"Pesawat nya masih satu jam lagi loh Kak, nggak mau makan dulu?" Radit menggelengkan kepalanya, sejak tadi mamanya selalu menawarkan hal yang tidak Radit inginkan. Yang ada Radit justru kesal, ia ingin fokus memikirkan hal yang kini ada di kepalanya, tidak mau diganggu oleh mamanya yang sejak tadi bertanya hal yang sudah jelas ia tahu jawabannya.
"Kak, Bukan cuma Rara yang berhak untuk dapet yang terbaik, tapi kakak juga"
"Rara butuh orang yang bisa jaga dia Di sana. Dan Radit nggak bisa ada di sana"
Mamanya makin mendekat, suaranya terdengar halus, Radit hampir tak bisa lagi kesal dengan sosok yang kini ada di sebelahnya. Orang yang bahkan tidak Radit mintai saran, tapi dia tahu jika Radit butuh saran tanpa harus di minta.
"Berantem, atau putus nyambung dalam hubungan itu biasa Kak, kalau jodoh ya pasti balik lagi, kalau bukan jodoh ada yang jadi kawan baik, dan ada juga yang cuma sekedar angin lewat. Datang terus pergi dan hilang Kak, Tuhan itu buat kita bertemu sama banyak manusia Kak, Tujuannya beda-beda."
"Ya karena Radit punya tujuan Mah, Radit mau buat anak perempuan yang dulu selalu Radit buat nangis jadi wanita yang paling bahagia di dunia. Rara takut sendiri, Rara nggak bisa ceritain masalah nya sama orang lain kecuali Radit"
"Rara yang sekarang kamu kenal adalah Rara yang berbeda Kak, dia sekarang berani. Dia sekarang nggak lagi takut sama Dunia. Tapi kamu, anak mama, anak yang dulu pemberani, anak mama yang mau melindungi teman-teman nya, Kakak Justru sekarang yang takut sama dunia" Radit diam. Tak ada kata yang bisa ia ucapkan karena mamanya benar.
"Kak, lakukan apa yang Kamu mau, hal apa yang buat kamu senang, hal apa yang bagi kamu adalah hal terbaik untuk kamu. Kakak itu manusia normal, Kamu bisa bicara kalau nggak suka, kamu bisa bertindak kalau hal itu nggak bener, kamu bisa segalanya, Kak. Jangan diem dan nunggu perubahan sendiri. Hal kecil yang kamu lakukan sekarang itu akan berpengaruh sama masa yang akan datang"
"Radit jadi beban buat mama ya?" Radit menatap mamahnya, ada selaput bening yang melapisi mata mamahnya. Tapi mamahnya justru menggeleng. "Radit udah cukup ganggu waktunya mamah, Radit nggak mau ganggu waktunya Rara, Radit nggak mau jadi penghambat semua mimpinya Rara. Radit nggak mau Rara kehilangan fokus karena Radit sakit. Radit mau Rara tenang belajar dan nggak ganggu kuliahnya"
Tak ada kata lagi. Mamahnya diam. Tangisnya pecah saat dengar Radit bicara begitu. Sampai Radit tak kuasa ikut larut dalam suasana haru yang sudah diciptakan oleh mamahnya.
Perpisahan dengan Rara, itu artinya hari-hari selanjutnya tak akan ada lagi tawa yang ia tunggu, tak akan ada lagi cerita tentang bagaimana lelahnya hari ini, tak akan ada lagi telepon di pagi hari hanya untuk memastikan Radit sudah bangun tidur dan berangkat ke kampus tepat waktu. Radit bukan tidak sanggup menjalani hubungan jarak jauh, tapi keadaan Radit yang sekarang justru akan membuat mereka bukan lagi terhalang jarak dan waktu.
Radit sudah tahu, cepat atau lambat ia juga pasti akan meninggalkan Rara. Mungkin bukan cuma Rara tapi Mamahnya yang sangat perhatian, ayah yang selalu bicara menggunakan emosinya, dan Lala adik kecil yang pasti akan kehilangan kuda nya.
"Kita usaha sama-sama ya Kak, Kamu yakin pasti bisa sembuh. Mamah akan dampingi kamu, di sebelah kamu Kak. Jangan takut" Mamahnya menggenggam tangan Radit, menyakinkan Radit jika semuanya akan baik-baik saja. "Nanti saat kamu sembuh, kamu bisa memulai lagi hal yang jadi cita-cita kamu, untuk Rara. Semangat ya Kak, Mamah sayang Kakak"
***
Rara pulang sangat sore, mungkin jika Rara tidak takut dingin ia akan berada di sini Sampai malam. Sampai langit menghitam dan kembali membuat warna jingga. Rara tidak ingin kembali ke rumah dengan suasana hati yang kacau, Rara tidak mau memberi tahu pada orang-orang di rumah jika hati Rara baru saja di sayat pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Mu, ATAU pacar Mu?
RandomSebuah kisah mainstream antara laki-laki dan perempuan yang bersahabat, yang tak bisa bohong pada dua rasa yang dilanda ketakutan oleh sebuah perpisahan. "Ra, jangan terlalu cepat bicara cinta" sebuah kata yang akhirnya terbukti pada sebuah kisah y...