama-sama fokus pada tugasnya, karena tujuan Rara kesini bukan untuk bermain, tapi untuk menyelesaikan tugas yang dituntut oleh Nenek Sihir, yaitu Vitak. Sengaja ditambahin K, abisnya nama Vita kebagusan untuk orang dengan sifat yang buruk.
"Ra, kita kan udah temenan lama tuh, dari kelas 1 SD kita udah kenal, gue mau nanya boleh nggak?"
"Boleh lah, biasanya juga langsung aja nanya gak pake bilang dulu"
"Lo nggak naksir gue kan?"
Pertanyaan sejenis apa ini?
"Nggak lah, kayak nggak ada yang lebih ganteng dari lo aja"
"Alah boong, muka lo merah gitu anjir. Nggak bakal gue lupain deh waktu SD ternyata lo diem-diem naro coklat di meja gue pas gue ulang tahun, terus lo juga waktu SMP modus keluar kelas padahal ngintip gue lewat jendela. Terus juga lo berantem sama Cindy karena dia suka gue juga, terus juga lo selalu nunggu gue di tangga sekolah, setelah gue dateng, lo pergi ke kelas, dan yang terakhir adalah kalau gue nggak masuk sekolah, lo selalu nanya sama sekertaris di kelas gue, modus lo sebagai Anak SMP beneran ajib dah"
"Kok lo tahu?"
"Mentaripun tahu ku cinta padamu"
"Apaan sih bawa-bawa mentari?"
"Itu tadi lirik lagunya anjir. Gue tadi nyanyi"
Ya ampun Rara! Kenapa gitu sih?
"Bulshing kan lo, ternyata ya, rasa itu masih tersimpan rapat sampe sekarang" Radit kini malah menampilkan senyumannya, bukan senyuman tulus tapi senyuman mengejek.
"Rasa apaan sih, gue bukan piscok yang ada rasanya"
"Gitu tuh, orang salting mah suka ngomong nggak jelas, ngomongnya ngawur"
Lagian, kenapa juga sih Radit bertanya seperti itu? Kenapa rasa yang sudah hilang beberapa tahun yang lalu kini dipertanyakan lagi?
"Lo tuh ngawur, nggak jelas"
Rara kemudian membereskan laptopnya dan memasukan semua kertas yang berantakan di atas meja ke dalam tas.
"Gue mau pulang ah" Ucap Rara sambil bangkit dari duduknya.
"Kan belum selesai"
"Lo aja kerjain"
"Ngambek, marah, kesel. Cewe kok gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
RandomSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...